Waspada! Perundungan di Dunia Kerja Mengintai, Psikolog Beberkan Cirinya

1 month ago 31

Liputan6.com, Palangka Raya - Perundungan atau bullying di tempat kerja adalah isu krusial yang mengancam kesehatan mental dan produktivitas karyawan. Fenomena ini dapat menimpa semua kalangan, mulai dari rekan kerja, atasan, hingga bawahan.

Psikolog asal Palangka Raya Rensi menerangkan, perundungan di dunia kerja dapat berakibat buruk pada kesehatan psikologis dan fisik. Tak hanya itu, perundungan juga memengaruhi produktivitas dan kinerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Umumnya, korban perundungan akan mengalami stres, kecemasan, depresi, penurunan motivasi, dan cenderung menghindari interaksi sosial. Bahkan, dapat berujung pada pengunduran diri dari pekerjaan.

"Sesuatu itu bisa dikatakan perundungan jika dalam relasinya ditemukan adanya perilaku yang agresif dengan tujuan menyakiti secara sengaja dan umumnya dilakukan berulang," ungkap Rensi, kepada Liputan6.com, Sabtu (26/7).

Rensi juga menjelaskan, kunci untuk menghentikan perundungan di tempat kerja terletak pada peningkatan kesadaran akan bahayanya. Ia juga mendorong para pegawai harus menciptakan budaya kerja yang saling menghormati, sportif dan peduli satu sama lain.

Selain itu, perusahaan juga wajib menerapkan aturan dan kebijakan anti-perundungan di tempat kerja. Dengan begitu, nantinya setiap karyawan turut bertanggung jawab untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman.

"Cara menghentikan perundungan di dunia kerja dengan meningkatkan kesadaran kepada masing-masing pegawai,"bebernya.

Ciri-ciri Perundungan

Menurut Rensi, perundungan tidak selalu berwujud kekerasan fisik yang kasat mata. Perundungan dapat menjelma dalam berbagai rupa, mulai dari ejekan verbal, pengucilan sosial, hingga intimidasi psikologis yang halus, bahkan melalui ranah digital (cyberbullying).

"Perundungan tidak hanya secara langsung baik verbal maupun fisik, namun ada juga yang tidak langsung," katanya.

Ia menekankan bahwa langkah paling fundamental dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman adalah dengan memahami secara mendalam berbagai bentuk perundungan. Ada beberapa jenis perundungan berdasarkan cara dan mediumnya.

1. Kontak Fisik Langsung:

Bentuk perundungan ini melibatkan sentuhan fisik secara langsung yang disengaja untuk menyakiti atau mengintimidasi. Contohnyameminta dengan paksa apa yang bukan miliknya, memukul, menampar, mendorong, menggigit, menarik rambut, memeras, dan tindakan kekerasan fisik lainnya.

2. Kontak Verbal Langsung:

Perundungan verbal adalah penggunaan kata-kata untuk menyerang, merendahkan, atau mengancam seseorang secara langsung. Ini bisa berupa mengancam, mempermalukan, mengganggu, memberi panggilan atau julukan tidak pantas, menggunakan sarkasme, merendahkan, mencela, atau mengejek.

3. Perilaku Non-Verbal Langsung:

Perundungan ini terjadi melalui ekspresi tubuh atau wajah tanpa perlu kata-kata. Pelakunya ingin menunjukkan dominasi atau rasa tidak suka.

Contohnya melihat dengan sinis atau melotot, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek atau mengancam melalui bahasa tubuh. Jenis ini biasanya disertai dengan bullying fisik atau verbal untuk memperkuat dampak intimidasi.

4. Perilaku Non-Verbal Tidak Langsung:

Bentuk perundungan ini lebih halus dan seringkali sulit dideteksi. Hal ini karena tidak melibatkan interaksi secara langsung yang agresif, namun dampaknya bisa sangat menyakitkan secara emosional.

Contohnya seperti mendiamkan atau mengabaikan seseorang, sengaja mengucilkan atau mengabaikan keberadaan individu, dan mengirimkan surat kaleng atau pesan anonim yang mengintimidasi.

5. Cyber Bullying (Perundungan Siber):

Seiring dengan perkembangan teknologi, perundungan juga merambah ke ranah digital. Perundungan jenis ini merupakan bentuk tindakan yang dapat menyakiti orang lain melalui sarana media elektronik. Seperti, pencemaran nama baik melalui media sosial, pesan-pesan ancaman dan ujaran kebencian melalui platform digital.

Tips agar terhindar dari perundungan

Agar para karyawan terhindar dari perundungan di tempat kerja, Rensi membagikan beberapa tips. Menurutnya, karyawan perlu menetapkan batasan diri yang jelas untuk menolak tindakan agresif secara profesional.

Ia juga berpendapat bahwa pekerja harus menghindari interaksi berlebihan dengan pelaku perundungan, agar tidak memicu konflik. Selain itu, penting untuk menghindari perilaku yang dapat menyinggung demi terciptanya lingkungan kerja yang positif.

"Nah ini yang harus dipahami, bahwa tidak semua hal bisa dijadikan bercanda atau dengan gampangnya berlindung di balik kata tersebut," ujarnya.

Rensi pun meningatkan jika tingkat kerentanan dan ketahanan psikologis setiap orang berbeda-beda. Maka dari itu, ia menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik antar rekan kerja, guna menciptakan sistem saling dukung yang positif.

Namun, apabila seseorang telah menjadi korban perundungan, Rensi meminta untuk segera melaporkan hal tersebut kepada orang yang tepat. Ia juga menyarankan untuk mencari bantuan, termasuk berkonsultasi dengan tenaga profesional guna mengatasi dampak psikologis.

"Sistem pendukung setiap orang berbeda dengan yang lainnya, begitu juga dengan kepribadiannya juga bisa beda,"pungkasnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |