Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin, (13/10/2025). Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi setelah China dan Amerika Serikat (AS) memperketat perdagangan dan saling tuding. Hal itu memicu kembali ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Mengutip CNBC, Senin pekan ini, China mengatakan tidak akan takut dengan perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Hal ini setelah Presiden Trump berjanji untuk mengenakan tarif pembalasan baru yang berat terhadap impor China.
Seorang juru bicara Kementerian Perdagangan China menuduh AS menerapkan “standar ganda yang baku” dengan janji Trump pada Jumat pekan ini untuk mengenakan tarif tambahan 100% pada impor itu. Hal ini setelah China memberlakukan kontrol ekspor baru pada mineral tanah jarang.
Dalam catatan Goldman Sachs menyebutkan, pengumuman kebijakan baru-baru ini mungkin menandakan China bermaksud untuk mendorong konsesi lebih besar dari Amerika Serikat.
Pada perdagangan Senin pagi ini, indeks ASX 200 di Australia melemah 0,68%. Indeks Kospi di Korea Selatan anjlok 2,35% dan indeks Kosdaq susut 2,24%.
Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng menunjukkan pembukaan lebih rendah, diperdagangkan di level 24.968, dibandingkan penutupan indeks sebelumnya di level 26.290,32. Sementara itu, bursa saham Jepang libur.
Wall Street Melemah
Dalam sebuah unggahan di Truth Social pada Minggu, Trump mengisyaratkan kepada para investor bahwa presiden mungkin tidak akan menindaklanjuti ancamannya untuk mengenakan "kenaikan tarif besar-besaran" terhadap China.
Komentar pada Jumat itu kembali mengemuka, dan membuat saham-saham anjlok tajam hingga melenyapkan nilai pasar sebesar USD 2 triliun.
"Jangan khawatir tentang China, semuanya akan baik-baik saja! Presiden Xi yang sangat dihormati baru saja mengalami masa sulit. Dia tidak menginginkan Depresi Besar menimpa negaranya, begitu pula saya," tulis Trump.
"AS ingin membantu China, bukan merugikannya."
Pada Jumat di Amerika Serikat, tiga indeks utama AS mengalami penurunan di wall street.
Saham-saham mengalami percepatan penjualan menjelang penutupan di wall street, dengan Dow Jones Industrial Average ditutup turun 878,82 poin, atau 1,9%, pada level 45.479,60. Indeks S&P 500 melemah 2,71% dan ditutup pada level 6.552,51, sementara Nasdaq Composite turun 3,56% menjadi 22.204,43. Penurunan indeks ini merupakan yang terbesar sejak 10 April.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 10 Oktober 2025
Mengutip Antara, bursa saham regional Asia pada Jumat sore ini antara lain, indeks Nikkei turun 496,44 poin atau 1,02 persen ke level 48.084,00, indeks Shanghai terpangkas 36,94 poin atau 0,94 persen ke posisi 3.897,03.
Kemudian indeks Hang Seng susut 462,27 poin atau 1,73 persen ke posisi 26.290,32, dan indeks Straits Times tergelincir 13,44 poin atau 0,30 persen ke 4.427,06.
Penutupan IHSG pada 10 Oktober 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau pada perdagangan saham Jumat (10/10/2025). Kenaikan IHSG itu terjadi di tengah mayoritas sektor saham menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik terbatas 0,08% ke posisi 8.257,85. Level IHSG itu termasuk tertinggi dari sebelumnya pada perdagangan kemarin ditutup di level tertinggi di 8.250,93.
Indeks saham LQ45 merosot 0,82% ke posisi 793,61. Sebagian besar indeks saham acuan memerah. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.270,33 dan level terendah 8.194,04. Sebanyak 338 saham menguat sehingga angkat IHSG.
Sementara itu, 331 saham melemah dan bebani IHSG. 133 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 2.456.127 kali dengan volume perdagangan saham 48,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 24,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.551.
Sektor Saham
Dari 11 sektor saham, dua sektor saham melemah. Sektor saham keuangan merosot 1,26% dan sektor saham consumer siklikal susut 0,28%.
Sementara itu, sektor saham transportasi melonjak 3,04%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham energi menanjak 1,63%, sektor saham basic mendaki 1,64%, sektor saham industri bertambah 0,48%.
Selain itu, sektor saham consumer nonsiklikal melejit 0,48%, sektor saham kesehatan menguat 0,60%, sektor saham properti bertambah 1,31%, sektor saham teknologi menanjak 0,94%, dan sektor saham infrastruktur menguat 2,18%.