Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar dibuka menguat pada Jumat, (3/10/2025). Pergerakan bursa saham Asia Pasifik ini mengikuti penguatan wall street karena investor mengabaikan penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC, investor menunggu untuk melihat berapa lama penutupan pemerintah atau shutdown pemerintah AS akan berlangsung untuk menilai seberapa parah dampaknya terhadap ekonomi. Secara historis, penutupan pemerintah di AS bukanlah peristiwa yang menggerakkan pasar.
Tingkat pengangguran Jepang pada September naik menjadi 2,6%, data pemerintah menunjukkan pada Jumat, lebih tinggi dari 2,4% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Angka terbaru ini dibandingkan dengan tingkat pengangguran 2,3% pada Agustus. Indeks manajer pembelian manufaktur negara itu untuk September akan dirilis nanti.
Indeks Nikkei 225 naik 0,42% pada pembukaan, sementara indeks Topix naik 0,35%. Indeks ASX/S&P 200 Australia turun 0,17%.
Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka sedikit lebih rendah, dengan kontrak berjangkanya diperdagangkan di level 27.273, dibandingkan penutupan indeks sebelumnya di level 27.287,12. Bursa saham China dan Korea Selatan tutup karena liburan.
Bursa Berjangka AS
Harga saham berjangka AS sedikit berubah pada awal sesi Asia setelah tiga indeks utama AS ditutup pada rekor tertinggi.
Semalam, S&P 500 naik tipis 0,06%, sementara Dow Jones Industrial Average naik lebih dari 78 poin, atau hampir 0,2%. Nasdaq Composite naik sekitar 0,4%, didorong oleh kenaikan 0,9% saham Nvidia yang mendorong produsen chip tersebut ke rekor tertinggi sepanjang masa. Produsen chip lainnya juga menguat, dengan Intel dan AMD masing-masing naik lebih dari 3%.
Penutupan pemerintah AS telah menyebabkan Departemen Tenaga Kerja menghentikan semua aktivitas, termasuk rilis laporan penggajian non-pertanian bulan September yang dijadwalkan pada Jumat.
Hal itu meski akan mengurangi jumlah data ekonomi yang dapat dipertimbangkan Federal Reserve dalam keputusan suku bunganya pada pertemuan Oktober, hal itu juga menghilangkan faktor yang dapat memberikan tekanan pada saham.
Penutupan Wall Street pada 2 Oktober 2025
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali cetak rekor tertinggi pada perdagangan Kamis, 2 Oktober 2025. Kenaikan tiga indeks saham acuan di wall street seiring investor mengabaikan kekhawatiran terkait penutupan pemerintah AS yang telah memasuki hari kedua.
Mengutip CNBC, Jumat (3/10/2025), indeks S&P 500 naik tipis 0,06% menjadi 6.715,35. Indeks tersebut naik 0,3% pada puncaknya, mencapai rekor tertinggi intraday baru. Indeks Dow Jones menguat 78,62 poin atau 0,17% ke posisi 46.519,72. Indeks Nasdaq bertambah 0,39% menjadi 22.844,05.
Indeks yang sarat teknologi ini juga mencapai rekor intraday baru, didukung oleh kenaikan saham Nvidia, yang juga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Hal ini seiring investor terus memburu saham raksasa kecerdasan buatan tersebut.
PDB AS Bakal Terpukul
Menekan sentimen, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan kepada CNBC pada Kamis, produk domestik bruto mungkin "terpukul" sebagai akibat dari penutupan pemerintah yang sedang berlangsung. Komentarnya meningkatkan kekhawatiran investor bahwa kinerja ekonomi AS akan semakin terpukul jika penutupan pemerintah berlanjut.
Harapan penghentian pendanaan federal akan berlangsung singkat dan dengan demikian membatasi dampak serius terhadap perekonomian mendorong tiga indeks saham utama AS ke zona hijau pada sesi sebelumnya, dengan S&P 500 ditutup di atas ambang batas 6.700 untuk pertama kalinya. Dow Jones juga mencatat rekor penutupan pada hari perdagangan sebelumnya.
Penutupan pemerintah dimulai setelah para petinggi Partai Demokrat dan Republik gagal memenuhi tenggat waktu pada Selasa untuk menyepakati kesepakatan yang akan menjaga pendanaan pemerintah.
Shutdown AS Sesuai Perkiraan
Para anggota parlemen saling menyalahkan atas penghentian tersebut sementara Partai Demokrat tetap teguh pada tuntutan mereka untuk menggunakan langkah tersebut guna memperpanjang kredit pajak perawatan kesehatan bagi jutaan warga Amerika Serikat.
Presiden Donald Trump mengatakan pada Kamis kalau Partai Demokrat telah memberinya "kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya" untuk memangkas badan-badan federal.
"Penutupan pemerintah tampaknya berjalan sesuai perkiraan, dengan kedua belah pihak lebih suka berbicara melalui mikrofon daripada menegosiasikan anggaran riil yang mendanai pemerintah dalam jangka panjang," ujar Manajer Portofolio Senior di Zacks Investment Management, Brian Mulberry.
"Pasar akan menoleransi hal ini selama beberapa hari, tetapi jika pemerintah berhasil memangkas berbagai departemen, hal ini mungkin dianggap sebagai dampak positif jangka panjang, tetapi disrupsi jangka pendek,” ia menambahkan.