Ada Temuan Tambang Ilegal di Dekat Mandalika, Sehari Bisa Produksi 3 Kg Emas

11 hours ago 4

Liputan6.com, Lombok Barat - Terbongkarnya aktivitas tambang emas ilegal di wilayah Sekotong, Lombok Barat, NTB, membuat geger banyak orang. Bukan tanpa sebab, pasalnya tambang emas ilegal itu diduga dikelola tenaga kerja asing (TKA) asal China. Bahkan omzetnya mencapai Rp1,08 triliun per tahun. Temuan itu diungkap Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Korsup Wilayah V KPK Dian Patria.

Dia menjelaskan, pada Agustus 2025, KPK mendapatkan informasi mengenai tambang emas ilegal yang jaraknya sekitar satu jam dari Mandalika.

KPK kemudian meninjau lokasi tambang tersebut dengan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong pemerintah terkait untuk menindak tambang ilegal di dekat Mandalika, Nusa Tenggara Barat, yang dinilai bisa produksi tiga kilogram emas satu hari.

Selain itu, dia mengatakan KPK mendapatkan informasi adanya tambang ilegal yang lebih besar dari yang dekat Mandalika, yakni berada di Lantung, Sumbawa, NTB.

"Dan pelakunya mungkin sama dengan yang di Lombok Barat ya. Makanya di sana narasi yang dibangun kemudian dijadikan wilayah pertambangan rakyat," ujarnya.

Promosi 1

Pelanggaran Serius

Sementara itu, anggota Komisi XII DPR RI Yulian Gunhar mengecam keras adanya aktivitas tambang emas ilegal yang melibatkan warga negara asing (WNA) asal China itu.

Menurutnya, praktik penambangan ilegal yang dilakukan oleh WNA asing di wilayah Indonesia merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara dan hukum nasional.

"Ini sangat aneh, sebagai negara berdaulat, mungkin hanya di Indonesia kekayaan alamnya bisa ditambang secara ilegal oleh warga negara asing. Ini mencederai martabat bangsa," kata Gunhar dalam keterangannya, Jumat (23/10/2025).

Kegiatan tambang ilegal tersebut, lanjut Gunhar, dilakukan dengan modus seolah-olah sebagai tambang rakyat lokal, padahal menggunakan alat berat dan bahan kimia berbahaya yang diimpor langsung dari China, termasuk merkuri dan sianida. Limbah dari aktivitas itu berpotensi mencemari lingkungan, sumber air, dan kawasan pantai.

"Ini bukan hanya kejahatan ekonomi, tapi juga kejahatan lingkungan. Pencemaran merkuri dan sianida bisa berdampak fatal bagi ekosistem dan kesehatan masyarakat sekitar," ujarnya.

Momentum Berantas Tambang Ilegal

Lebih ironis lagi, lokasi tambang emas ilegal tersebut tidak jauh dari Sirkuit Internasional Mandalika, kawasan yang baru saja menjadi sorotan dunia karena ajang balapan internasional.

"Bayangkan, hanya satu jam dari kawasan wisata kelas dunia, ada aktivitas tambang emas ilegal yang produksinya bisa mencapai tiga kilogram emas per hari. Ini sungguh mencengangkan," tutur Gunhar menambahkan.

Gunhar berharap aparat setempat berani menindak, termasuk yang membenkingi. Dirinya menilai kasus ini harus menjadi momentum bagi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan komitmennya memberantas tambang ilegal secara menyeluruh. Ia mengapresiasi arahan Presiden yang sebelumnya telah memerintahkan TNI, Polri, Kejaksaan Agung, hingga Bea Cukai untuk berperan aktif dalam menindak praktik tambang ilegal.

"Presiden Prabowo sudah menegaskan, praktik tambang ilegal telah merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah. Maka, ini saatnya perintah itu dijalankan di lapangan, termasuk di NTB," katanya menambahkan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |