Liputan6.com, Bandung - Senior Manager Representative Office 3 Jasa Marga Metropolitan Tollroad Regional Division Plaza Tol Pasteur, Bandung, Agni Mayvinna memastikan keamanan jalan Tol Cipularang untuk dilalui pengendara saat memasuki libur panjang Tahun Baru Islam 1447 H bersamaan dengan masa libur pelajar sekolah.
Jaminan itu menyusul informasi yang beredar, terkait terjadinya pergeseran tanah di lokasi Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.
"Jasa Marga memastikan bahwa sampai dengan saat ini, Jalan Tol Cipularang aman untuk dilalui," ujar Agni dalam siaran medianya ditulis Bandung, Kamis (26/6/2025).
Agni menjelaskan berdasarkan pengamatan udara oleh tim Jasamarga Tollroad Maintenance (JMTM) selaku anak usaha Jasa Marga yang melakukan pemeliharaan jalan tol, lokasi pergeseran tanah terdekat berjarak sekitar 1 KM dari jalan tol Cipularang dan arah pergerakan tanah menuju utara, sehingga tidak bersinggungan dengan Jalan Tol Cipularang, namun harus dilakukan kajian lebih jauh untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Agni menegaskan PT Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) melalui Representative Office 3 terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat (BPBD Jabar) dan Dinas Pekerjaan Umum untuk bersama melakukan monitoring jika terjadi pergeseran tanah susulan dan potensi berdampak ke Jalan Tol Cipularang.
"Jasa Marga menjamin keamaanan dan kenyamanan pengguna jalan selama melintasi Jalan Tol Cipularang dan akan melakukan upaya-upaya antisipasi untuk mencegah dampak kerusakan ke jalan tol," kata Agni.
Kerusakan Bangunan mencapai 70 Unit
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan 10 rekomendasi kejadian gerakan tanah di Kampung Cigintung dan Kampung Sukamulya, Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Gerakan tanah itu menyebabkan 69 rumah rusak dan satu rumah ibadah rusak ditambah satu ruas jalan antar desa terputus akibatnya 256 orang mengungsi.
"Sebagai langkah mitigasi gerakan tanah di Kampung Cigintung, rekomendasi yang perlu dilakukan, rumah terdampak sudah tidak aman untuk diperbaiki dan dihuni kembali sehingga harus direlokasi menjauh dari zona gerakan tanah," ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid ditulis Bandung, Selasa (24/6/2025).
Wafid mengatakan zona gerakan tanah dapat dimanfaatkan menjadi lahan hijau berupa hutan, kebun atau pertanian kering.
Namun, pembuatan kolam atau lahan basah di zona gerakan tanah harus dihindari untuk mengurangi saturasi berlebih di area tersebut.
"Untuk aktivitas bertani sawah di sekitar kaki longsoran masih dapat dilakukan dengan tetap mewaspadai perkembangan gerakan tanah. Hindari beraktivitas bercocok tanam saat curah hujan meningkat," kata Wafid. Masyarakat setempat juga diminta agar menghindari pembuatan tempat beristirahat pada sawah di sekitar kaki longsoran hingga ke arah timur laut karena masuk dalam jalur material longsoran.
Wafid juga mengimbau masyarakat memelihara vegetasi di zona gerakan tanah dan sekitarnya terutama vegetasi berakar kuat dan dalam untuk menjaga kestabilan lereng. "Juga dilakukan pembatasan kendaran yang memiliki tonase melebihi klas jalan yang melewati jalan di atas gawir mahkota longsoran," ungkap Wafid.
Harus ada pembuatan jalur alternatif perlu direncanakan untuk alternatif jalan desa di area terdampak yang telah rusak dan terancam putus akibat gerakan tanah.
Selain itu, peningkatan kewaspadaan terutama pada saat dan setelah turun hujan serta memantau secara berkala perkembangan gerakan tanah, jika retakan semakin meluas dan melebar agar segera laporkan ke pihak berwenang.
"Diperlukan peningkatan kapasitas warga maupun perangkat desa, dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah," ungkap Wafid.
