Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali cetak rekor tertinggi pada perdagangan Kamis, 2 Oktober 2025. Kenaikan tiga indeks saham acuan di wall street seiring investor mengabaikan kekhawatiran terkait penutupan pemerintah AS atau shutdown pemerintah AS yang telah memasuki hari kedua.
Mengutip CNBC, Jumat (3/10/2025), indeks S&P 500 naik tipis 0,06% menjadi 6.715,35. Indeks tersebut naik 0,3% pada puncaknya, mencapai rekor tertinggi intraday baru. Indeks Dow Jones menguat 78,62 poin atau 0,17% ke posisi 46.519,72. Indeks Nasdaq bertambah 0,39% menjadi 22.844,05.
Indeks yang sarat teknologi ini juga mencapai rekor intraday baru, didukung oleh kenaikan saham Nvidia, yang juga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Hal ini seiring investor terus memburu saham raksasa kecerdasan buatan tersebut.
Menekan sentimen, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan kepada CNBC pada Kamis, produk domestik bruto mungkin "terpukul" sebagai akibat dari penutupan pemerintah yang sedang berlangsung. Komentarnya meningkatkan kekhawatiran investor bahwa kinerja ekonomi AS akan semakin terpukul jika penutupan pemerintah berlanjut.
Harapan penghentian pendanaan federal atau shutdown pemerintah AS akan berlangsung singkat dan dengan demikian membatasi dampak serius terhadap perekonomian mendorong tiga indeks saham utama AS ke zona hijau pada sesi sebelumnya. Indeks S&P 500 ditutup di atas ambang batas 6.700 untuk pertama kalinya. Dow Jones juga mencatat rekor penutupan pada hari perdagangan sebelumnya.
Sesuai Perkiraan
Penutupan pemerintah dimulai setelah para petinggi Partai Demokrat dan Republik gagal memenuhi tenggat waktu pada Selasa untuk menyepakati kesepakatan yang akan menjaga pendanaan pemerintah.
Para anggota parlemen saling menyalahkan atas penghentian tersebut sementara Partai Demokrat tetap teguh pada tuntutan mereka untuk menggunakan langkah tersebut guna memperpanjang kredit pajak perawatan kesehatan bagi jutaan warga Amerika Serikat.
Presiden Donald Trump mengatakan pada Kamis kalau Partai Demokrat telah memberinya "kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya" untuk memangkas badan-badan federal.
"Penutupan pemerintah tampaknya berjalan sesuai perkiraan, dengan kedua belah pihak lebih suka berbicara melalui mikrofon daripada menegosiasikan anggaran riil yang mendanai pemerintah dalam jangka panjang," ujar Manajer Portofolio Senior di Zacks Investment Management, Brian Mulberry.
Investor Tetap Cermati
"Pasar akan menoleransi hal ini selama beberapa hari, tetapi jika pemerintah berhasil memangkas berbagai departemen, hal ini mungkin dianggap sebagai dampak positif jangka panjang, tetapi disrupsi jangka pendek,” ia menambahkan.
Meskipun pasar secara historis tidak terlalu terpengaruh oleh penutupan pemerintah, investor lebih memperhatikan penutupan ini mengingat kebijakan dan latar belakang makroekonomi yang lebih fluktuatif, valuasi pasar yang tinggi, dan tingkat konsentrasi di tengah reli yang dipicu oleh AI, serta kekhawatiran inflasi yang berkelanjutan.
Trump telah mengancam pemecatan massal permanen pegawai federal di bawah penutupan pemerintah, yang memperburuk kekhawatiran yang ada tentang perlambatan pasar tenaga kerja.
Hingga Kapan Shutdown Berlangsung jadi Pertanyaan Investor
Pertanyaan terbesar bagi investor adalah berapa lama kebuntuan ini akan berlangsung. Kemungkinan akan berlarut-larut setidaknya selama tiga hari karena Senat dijadwalkan libur pada Kamis untuk memperingati Yom Kippur, menjadikan Jumat sebagai hari berikutnya para Senator diharapkan untuk kembali memberikan suara. Di pasar prediksi, para pedagang bertaruh penutupan pemerintah dapat berlangsung selama hampir dua minggu.
Ketiadaan data ekonomi selama penutupan pemerintah minggu ini juga menjadi perhatian utama, karena laporan penggajian non-pertanian September tidak akan dirilis pada Jumat karena Departemen Tenaga Kerja menghentikan hampir semua aktivitas.
Federal Reserve diperkirakan mengumumkan penurunan suku bunga pada pertemuan Oktober mendatang setelah data ADP Rabu pagi menunjukkan penurunan penggajian swasta bulan lalu dan karena dampak lebih lanjut dari penutupan pemerintah yang sedang berlangsung masih harus dilihat.