Liputan6.com, Medan Anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Sersan Mayor (Serma) TDA ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan berat, yang mengakibatkan istrinya, Astri Gustina Yolanda (35), tewas akibat tusukan senjata tajam.
"Yang bersangkutan melakukan tindakan penganiayaan dan penikaman. Sehingga meninggalnya terhadap istrinya," kata Kapendam I Bukit Barisan, Kol Inf Asrul Kurniawan Harahap di Markas Kodam I Bukit Barisan, Jumat (25/7).
Diketahui, tragedi berdarah itu terjadi di kediaman korban dan pelaku, Desa Sei Semayam, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (23/7) pagi.
"Keterangan saksi sekitar, mereka mendengar teriakan dari rumah itu. Saksi berdatangan, dan di situ korban sudah bersimbah darah," Asrul menerangkan.
Melihat korban bersimbah darah, warga sekitar membawa korban ke Rumah Sakit (RS) Latersia, Kota Binjai, lalu dirujuk ke RS Djoelham Binjai, dan dokter menyatakan korban sudah meninggal dunia.
"Nyawanya tidak tertolong dan meninggal dunia. Ada beberapa tusukan di lengan, di leher. Ada sedikit di jidat, dan di dada juga ada," Asrul menjelaskan.
Pelaku Sempat Melarikan Diri
Pelaku sempat melarikan diri, lalu ditangkap Tim Gabungan TNI di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, pada hari itu juga sekitar pukul 11.00 WIB.
"Pelaku mencoba melarikan diri, tapi kita tidak tahu tujuannya kemana. Setelah ditangkap, diserahkan langsung kepada Pomdam I Bukit Barisan untuk dilakukan pemeriksaan," Asrul menuturkan.
Anggota TNI yang berdinas di Detasemen Markas Kodam I Bukit Barisan itu diduga menusuk istrinya menggunakan sangkur. Karena di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukan sangkur, kacamata, dan kursi, serta tas.
"Barang-barang tersebut dijadikan barang bukti," Asrul menuturkan.
Warga Heboh
Kejadian ini membuat heboh warga yang tinggal di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Melihat kejadian itu, warga sekitar sempat menolong korban dengan membawanya ke rumah sakit terdekat.
"Tapi di perjalanan menuju rumah sakit di Binjai, korban meninggal dunia," ucap tetangga korban kepada wartawan, Kusmiyati.
Jeritan Histeris
Peristiwa pembunuhan tersebut terkuak setelah keluarga korban menjerit histeris. Teriakan itu mengundang kedatangan warga sekitar rumah.
"Tadi keluarga korban menjerit, mamanya. Lalu, warga terus berdatangan mendengar jeritan itu. Saya juga datang ke rumah korban, kejadiannya pagi saat hendak antar anak sekolah," jelasnya.
Warga sempat dibuat kaget dengan kondisi korban yang sudah lemas tidak berdaya duduk di teras dengan kondisi berlumuran darah.
"Saya enggak lihat lukanya, ada darah, korban terduduk di teras," ujarnya.
Dilarikan ke Rumah Sakit
Tetangga segera melarikan Ayu ke rumah sakit terdekat, namun nyawanya tidak tertolong. Kusmiyati mengaku tidak tahu persis penyebab kejadian itu.
Namun, diduga keduanya cekcok soal permasalahan rumah tangga. Apalagi sebulan belakangan keduanya sudah berpisah.
"Sepengetahuan saya, sebulan terakhir ini mereka pisah, kalau masalahnya kurang tahu," ungkapnya.
Olah TKP
Personel Polsek Sunggal, Tim Inafis Polrestabes Medan, dan Polisi Militer (Pom) Kodam I/Bukit Barisan (BB), turun ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan penyelidikan lebih lanjut.
Kapolsek Sunggal, Kompol Bambang Gunanti Hutabarat mengatakan, pihaknya turun ke TKP setelah mendapat informasi adanya peristiwa itu. Polisi belum menyimpulkan motif dan penyebab pembunuhan.
"Penanganan selanjutnya ke Pomdam," ucapnya.