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, Wafid menerangkan kejadian gerakan tanah di Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, adalah tipe nendatan dengan bidang gelincir melengkung (rotational). Tetapi Gerakan tanah dapat berkembang ke arah mahkota (baratdaya) dan ke arah kaki longsoran. Wafid menegaskan Tol Cipularang yang berada di sebelah barat lokasi bencana relatif aman dari ancaman gerakan tanah di Kampung Cigintung maupun di Kampung Sukamulya.
"Gerakan tanah di Kampung Sukamulya tidak mengancam daerah permukiman tetapi berpotensi memutus satu-satunya akses warga. Lokasi bencana masuk dalam Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah Tinggi. Gerakan tanah pada wilayah ini masih berpotensi terjadi kembali," jelas Wafid.
Mekanisme dan Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah
Wafid mengatakan mekanisme kejadian gerakan tanah ini diawali interaksi akumulasi air tanah pada bidang kontak antara endapan vulkanik tua dan serpih, yang menjadi bidang gelincir gerakan tanah, ditunjukkan dengan rembesan air di bidang kontak tersebut.
Seiring berjalan waktu, akumulasi air membuat tekanan pori meningkat dan berkurangnya daya ikat endapan vulkanik tua.
"Serpih yang berinteraksi dengan air menjadi plastis dan melunak sehingga berpengaruh terhadap kestabilan lereng dari endapan vulkanik tua di atasnya," sebut Wafid.
Wafid menambahkan kemiringan lereng curam membuat material bergerak menuruni lereng, membentuk nendatan yang ditandai retakan, amblesan dan lendutan di kaki lereng akibat terdorong oleh material di atasnya.
Gerakan ini akan terus berulang saat akumulasi air tanah mencapai tingkat kejenuhan tertentu, terutama saat curah hujan meningkat.
"Secara umum, penyebab gerakan tanah didominasi oleh interaksi kondisi geologi dan curah hujan," ungkap Wafid.
Wafid merinci beberapa faktor penyebab gerakan tanah lainnya yakni karakteristik kondisi batuan berupa endapan vulkanik tua yang poros dan bersifat lepas yang menumpang di atas serpih atau batulempung bersisik yang relatif kedap dan plastis saat jenuh air. Namun adanya sejumlah lahan basah berupa kolam yang membuat air meresap hingga mencapai kontak antara endapan vulkanik tua dan serpih.
"Kemiringan lereng yang curam. Jenis vegetasi yang kurang mendukung kestabilan lereng serta curah hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi lama sebagai pemicu," tegas Wafid.
Wafid menambahkan tipe geraka tanah nendatan ini bergerak lambat saat baru mulai bergerak namun akan berulang dan berpotensi bergerak lebih cepat.
Gawir mahkota memiliki tinggi 10 m disertai sejumlah gawir minor di tubuh longsorannya. Gawir di ujung longsoran memiliki tinggi 20 m dengan kemiringan 30 derajat.
"Sementara di kaki longsoran terjadi lendutan (bulging) dengan tinggi mencapai 3 m pada lahan sawah yang lebih landai. Arah gerak longsoran N25°E, lebar 220 m, panjang landaan mencapai 280 m, dengan luas daerah terdampak mencapai 5,9 Ha," ungkap Wafid.
Berdasarkan analisis foto udara, terdapat gawir mahkota longsoran lain di sisi barat Kampung Cigintung. Daerah ini secara administratif berada di Kampung Sukamulya, memiliki luas daerah landaan mencapai 2 Ha.
Longsoran terekam foto bergerak ke arah utara, dengan panjang landaan mencapai 200 m pada lereng dengan tinggi 50 m.
"Berdasarkan informasi setempat, gerakan tanah di lokasi ini pernah terjadi tahun 2007, kemudian mulai teramati bergerak kembali sejak Minggu, 20 April 2025 pukul 22.00 WIB kemudian berkembang pada hari Rabu, 23 April 2025 pukul 20.00 WIB serta pada Senin, 19 Mei 2025 pukul 07.00 WIB," tukas Wafid.
Tiga Faskes Rujukan Disiagakan
Dilansir kanal Regional, Liputan6, Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) menyiagakan tiga fasilitas kesehatan rujukan untuk melayani pengungsi bencana alam di Kampung Cigintung, Desa Pasirmulya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta akibat adanya gerakan tanah.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengemukakan, posko kesehatan di Desa Pasirmulya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, masih melayani keluhan warga pengungsi.
"Rata-rata keluhan pengungsi adalah sakit kepala dan batuk pilek. Karena tergolong ringan, alhamdulillah, bisa kita tangani di posko. Sudah kita siapkan surat rujukan ke Puskesmas Sukatani, RS Dian, dan RS Bayu Asih," ujar Vini dalam keterangannya ditulis Bandung, Kamis (19/6/2025).
Vini mengatakan posko kesehatan di poliklinik desa (Polindes) tersebut melayani 24 jam, walau hanya dengan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas dari pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).
Vini menambahkan, untuk keperluan medis sampai saat ini masih mencukupi, warga hanya mengeluhkan kurangnya pakaian dalam perempuan dan laki-laki dewasa serta anak-anak. Selain itu, Vini juga menyampaikan kurangnya failitas mandi, cuci dan kakus (MCK) untuk melayani 40 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi di gedung olahraga (GOR).
"Kita dapat bantuan SDM dari 3 Puskesmas dan 2 klinik. Tapi alhamdulillah, tertangani. MCK hanya ada 1 di GOR, kurang sekali," terang Vini.
Penanganan BPBD Jabar
Selain Dinas Kesehatan Jabar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar langsung mengerahkan anggotanya untuk menangani masyarakat yang terdampak bencana pergerakan tanah di Purwakarta.
Dilaporkan hampir 250 orang harus mengungsi akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Pasirmulya, Kecamatan Sukatani, Purwakarta.
"BPBD Jabar fokus pada penanganan pengungsi yang saat ini berada di beberapa tempat yang lebih aman, di antaranya kantor desa. Sedangkan Dinkes Jabar bersama Dinkes Purwakarta memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," ujar Pranata Humas BPBD Jabar Hadi Rahmat, Minggu (15/6/2025)..
Hadi mengatakan pelayanan yang dilakukan otoritasnya antara lain penyediaan logistik makanan dengan dapur umum, dan layanan kesehatan.
Berdasarkan laporan sementara, bencana pergerakan tanah tersebut mengakibatkan 57 rumah rusak berat, 1 unit fasilitas umum rusak berat, 1 unit tempat ibadah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, dan 8 rumah rusak ringan.
"Kita dirikan dapur umum, dan posko layanan kesehatan," ucap Hadi.
BPBD Jabar intens berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Purwakarta dalam melaksanakan asesmen. BPBD Jabar juga melakukan pendampingan ke lokasi gerakan tanah, pemasangan patok sederhana untuk mengukur/tanda gerakan tanah, dan melakukan monitoring di lokasi gerakan tanah bersama Wakil Bupati Kabupaten Purwakarta, TNI, Polri, Satpol PP, Dishub, PLN, aparat kecamatan dan desa, serta masyarakat.
4 Langkah Antisipasi Potensi Tanah Longsor
Dicuplik dari kanal Regional, Liputan6, memasuki musim penghujan menyebabkan adanya potensi terjadinya bencana tanah longsor akibat kemiringan tanah yang cukup curam dan terjal di beberapa titik daerah di Indonesia.
Tanah longsor sendiri merupakan fenomena perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Secara sederhana, Longsor dapat terjadi jika terdapat air dengan volume yang besar meresap ke dalam tanah, sehingga berperan sebagai bidang gelincir, kemudian tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Berangkat dari pengertian diatas, maka fenomena bencana tanah longsor rawan terjadi di musim hujan seperti saat ini.
Untuk itu, masyarakat bersama-sama dengan pemerintah dapat segera melakukan langkah antisipasi guna mengurangi risiko terjadinya tanah longsor, seperti :
1. Menghindari pembangunan pemukiman di daerah di bawah lereng yang rawan terjadi tanah longsor.
2. Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan lereng.
3. Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya diseling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase air.
4. Menjaga drainase lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng keluar lereng.
Dengan adanya langkah preventif yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat, diharapkan mampu meminimalisasi terjadinya potensi tanah longsor dan kerugian materil maupun korban jiwa.
Apabila terdapat anggota keluarga maupun tetangga sekitar yang sakit dan mengalami luka akibat longsor yang melanda, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan yang baik dan tepat.