Liputan6.com, Jakarta PT Hero Global Investment Tbk terus berkomitmen untuk pengembangan energi terbarukan. Perusahaan dengan kode saham HGII ini memiliki inisiatif kemitraan strategis berfokus pada pengembangan energi terbarukan untuk keberlanjutan.
"HGII percaya, keberlanjutan adalah tentang kolaborasi yang diterjemahkan dalam langkah-langkah strategis. Energi terbarukan memerlukan ekosistem yang saling menguatkan dan mendorong penciptaan nilai bagi para pemangku kepentingan, ” ujar Direktur Utama HGII Robin Sunyoto, Senin (13/10/2025).
Apalagi, HGII terus berinvestasi dalam menciptakan inovasi yang dikembangkan dalam mengembangkan energi terbarukan. "Melalui kemitraan strategis, HGII memperkuat posisinya dalam investasienergi terbarukan menghasilkan listrik bersih untuk transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emission 2060,"” ujar Robin Sunyoto.
Saat ini HGII melalui anak-anak usahanya mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mini-hidro (PLTM) berkapasitas 19 MW dan kepemilikan minoritas Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) berkapasitas 3 MW.
Dengan inovasi kemitraan strategis, HGII menargetkan untuk meningkatkan kapasitas pembangkit hingga 100 MW pada tahun 2031.
“Yonden sebagai mitra strategis kami, adalah perusahaan publik di Tokyo Stock Exchange. Sebagai pemain global di berbagai negara, perusahaan utilitas Jepang ini mengukuhkan kemitraan dengan kepemilikan saham 25% di HGII pada awal 2025 untuk fokus mengembangkan energi baru terbarukan,“ lanjut Robin.
Dihadang Cuaca Ekstrem, HGII Masih Raup Laba Rp 11 Miliar di Semester I 2025
Sebelumnya, PT Hero Global Investment Tbk (HGII), perusahaan holding yang bergerak di sektor energi bersih dan infrastruktur, mencatatkan kinerja yang solid pada semester pertama 2025. Walaupun menghadapi tantangan eksternal seperti musim kemarau yang datang lebih awal di wilayah Sumatera, perusahaan tetap berhasil mempertahankan margin dan memperkuat struktur keuangannya secara signifikan.
Musim kemarau yang tiba lebih awal di sebagian besar wilayah operasional HGII, khususnya Sumatera, menyebabkan penurunan debit air pada beberapa pembangkit mini-hidro milik entitas anak. Hal ini berdampak langsung terhadap volume produksi dan penjualan listrik selama kuartal kedua.
Meskipun demikian, perusahaan masih mampu membukukan pendapatan sebesar Rp35,6 miliar dan laba bersih Rp11,2 miliar, dengan margin laba kotor dan laba bersih yang tetap tinggi di angka 81% dan 31,5%.
“Kondisi cuaca ekstrem merupakan risiko operasional yang sudah kami antisipasi dalam strategi jangka panjang. Dengan diversifikasi portofolio dan penguatan sistem monitoring di lapangan, kami tetap optimis terhadap keberlanjutan operasional di semester berikutnya,” ujar Direktur Utama HGII Robin Sunyoto dikutip Rabu (30/7/2025).
Keberhasilan penawaran umum perdana saham (IPO) pada Januari 2025 menjadi katalis positif bagi penguatan posisi keuangan perusahaan. Total aset meningkat menjadi Rp960,3 miliar, naik 34% dari akhir 2024, sementara kas dan setara kas melonjak signifikan menjadi Rp280 miliar.
Struktur Permodalan
Struktur permodalan semakin solid, tercermin dari rasio utang terhadap ekuitas (DER) yang rendah di angka 0,29x dan rasio lancar (current ratio) yang sangat kuat di 8,6x.
Selain itu, sejumlah proyek baru yang telah masuk ke dalam pipeline perusahaan juga menunjukkan kemajuan yang stabil di tahap pra-konstruksi. Kegiatan seperti survei lokasi, penyusunan desain teknis awal, pemenuhan perizinan, hingga penjajakan kerja sama dengan kontraktor EPC saat ini sedang berlangsung.
“Semester pertama adalah momentum konsolidasi pasca IPO. Kami fokus pada penggunaan dana hasil IPO untuk mendukung pengembangan proyek strategis di sektor energi baru dan terbarukan,” tambah Robin.