Longsor di Cisewu Garut, 4 Orang Ditemukan Meninggal Dunia

6 hours ago 5

Liputan6.com, Bandung - Empat orang warga Kampung Kiararambay RT 01 RW 02, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat jadi korban meninggal dunia akibat tertimbun material tanah longsor.

Menurut Pranata Humas Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Hadi Rahmat, seluruh korban yang tertibun rumahnya merupakan keluarga.

"Satu rumah rusak berat. Terdampak empat orang seluruhnya meninggal atas nama Ibu Mar’ah, Mardi, Linda dan Fajar," ujar Hadi dalam siaran medianya, Bandung, Kamis (26/6/2025).

Saat evakuasi oleh tim pencarian dan penyelamatan (SAR), seluruh korban ditemukan meninggal dunia. Hadi menerangkan jenazah para korban telah dievakuasi dan akan disemayamkan di rumah duka.

Hadi mengatakan pemicu tanah longsor tersebut adalah curah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi dalam durasi cukup lama pada Rabu, 25 Juni 2025 pukul 18.30 WIB.

"BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Garut. BPBD Kab Garut berkoordinasi dengan aparat setempat dan warga ikut melakukan pencarian dan evakuasi korban," kata Hadi.

Berdasarkan data dari laman Sikat BPBD Kabupaten Garut, tanah longsor berada di posisi teratas dengan jumlah 353 kejadian bencana alam yang kerap terjadi di daerah tersebut. Selain tanah longsor, kejadian kebakaran bangunan di posisi kedua dengan jumlah 184 dan posisi ketiga banjir dengan 101 kejadian.

Sementara itu cuaca ekstrim tercatat oleh BPBD Kabupaten Garut mencapai 99 kejadian, gempa bumi 85 kejadian, kekeringan 54 kejadian dan kebakaran lahan 39 kejadian.

Longsor di Bungbulang Garut

Dilansir kanal Regional, Liputan6, akhir Februari 2025, korban longsor yang tertimbun selama berjam-jam di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jabar, akhirnya bisa dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia.

"Proses evakuasi sudah dilakukan, korban yang tertimbun sudah ditemukan pada pukul 23.00 WIB dalam keadaan meninggal dunia setelah berjam-jam dilakukan proses evakuasi," kata Kepala Polsek Bungbulang, AKP Yusli Yulianto di Garut, Senin (24/2/2025).

Yusli mengatakan, hujan deras yang mengguyur wilayah selatan menjadi penyebab terjadinya tanah longsor kemudian menimpa rumah dan penghuninya Endang alias Jalu (40) di Kampung Bekong Cijangkar, Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang, Minggu (23/2/2024) sekitar pukul 18.30 WIB.

Upaya pencarian kemudian dilakukan oleh masyarakat dibantu tim SAR gabungan dari banyak unsur dan berhasil mengevakuasi korban longsor dan membersihkan meterial longsor yang menutup badan jalan.

"Segera melakukan pembersihan material longsor dari jalan dan berusaha mengevakuasi korban," katanya.

Yusli menjelaskan, longsoran tebing setinggi puluhan meter itu tidak hanya menimbun rumah dan bangunan bengkel, melainkan menutup akses jalan di daerah tersebut.

Akibat longsor itu, kata dia, akses jalan lintas selatan Bungbulang-Garut tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua maupun empat dari kedua arah.

"Akibat kejadian ini arus lalu lintas dari arah Garut menuju Bungbulang macet total karena jalan tertutup longsor," katanya.

Ia menyampaikan tim gabungan kemudian berupaya membersihkan material tanah longsor agar akses jalan bisa dilintasi kendaraan bermotor.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat maupun pengguna jalan untuk selalu waspada terhadap ancaman bahaya bencana tanah longsor, terutama saat turun hujan dengan intensitas tinggi.

"Kami mengimbau masyarakat yang melintas di jalur ini waspada, khususnya saat hujan turun, karena riskan terjadi longsor," katanya.

4 Langkah Antisipasi Potensi Tanah Longsor

Dicuplik dari kanal Regional, Liputan6, memasuki musim penghujan menyebabkan adanya potensi terjadinya bencana tanah longsor akibat kemiringan tanah yang cukup curam dan terjal di beberapa titik daerah di Indonesia.

Tanah longsor sendiri merupakan fenomena perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.

Secara sederhana, Longsor dapat terjadi jika terdapat air dengan volume yang besar meresap ke dalam tanah, sehingga berperan sebagai bidang gelincir, kemudian tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Berangkat dari pengertian diatas, maka fenomena bencana tanah longsor rawan terjadi di musim hujan seperti saat ini.

Untuk itu, masyarakat bersama-sama dengan pemerintah dapat segera melakukan langkah antisipasi guna mengurangi risiko terjadinya tanah longsor, seperti :

1.⁠ ⁠Menghindari pembangunan pemukiman di daerah di bawah lereng yang rawan terjadi tanah longsor.

2.⁠ ⁠Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan lereng.

3.⁠ ⁠Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya diseling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase air.

4.⁠ ⁠Menjaga drainase lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng keluar lereng.

Dengan adanya langkah preventif yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat, diharapkan mampu meminimalisasi terjadinya potensi tanah longsor dan kerugian materil maupun korban jiwa.

Apabila terdapat anggota keluarga maupun tetangga sekitar yang sakit dan mengalami luka akibat longsor yang melanda, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan yang baik dan tepat.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |