Terungkap Penyebab Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire

3 weeks ago 20

Liputan6.com, Jakarta Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan gempa magnitudo 6,6 pada kedalaman 24 km 12 km barat daya Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Jumat (19/09/2025) menyebabkan kerusakan.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, kerusakan itu pada umumnya menimpa bangunan dan fasilitas umum di wilayah Nabire, di antaranya kerusakan pada sejumlah rumah warga, Bandara Nabire, Jembatan Siriwini dan sebuah gereja, serta jaringan komunikasi sempat terputus.

"Berdasarkan laporan BMKG, guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas V MMI di wilayah Nabire, IV-V MMI di Wasior, III-IV MMI di Enarotali, III MMI di Timika, II - III MMI di Biak dan Supiori. Daerah ini terletak pada Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi menengah hingga tinggi," ungkap Wafid di Bandung, Sabtu (20/09/2025).

Wafid mengatakan gempa bumi itu bersumber dari Pensesaran Anjak (Naik) Weyland yang memiliki kemiringan bidang sesar ke arah tenggara.

Pada umumnya kerusakan atau dampak gempa bumi yang memiliki mekanisme gempa bumi sesar naik, akan tegak lurus dengan kemiringan bidang sesarnya.

"Sumber gempa bumi ini memiliki kemiringan ke arah Tenggara, sehingga dampak gempa bumi akan dialami lebih besar di wilayah sebelah Tenggara dari pusat gempa bumi," ujar Wafid.

Berdasarkan sejarahnya lanjut Wafid, Nabire dan sekitarnya pernah empat kali mengalami gempa bumi besar yang merusak, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1994 dan 2004, dengan kekuatan gempa antara M 6,4 hingga M 7,1.

Keempat gempa bumi tersebut dirasakan dengan intensitas gempa bumi VI hingga VIII Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), dan menimbulkan kerusakan pada bangunan dan fasilitas umum (Bandara Nabire), serta menimbulkan korban jiwa meninggal dan luka-luka.

"Gempa bumi tahun 2004, dilaporkan mengakibatkan terjadinya likuifaksi di Desa Sanoba dan Kimi, serta gerakan tanah di Wanggar," jelas Wafid.

Sebaran gempa bumi susulan biasanya memperlihatkan arah bidang sesar dan dimensi area pecah (rupture area) dari gempa bumi ini.

Berdasarkan ploting gempa bumi utama (mainshock) dan gempa bumi susulannya (aftershocks), memperlihatkan arah bidang sesar relatif Utara Timur Laut - Selatan Barat Daya (UTL-SBD) dan dimensi area pecah memiliki panjang kurang lebih sepanjang 120 km, lebar 25 km.

"Berdasarkan informasi kerusakan yang diperoleh dari media, memperlihatkan wilayah yang mengalami kerusakan berada di sebelah barat laut dari pusat gempa bumi, ini menunjukan kemiringan bidang sesar ke kedua arah, baik ke Tenggara maupun ke arah baratlaut," ungkap Wafid.

6 Rekomendasi Badan Geologi

Adanya kejadian gempa bumi merusak di Nabire ini, Badan Geologi Kementerian ESDM menerbitkan enam rekomendasi. Yaitu:

1. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

2. Gempa bumi ini berpotensi menimbulkan kerusakan pada bangunan, terutama dengan masih adanya guncangan yang berasal dari gempa bumi susulan, dan berpotensi menimbulkan bahaya ikutan lainnya seperti retakan pada permukaan tanah, likuefaksi dan longsor.

3. Masyarakat diimbau melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman dari jatuhan benda dan material bangunan.

4. Masyarakat diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi.

5. Masyarakat diimbau menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan.

6. Bangunan di daerah rawan gempa bumi diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi.

27 Gempa Bumi Susulan

Badan Geologi Kementerian ESDM juga mencatat usai gempa bumi utama terjadi sedikitnya 27 gempa bumi susulan dengan magnitudo M 1,5 - M 4,9 dilaporkan masih mengguncang wilayah Nabire dan sekitarnya, yang diperkirakan masih akan bertambah.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di darat, pada koordinat 3,47°LS dan 135,49°BT, berjarak sekitar 12 km Baratdaya Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah dengan magnitudo M 6,6 pada kedalaman 24 km.

Sedangkan lembaga geologi The United States of Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, menyebutkan bahwa pusat gempa bumi berada pada koordinat 3,61°LS - 235,53°BT, magnitudo M 6,1 dengan kedalaman 10 km.

Sedangkan Geoforschung Potsdam GFZ Jerman, melaporkan pusat gempa bumi pada koordinat 3,51°LS - 135,52°BT, magnitudo M 6, 1 dengan kedalaman 30 km.

Berdasarkan parameter sumber gempa bumi dari USGS, gempa bumi ini memiliki arah bidang sesar (strike) 8° atau relatif berarah Baratdaya – Timurlaut (BD-TL), dengan kemiringan 36° ke arah tenggara. Mekanisme gempa bumi adalah sesar naik dengan komponen oblique mengiri. Sumber gempa bumi diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas Pensesaran Naik Weyland (Weyland Overthrust) di wilayah Nabire.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |