Laba Bersih Unilever Indonesia Naik jadi Rp 3,33 Triliun hingga September 2025

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan laba bersih sebesar Rp 3,33 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, meningkat sekitar 10,8% dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat Rp 3,01 triliun.

Melansir laporan keuangan Perseroan pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/10/2025), berdasarkan laporan keuangan interim perusahaan, pendapatan bersih tercatat Rp 27,61 triliun, naik tipis dari Rp 27,42 triliun pada periode sama 2024. Laba bruto juga naik menjadi Rp 13,39 triliun dari sebelumnya Rp 13,28 triliun.

Secara lebih terperinci, penjualan bersih UNVR sebagian besar disumbang oleh penjualan domestik yang mencapai Rp 26,78 triliun hingga September 2025, sedikit meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 26,63 triliun. Adapun penjualan ekspor tercatat sebesar Rp 827,38 miliar, naik dari Rp 785,7 miliar.

Dari sisi profitabilitas, EBITDA Unilever tumbuh menjadi Rp 5,13 triliun, lebih tinggi dibanding Rp 4,58 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dalam sembilan bulan pertama 2025, arus kas bersih dari aktivitas operasi meningkat menjadi Rp 3,21 triliun, dibanding Rp 2,83 triliun pada periode sebelumnya. Total aset perusahaan mencapai Rp 17,49 triliun, dengan ekuitas sebesar Rp 3,35 triliun.

Sepanjang periode ini, Unilever juga membagikan dividen final tahun buku 2024 sebesar Rp 47 per saham atau total Rp 1,79 triliun, serta melakukan pembelian saham treasuri senilai Rp 285 miliar.

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, mengatakan hasil kinerja kuartal ketiga Perseroan menjadi langkah nyata dalam perjalanan pemulihan bisnis. 

"Kami mulai melihat dampak positif dari perubahan struktural dan langkah disiplin yang telah kami ambil selama setahun terakhir,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Promosi 1

Kontribusi Kinerja Unilever Indonesia

Pada awal tahun ini, UNVR menyatakan komitmen untuk mengembalikan pertumbuhan di paruh kedua 2025. Momentum ini dibangun di atas fondasi bisnis yang lebih kuat, eksekusi yang lebih tajam, serta kerja sama seluruh tim dalam mengambil langkah tegas untuk mengatasi tantangan operasional.

Merk Utama yang Berkinerja Positif pada Kuartal III 2025 

Keberhasilan ini juga mencerminkan efektivitas strategi “Category, Channel, Cost” yang diterapkan perusahaan. Fokus pada kategori berpotensi tinggi, optimalisasi saluran distribusi, serta efisiensi biaya dan transformasi digital menjadi kunci peningkatan kinerja. 

Hingga September 2025, 14 merek utama seperti Pepsodent, Bango, Royco, Sunlight, Vaseline, hingga Dove mencatat pertumbuhan positif dan berkontribusi terhadap 65% total penjualan, dengan pertumbuhan penjualan inti (USG) mencapai 6,8%.

Memasuki kuartal terakhir 2025, Unilever tetap berfokus pada eksekusi yang disiplin dan penguatan fondasi pertumbuhan jangka panjang. Manajemen optimistis proses pemisahan unit bisnis es krim akan rampung tahun ini sebagai bagian dari strategi memperkuat fokus portofolio dan meningkatkan ketangkasan organisasi.

Strategi Unilever Indonesia Hadapi Daya Beli Masyarakat yang Melemah

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Benjie Yap menegaskan kekuatan utama perusahaan dalam menghadapi pelemahan daya beli masyarakat terletak pada keragaman portofolio produknya.

Menurutnya, Unilever memiliki jangkauan produk yang luas untuk melayani berbagai segmen konsumen, mulai dari kelas bawah hingga kelas atas.

“Kami memiliki produk untuk masyarakat kelas bawah dan hibah untuk masyarakat kelas atas,” ujar Benjie Yap pada acara Public Expose, Rabu (15/10/2025).

Ia menambahkan, strategi Unilever juga didukung dengan ketersediaan produk dalam berbagai ukuran dan harga terjangkau.

“Jadi, kami memiliki banyak hibah dalam ukuran SKU seperti sachet, 500 rupiah, 1.000 rupiah, 2.000 rupiah untuk melayani masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

Benjie menekankan kombinasi produk massal dan premium memungkinkan Unilever tetap tangguh di tengah perubahan ekonomi dan daya beli masyarakat. Ia menilai fleksibilitas tersebut menjadi keunggulan perusahaan setelah beroperasi lebih dari sembilan tahun di Indonesia.

Alasan Unilever Indonesia Konsisten Bagi Dividen Meski Saham Konsolidasi

Sebelumnya, di tengah fase konsolidasi teknikal dan sentimen pasar yang masih minim katalis positif, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) tetap menunjukkan daya tariknya sebagai emiten dengan komitmen tinggi terhadap pemegang saham.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Perseroan menetapkan pembagian dividen penuh untuk tahun buku 2024 dengan rasio pembayaran sebesar 99,7% dari laba bersih.

Pada 2024, Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih sebesar Rp35,1 triliun dan laba bersih sebesar Rp3,4 triliun.

Total dividen yang dibagikan mencapai Rp 88 per saham, yang terdiri dari dividen interim sebesar Rp41 per saham senilai Rp1,56 triliun yang telah dibayarkan pada 6 Desember 2024, serta dividen final sebesar Rp47 per saham dengan nilai Rp1,79 triliun yang akan dibagikan paling lambat 2 Juli 2025. Dengan demikian, total dividen yang dibagikan untuk tahun buku 2024 mencapai Rp3,36 triliun.

Kebijakan Dividen

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menegaskan bahwa kebijakan dividen tinggi ini mencerminkan komitmen jangka panjang Perseroan.

“Rasio pembayaran dividen sebesar 99.7% ini menggarisbawahi komitmen kuat kami untuk mengembalikan value kepada para pemegang saham. Rasio pembayaran dividen yang tinggi dan konsisten juga mencerminkan kedisiplinan kami dalam mengalokasikan modal dan keyakinan kami terhadap ketangguhan operasional Perseroan," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (3/6/2025).

“Kami percaya bahwa mempertahankan pembayaran dividen yang tinggi, diimbangi dengan kinerja keuangan jangka panjang, adalah kunci bagi terciptanya value yang berkelanjutan. Kedepannya, kami akan terus berfokus untuk memperkuat fundamental dan mendorong pertumbuhan yang bertanggung jawab, menguntungkan, konsisten, dan kompetitif," ungkap dia.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |