OJK Beri Bocoran Soal Usulan Free Float Minimal 30 Persen

5 days ago 15

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mengkaji ulang kebijakan free float atau porsi saham publik di bursa sebagai bagian dari upaya pendalaman pasar modal. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan pembahasan mengenai kebijakan tersebut telah dibahas bersama Komisi XI DPR RI dan Self-Regulatory Organization (SRO).

“Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR bulan lalu, kami menyampaikan usulan perubahan kebijakan free float mencakup inisial free float untuk IPO dan juga kewajiban free float saat menjadi emiten listing di bursa. Saat ini OJK bersama SRO sedang dalam proses review atas rencana implementasi kebijakan tersebut,” ujar Inarno dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB September 2025, Kamis (9/10/2025).

Ia menjelaskan, OJK mengusulkan perubahan pendekatan free float IPO dari yang sebelumnya berbasis nilai ekuitas menjadi berdasarkan kapitalisasi pasar. Langkah ini, kata Inarno, disesuaikan dengan praktik di sejumlah bursa global seperti Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.

Selain itu, OJK juga menyiapkan rancangan kebijakan peningkatan free float secara bertahap untuk memperkuat likuiditas pasar. 

“Kebijakan free float akan diiringi dengan insentif dan punishment serta peningkatan peran investor institusi domestik,” jelasnya.

Rencana finalisasi kebijakan free float akan kembali dibahas dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, bursa, dan asosiasi emiten yang dijadwalkan pada triwulan empat 2025.

OJK: Aksi Jual Asing di Pasar Saham Sentuh Rp 54,75 Triliun hingga September 2025

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, mengungkapkan investor asing masih mencatat aksi jual bersih (net sell) di pasar saham domestik. Hingga akhir September 2025, total net sell asing mencapai Rp 54,75 triliun secara year to date (ytd).

"Meskipun pasar modal domestik menunjukkan kinerja positif, investor asing terpantau membukukan net sale sebesar Rp 3,8 triliun secara month to month di pasar saham domestik. Sehingga secara year to date net sale investor asing tercatat sebesar Rp 54,75 triliun,” ujar Inarno.

Di sisi lain, pasar saham Indonesia tetap menunjukkan performa yang kuat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada September 2025 ditutup di level 8.061,06, menguat 2,94 persen secara bulanan atau 13,86 persen sejak awal tahun. Nilai kapitalisasi pasar juga meningkat menjadi Rp 14.890 triliun, bahkan sempat mencetak rekor tertinggi di Rp 14.995 triliun pada 29 September 2025.

Inarno menambahkan, peningkatan aktivitas pasar tetap didominasi investor domestik. 

"Likuiditas transaksi saham pada September 2025 terpantau meningkat, didominasi oleh investor individu domestik,” kata dia.

Secara keseluruhan, meski terjadi tekanan jual dari investor asing, OJK menilai fundamental pasar modal nasional masih solid. Hal ini terlihat dari tingginya partisipasi investor lokal dan peningkatan nilai transaksi harian yang sempat mencapai rekor Rp 24,02 triliun per hari.

BEI Targetkan IHSG Tembus 8.000, OJK Nilai Bisa Tercapai

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik optimisme Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menargetkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menembus level 8.000 pada Agustus ini, bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan semangat tersebut mencerminkan keyakinan terhadap kekuatan fundamental ekonomi Indonesia.

"OJK menyambut baik optimisme dari berbagai pihak, termasuk BEI, terhadap potensi penguatan IHSG. Semangat tersebut mencerminkan kepercayaan terhadap stabilitas perekonomian nasional dan prospek kinerja Emiten Indonesia yang terus menunjukkan perbaikan. Saya menilai level tersebut mampu dicapai," kata Inarno dikutip dari jawaban tertulisnya, Selasa (5/8/2025).

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |