Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Jumat, 3 Oktober 2025. Indeks S&P 500 melemah dari posisi rekor, tetapi mempertahankan kenaikan mingguan yang solid meski penutupan pemerintah AS atau shutdown pemerintah AS telah berlangsung selama tiga hari.
Mengutip CNBC, Sabtu (4/10/2025), indeks S& P500 hanya naik 0,01% ke posisi 6.715,79. Indeks Nasdaq melemah 0,28% dan ditutup ke posisi 22.780,51. Indeks Dow Jones menguat 238,56 poin atau 0,51% ke posisi 46.758,28.
Sementara itu, indeks Russell 2000 juga melompat 0,72% dan ditutup ke posisi 2.476,18. Empat indeks acuan telah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada awal sesi perdagangan.
Saham-saham sedikit terpukul dalam perdagangan Jumat sore oleh penurunan saham-saham teknologi utama seperti Palantir Technologies, Tesla, dan Nvidia.
Palantir memimpin penurunan S&P 500, turun 7,5%, sementara Tesla dan Nvidia masing-masing turun lebih dari 1% dan hampir 1%. Indeks Volatilitas CBOE melonjak, menandakan beberapa investor berebut membeli perlindungan terhadap penurunan S&P 500 di masa mendatang dalam bentuk kontrak put.
Kinerja Mingguan
Namun, tiga indeks utama mencatatkan penutupan mingguan yang positif. S&P 500 naik sekitar 1,1% dalam seminggu, bersama dengan 30 saham Dow Jones, sementara Nasdaq yang didominasi saham teknologi naik 1,3%. Russell, saham berkapitalisasi kecil, melonjak hampir 2% dalam periode tersebut.
Investor telah mengabaikan kecemasan seputar penutupan pemerintah, yang memasuki hari ketiganya pada hari Jumat. Meskipun penghentian tersebut telah memperburuk kekhawatiran mendasar tahun ini tentang hambatan makroekonomi dan kebijakan, risiko inflasi, dan pasar tenaga kerja yang melambat, investor memperkirakan hal ini akan berlangsung singkat, sehingga membatasi potensi dampak terhadap ekonomi AS.
Mereka yang berada di Wall Street juga yakin bahwa penutupan pemerintah tidak akan menghentikan momentum perdagangan kecerdasan buatan. Penutupan pemerintah sebelumnya bukanlah peristiwa yang menggerakkan pasar.
Shutdown Pemerintah AS
Penutupan pemerintah telah menyebabkan penghentian data ekonomi, dan penghentian sementara Departemen Tenaga Kerja terhadap hampir semua aktivitas telah memblokir rilis laporan penggajian non-pertanian September pada Jumat.
Meskipun hal itu menghilangkan faktor yang dapat menekan saham, hal itu mengurangi jumlah data ekonomi yang dapat diperhitungkan Federal Reserve untuk keputusan suku bunganya pada pertemuan bulan Oktober.
Pasar sebagian besar memperkirakan bank sentral akan menurunkan suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase pada saat itu, menurut alat CME FedWatch.
Menambah kekhawatiran yang sedang berlangsung mengenai pasar tenaga kerja, Presiden Donald Trump telah mengancam akan melakukan PHK besar-besaran dan mengatakan pada Kamis kalau Partai Demokrat telah memberinya "kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya" untuk memangkas lembaga-lembaga federal.
Potensi Dampak Shutdown AS
Menteri Keuangan Scott Bessent juga mengatakan kepada CNBC pada Kamis kalau penghentian pendanaan federal saat ini dapat menyebabkan "pukulan terhadap PDB, pukulan terhadap pertumbuhan, dan pukulan bagi para pekerja Amerika." Kantor Anggaran Kongres memperkirakan 750.000 pegawai federal akan dirumahkan setiap harinya.
Pernyataan mereka muncul sehari setelah data penggajian swasta mencatat penurunan terbesar sejak Maret 2023 pada September, menurut ADP.
Laporan Rabu tersebut menjadi indikasi lain kalau pasar tenaga kerja sedang melemah, dan beberapa pihak percaya bahwa kondisi pasar tenaga kerja yang dikombinasikan dengan penutupan pemerintah memperkuat alasan bagi The Fed untuk melakukan pemangkasan.
Perkuat Reli Saham
"Kami memandang data pengganti yang beragam dan bersumber dari swasta pada bulan September untuk laporan pekerjaan yang tertunda dari Departemen Tenaga Kerja cukup lemah untuk membenarkan pemangkasan suku bunga lagi oleh Federal Reserve pada pertemuan FOMC 29 Oktober,” ujar Analis strategi investasi senior di Wells Fargo Investment Institute, Jennifer Timmerman.
Prospek pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed, yang diperkuat oleh sinyal bahaya bagi perekonomian yang dikibarkan oleh data ketenagakerjaan terbaru, telah memperkuat reli saham dan membuat imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun acuan cukup rendah, yaitu 4,11%, sehingga mengangkat indeks S&P 500 ke level tertinggi sepanjang masa.