PTPP Garap Proyek Transportasi di Filipina, Segini Nilainya

7 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - PT PP Tbk (PTPP) mendapatkan proyek transportasi massal di Filipina. Perseroan ditunjuk sebagai kontraktor utama internasional dalam pembangunan sistem transportasi massal modern senilai 10,7 miliar Peso Filipina dan USD 6,8 juta atau sekitar Rp 3,16 triliun lewat proyek Malolos-Clark Railway Contract Package S-01 (CP S-01) di Filipina.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (31/10/2025), proyek strategis ini merupakan bagian dari North-South Commuter Railway (NSCR), jalur kereta sepanjang 147 kilometer yang menjadi tulang punggung mobilitasi nasional Filipina.

PT PP Tbk akan membangun struktur rel laying sepanjang 1,2 kilometer dan satu stasiun empat lantai di kawasan Blumentritt, Metro Manila.

“Kepercayaan ini menunjukkan bahwa PTPP tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga dipercaya oleh pemilik proyek luar negeri. Kami membawa standar rekayasa, manajemen risiko, dan konstruksi hijau khas Indonesia ke level global,” tutur Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo.

Dengan hadir di proyek NSCR yang didanai oleh Asian Development Bank (ADB) dan Japan International Cooperation Agency (JICA), PTPP membuktikan kemampuannya memenuhi standar seleksi internasional yang sangat ketat, mulai dari aspek teknis, finansial, hingga tata kelola (governance). Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa brand PTPP kini diakui sejajar dengan kontraktor global terkemuka di Asia.

Selain membawa reputasi Indonesia, keikutsertaan PTPP di proyek ini juga akan memperkuat portofolio internasional perusahaan, meningkatkan kepercayaan investor, serta membuka peluang ekspansi proyek luar negeri pada masa mendatang, sejalan dengan strategi PTPP Go Global 2025–2030.

Teknologi, Inovasi, dan Standar Konstruksi Hijau Dalam melaksanakan proyek di jantung Metro Manila yang sangat padat, PTPP menerapkan pendekatan smart engineering dan digital construction, di antaranya:

 • Monoline Design: efisiensi fondasi untuk meminimalkan pembebasan lahan;

 • Giant Plumb Bob: teknologi presisi tinggi untuk ketegakan bore pile;

• ACC Document Routing (Autodesk Construction Cloud): sistem digital yang mempercepat verifikasi dokumen lintas tim.

PTPP Menurunkan Emisi Karbon

PTPP juga menerapkan prinsip green infrastructure, yang diproyeksikan mampu menurunkan emisi karbon hingga 60.000 ton per tahun, sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan (sustainability commitment) di kawasan Asia Tenggara.

Dengan semakin banyaknya proyek internasional yang digarap, PTPP memperkuat diversifikasi pendapatan, eksposur global, serta meningkatkan kepercayaan pasar terhadap fundamental bisnis perusahaan. Proyek Malolos–Clark Railway menjadi bukti nyata bahwa PTPP:

• Memiliki kapasitas finansial dan teknis diakui lembaga internasional;

• Dipercaya oleh pemerintah asing dan lembaga multilateral;

• dan secara strategis berperan membawa nama Indonesia dalam industri konstruksi global.

“Ini bukan sekadar proyek rel, tapi momentum kebangkitan konstruksi Indonesia di kancah global. PTPP siap memperluas jejak, meningkatkan nilai perusahaan, dan memperkuat kepercayaan investor,” kata Joko.

Tol Kataraja Seksi 1 Beroperasi, PTPP Pertegas Komitmen Bangun Infrastruktur Nasional

Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), perusahaan konstruksi dan investasi nasional di bawah naungan Danantara Indonesia, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan infrastruktur strategis nasional dengan merampungkan Jalan Tol Kamal–Teluk Naga–Rajeg (Tol Kataraja) Seksi 1.

Ruas tol tersebut resmi dibuka untuk masyarakat sejak 9 Oktober 2025 dan dapat dilalui secara gratis hingga 20 Oktober 2025.

Tol Kataraja Seksi 1 menjadi jalur penghubung penting antara Bandara Internasional Soekarno–Hatta dan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 yang dikembangkan Agung Sedayu Group. Infrastruktur ini diharapkan mampu memperlancar mobilitas warga, mempercepat arus logistik, serta membuka peluang ekonomi baru di wilayah Tangerang Utara, termasuk Kosambi, Teluknaga, dan Rajeg.

Pembukaan Tol Kataraja

Pembukaan Tol Kataraja atau Gate 1 Tol PIK 2 bertepatan dengan pelaksanaan Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) 2025. Ruas ini beroperasi secara fungsional tanpa tarif mulai 9 hingga 20 Oktober 2025 pukul 06.00–22.00 WIB. Pengendara dari Bandara Soekarno–Hatta menuju PIK 2 hanya membayar Tol Sedyatmo, sementara arah sebaliknya menuju Jakarta (Tol Dalam Kota dan JORR) juga dibebaskan dari tarif Tol Kataraja.

Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menegaskan beroperasinya ruas tol ini menjadi bagian penting dari upaya memperkuat jaringan transportasi nasional.

“Dibukanya Tol Kataraja Seksi 1 menjadi tonggak baru dalam pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan bandara dengan kawasan ekonomi strategis di utara Jakarta. Kami turut bangga karena penyelesaian jalan tol ini bisa memperluas konektivitas menuju berbagai destinasi wisata, peningkatan produktivitas perekonomian, serta saat ini dapat dinikmati oleh masyarakat secara gratis selama masa uji coba, mulai 9 hingga 20 Oktober 2025,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (16/10/2025).

Pengurai Kemacetan

Tol Kataraja Seksi 1 terintegrasi langsung dengan Tol Prof. Dr. Sedyatmo dan menjadi bagian awal dari jalur Kataraja yang nantinya terkoneksi dengan Tol Serbaraja (Serpong–Balaraja). Kehadiran tol ini diharapkan menjadi alternatif baru pengurai kemacetan di koridor barat Jabodetabek, sekaligus memperkuat rantai pasok dan efisiensi logistik lintas wilayah.

Dalam proses pembangunannya, PTPP menggunakan metode Traveler Balance Cantilever untuk tiga jembatan khusus, termasuk Jembatan Junction Sedyatmo yang melintas di atas Tol Prof. Dr. Sedyatmo. Teknologi ini memungkinkan pekerjaan konstruksi tetap berjalan tanpa mengganggu arus lalu lintas, sekaligus mempercepat penyelesaian proyek.

Selain itu, PTPP menerapkan inovasi value engineering pada desain box girder untuk meningkatkan efisiensi, memperkuat struktur, dan menjaga keselamatan kerja di kawasan padat aktivitas transportasi dan penerbangan. Langkah tersebut menunjukkan kemampuan teknis sekaligus komitmen perusahaan terhadap kualitas, inovasi, dan keberlanjutan proyek.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |