Baru Tercatat di BEI, Saham CDIA, MERI, dan COIN Kena UMA

15 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan sejumlah saham lantaran ada peningkatan harga saham di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

Beberapa yang dipantau Bursa adalah saham-saham pendatang baru, antara lain saham PT Chandra Daya Investama Tbk (CDIA), PT Merdeka Energi Nusantara Tbk (MERI), dan PT Indokripto Koin Tbk (COIN).

Saham-saham tersebut masuk radar bursa karena terjadi peningkatan harga saham di luar kebiasaan. “Sehubungan dengan terjadinya Unusual MarketActivity atas saham-saham tersebut, perlu kami sampaikan Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (16/7/2025).

Catatan saja, pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Sehubungan dengan terjadinya UMA pada saham-saham tersebut, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. 

Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi. 

Pada perdagangan hari ini, saham CDIA mentok auto reject atas (ARA) dengan kenaikan 24,80 persen ke posisi 780. Dengan demikian, harga saham CDIA telah naik sekitar 310,5 persen dari harga IPO yang dipatok Rp190 per saham. 

Saham MERI juga sentuh ARA dengan kenaikan 24,86 persen ke posisi 452. Sehingga, saham MERI telah naik sekitar 253,1 persen dari harga IPO sebesar Rp128 per saham.

Tak mau kalah, COIN sentuh ARA dengan kenaikan 24,74 persen ke posisi 474. Sehingga, saham COIN telah naik sekitar 374 persen dari harga IPO sebesar Rp100 per saham. 

Sekilas IPO CDIA, MERI, dan COIN

PT Chandra Daya Investama Tbk (CDIA) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025. Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan besar dan konstruksi ini melepas sebanyak 12,48 miliar saham baru dengan harga penawaran Rp190 per saham. Dari aksi korporasi ini, CDIA berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp2,37 triliun.

PT Mery Riana Edukasi Tbk (MERI) juga melantai di BEI pada 9 Juli 2025. Emiten yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan ini menawarkan 235 juta saham baru atau setara 22,73% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga IPO dipatok Rp128 per saham, sehingga total dana yang berhasil dikumpulkan mencapai sekitar Rp30,1 miliar.

PT Indokripto Koin Tbk (COIN) merupakan emiten yang bergerak di bidang pengelolaan aset digital dan teknologi blockchain. Sahamnya mulai diperdagangkan di BEI pada 9 Juli 2025. Dalam penawaran umum perdana, COIN melepas sebanyak 2,2 miliar saham dengan harga Rp100 per saham dan meraup dana sebesar Rp220 miliar dari hasil IPO.

BEI Optimistis Target IPO 2025 Tercapai

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap optimistis target penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2025 akan tercapai.

Optimisme ini didukung oleh tren positif yang masih berlanjut di pasar modal Indonesia dibandingkan dengan kondisi global maupun regional.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan pihaknya tengah menunggu laporan keuangan per Juni 2025 dari para calon emiten yang akan menggunakan laporan semester pertama sebagai dasar pencatatan saham pada semester II tahun ini.

“Jadi begini teman-teman. Kalau kita melihat, lihat juga perbandingan dengan dunia. Kalau di dunia, termasuk di ASEAN, dan non-ASEAN, ya kita masih yang terbaik. Kondisinya sangat dinamis. Nah terkait dengan pencapaian tentunya kami masih melihat, masih menunggu laporan keuangan yang akan disampaikan dengan menggunakan laporan keuangan per Juni. Kan mereka baru nyiapin tuh,” ujar Nyoman, Kamis (10/7/2025).

Nyoman menjelaskan, dalam dua tahun terakhir, jumlah perusahaan yang menggunakan laporan keuangan per Juni untuk mengajukan IPO berkisar antara 45 hingga 47 perusahaan.

Data BEI ini menjadi salah satu indikator penting yang akan mendukung pencapaian target IPO di paruh kedua tahun ini.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |