2 Emiten Gelar Buyback Saham, Segini Nilainya

19 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Dua emiten akan menggelar pembelian kembali atau buyback saham yang dilakukan selama tiga bulan.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (24/10/2025), salah satu emiten yang gelar buyback saham yakni PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), emiten produsen keramik.

Perseroan menyiapkan dana maksimal Rp 50 miliar untuk buyback saham. Perseroan memperkirakan tidak ada dampak menurunnya pendapatan akibat dari pelaksanaan buyback saham. Pelaksanaan buyback saham akan dilakukan selama tiga bulan dari 24 Oktober-23 Januari 2026.

"Pembelian kembali saham akan dilakukan pada harga yang lebih rendah atau sama dengan harga transaksi yang terjadi sebelumnya,” demikian seperti dikutip.

Perseroan menggelar buyback saham melalui BEI sehingga transaksi buyback akan dilakukan oleh PT RHB Sekuritas Indonesia.

“Dengan pembelian saham di bursa secara langsung akan membuat harga saham menjadi lebih stabil dan berdampak positif bagi pemegang saham dan Perseroan,” demikian seperti dikutip.

Emiten AMAG Gelar Buyback Saham

Emiten lainnya yang gelar buyback yakni PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG). Buyback saham itu digelar pada 23 Oktober 2025-23 Januari 2025. Diperkirakan jumlah buyback saham maksimal 237.194.064 saham dengan nilai Rp 23,71 miliar. Perseroan prediksi biaya dan pengeluaran yang akan timbul terkait buyback saham ini maksimal Rp 90,15 miliar.

Jumlah buyback saham Perseroan tidak akan melebihi 20% dari jumlah modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredasar adalah 7,5% dari modal disetor Perseroan harus tetap dimiliki masyarakat. Perseroan telah menunjuk PT CGS International Sekuritas Indonesia untuk menggelar buyback saham.

Promosi 1

Emiten AMAG Sebut Buyback Tak Pengaruhi Kegiatan Usaha

Perseroan menilai penurunan kas yang akan  digunakan sebagai sumber pendanaan untuk pelaksanaan pembelian kembali saham Perseroan tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional Perseroan.

Hal ini terutama dalam melaksanakan kewajiban Perseroan kepada Tertanggung mengingat Perseroan telah memiliki modal kerja yang cukup untuk menjalankan kegiatan usaha dan operasionalnya.

"Dengan adanya pembelian kembali saham Perseroan, diharapkan akan menyebabkan harga saham di masa mendatang menjadi lebih stabil dan berdampak positif bagi pemegang saham Perseroan,” demikian seperti dikutip.

Emiten tersebut gelar buyback saham  sesuai ketentuan Peraturan OJK Nomor 13 Tahun 2023 tentang Kebijakan dalam Menjaga Kinerja dan Stabilitas Pasar Modal pada Kondisi Pasar yang berfluktuasi signifikan.

Selain itu, Peraturan OJK Nomor 29 Tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka, dan Surat OJK No. S-102/D.04/2025 tanggal 17 September 2025 tentang Kebijakan Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Secara Signifikan.

Penutupan IHSG pada 23 Oktober 2025

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada perdagangan saham Kamis (23/10/2025). Kenaikan IHSG hari ini terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik 1,49% ke posisi 8.274,35. Indeks LQ45 bertambah 2,7% ke posisi 828,10. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.292,88 dan level terendah 8.179,61. Sebanyak 405 saham menguat sehingga angkat IHSG. 254 saham melemah dan 152 saham diam di tempat.

Sektor Saham

Total frekuensi perdagangan 2.400.929 kali dengan volume perdagangan 31,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 21,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.645.

Seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham properti melesat 3,65%, dan catat kenaikan terbesar.Sektor saham consumer nonsiklikal menanjak 2,07%, dan sektor saham transportasi bertamabh 1,85%.

Selain itu, sektor saham energi mendaki 0,03%, sektor saham basic menanjak 1,29%, sektor saham industri bertambah 1,64%. Lalu sektor saham consumer siklikal menguat 1,81%, sektor saham kesehatan mendaki 0,85%, sektor saham keuangan melesat 1,52%, sektor saham teknologi menanjak 1,19% dan sektor saham infrastruktur bertambah 1,66%.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |