Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025. Indeks S&P 500 menyentuh level tertinggi sepanjang masa.
Mengutip Channel News Asia, Jumat (27/6/2025), indeks Dow Jones naik 0,94% ke posisi 43.386,84. Indeks S&P 500 mendaki 0,80% ke posisi 6.141,02 dan indeks Nasdaq bertambah 0,97% ke posisi 20.167,91.
Adapun indeks S&P 500 telah bergejolak pada 2025 seiring kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengguncang pasar.
Indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi terakhir pada 19 Februari sebelum turun hingga 18,9% pada awal April. Hal ini karena kebingungan tarif mengguncang pasar. Demikian dikutip dari CNN.
Indeks S&P 500 telah melonjak lebih dari 23% sejak mencapai titik terendah pada 8 April, yang merupakan pemulihan luar biasa dari pasar yang lesu.
Indeks Nasdaq pada Kamis pekan ini sempat naik di atas rekor sebelumnya pada Desember tetapi juga berakhir di bawah batas yang dibutuhkan untuk mencapai rekor tertinggi.
Indeks yang sarat teknologi anjlok ke pasar yang lesu pada awal April sebelum melonjak ke pasar yang sedang naik dan telah tumbuh 32%.
Saham sahamtelah terdorong naik pada Kamis di tengah serangkaian data ekonomi, termasuk revisi ke bawah pada seberapa besar ekonomi berkontraksi pada kuartal pertama.
"Data yang direvisi itu "berorientasi ke masa lalu," dan pasar lebih tinggi pada Kamis karena mereka telah memperhitungkan kekacauan dari awal tahun ini,” ujar Chief Investment Officer Granite Bay Wealth Management, Paul Stanley.
"Pasar bertaruh pada kemajuan yang berkelanjutan dalam perdagangan dan de-eskalasi ketegangan di Timur Tengah memberi investor keyakinan," kata Stanley.
Pemulihan Nilai Pasar
Sementara S&P 500 dan Nasdaq telah pulih, Dow masih 3,75% dari rekor tertingginya yang ditetapkan pada Desember. Dow tahun ini telah terbebani oleh saham-saham seperti UnitedHealth Group (UNH), yang turun 40%.
Di sisi lain, ada pemulihan nilai pasar USD 9,8 triliun. Pada titik terendahnya pada 8 April, indeks S&P 500 telah kehilangan nilai pasar USD 9,8 triliun sejak mencapai rekor tertinggi pada 19 Februari, menurut data FactSet. Indeks itu akan memulihkan semua nilai pasar saat menguji rekor tertinggi baru.
Analis Wall Street memiliki pendapat yang beragam mengenai apakah S&P 500 dapat terus menguat, atau apakah kembalinya ke rekor tertinggi berarti akan ada penurunan lebih lanjut.
Seiring meredanya ketegangan di Timur Tengah, fokus kembali pada agenda Trump. Anggota parlemen berharap dapat menyerahkan rancangan anggaran presiden ke mejanya paling lambat 4 Juli, dan batas waktu pemerintahannya untuk kesepakatan perdagangan adalah 9 Juli.
“Kemajuan yang berarti pada salah satu dari dua hal tersebut dapat mendorong saham ke rekor baru,” ujar Senior Ekonom Interactive Brokers, Jose Torres.
Investor dalam beberapa minggu mendatang akan fokus pada bagaimana tarif akhirnya ditetapkan dan apakah kebijakan perdagangan Trump dapat memicu kembali inflasi.
“Akan membantu saham jika kita melihat pergeseran naratif dari fokus pada tarif, kebijakan perdagangan dan geopolitik ke fundamental perusahaan,” ujar Chief Market Strategist BMO Private Wealth, Carol Schleif.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 26 Juni 2025
Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan beragam pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025. Hal ini seiring investor terus mempertimbangkan gencatan senjata yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel.
Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 1,65% hingga ditutup ke posisi 39.584,58, level tertinggi dalam lima sejak akhir Januari, berdasarkan data dari LSEG. Indeks Topix bertambah 0,81% hingga ditutup ke posisi 2.804,69.
Indeks Kospi di Korea Selatan merosot 0,92% hingga ke posisi 3.079,56. Indeks Kosdaq merosot 0,92% ke posisi 3.079,56. Indeks Kosdaq susut 1,29% menjadi 787,95. Indeks ASX 200 di Australia turun 0,1% menjadi 8.550,8. Indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 0,64% dan indeks CSI 300 turun 0,35% ke posisi 3.946,02. Indeks Nifty 50 di India naik 0,34%.