Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kepolisian hingga TNI berjaga di Jalan Tole Iskandar, Kota Depok, Minggu (27/7/2025). Penjagaan ketat itu buntut ketegangan yang terjadi saat pelantikan pengurus ormas Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) se-Jabodebek. Massa yang merupakan pengikut Habib Bahar Bin Smith mendatangi lokasi pelantikan digelar.
Pantauan di lapangan, massa berusaha merangsek masuk ke lokasi pelantikan PWI LS. Petugas sikap melakukan pengadangan. Rombongan Habib Bahar coba diberikan pengertian agar tidak menDepokgganggu jalannya pelantikan untuk menghindari pertikaian. Arahan itu semula sempat tak diindahkan Habib Bahar hingga memicu perdebatan dengan aparat kepolisian yang berjaga.
"Jangan nantang, jangan nantang," teriak Habib Bahar.
Petugas lainnya meminta massa mundur untuk mencegah terjadinya keributan. Aksi tersebut membuat Jalan Raya Tole Iskandar sempat mengalami kemacetan. Tampak Kapolres Metro Depok, Kombes Abdul Waras dan Dandim 0508/Depok Kolonel (Inf) Iman Widhiarto turut berjaga di lokasi pelantikan PWI LS.
"Kami bekerja untuk mengamankan di sini," ujar Dandim.
Kubu Habib Bahar Datangi Polres Depok
Setelah gagal masuk ke lokasi pelantikan PWI LS, ratusan massa mendampingi Habib Bahar bin Smith saat mendatangi Polres Metro Depok. Kapolres Metro Depok, Kombes Abdul Waras bersama jajaran kepolisian dan Damdim 0508 Depok, Kolonel Inf Iman Widhiarto menerima kehadiran Habib Bahar cs.
Setelah beberapa saat, akhirnya Habib Bahar keluar dari ruangan Polres Metro Depok didampingi Kapolres Metro Depok dan Dandim 0508 Depok.
Habib Bahar mengatakan, kedatangannya ke Polres Metro Depok dalam bentuk aksi damai. Habib Bahar datang ke Polres Metro Depok bersama lapisan masyarakat dari wilayah Bogor, Depok, Jakarta, hingga Tangerang.
"Kami datang aksi damai untuk menolak adanya pelantikan PWI LS di Jabodetabek, kenapa? Karena PWI LS adalah ormas yang selama ini memecah belah umat Islam, memecah belah bangsa, mengadu domba sesama anak bangsa, mengkotak-kotakan pribumi, non pribumi, ini kan mengkotak-kotakan namanya, harusnya kita itu bersatu," ujar Habib Bahar di Polres Metro Depok.
Habib Bahar menegaskan, kehadiran dirinya ke sana bukan untuk membubarkan pengajian. Tetapi, menolak pelantikan PWI LS Jabodetabek karena ingin ke depan Indonesia aman, meskipun beda tujuan, pemikiran maupun keyakinan.
"Jadi kami datang aksi damai dan kami Alhamdulillah diterima dari Bapak Kapolres, Pak Abdul, kemudian Pak Dandim, Pak Iman, beliau bermusyawarah dengan kami, sehingga Alhamdulillah aksinya damai dan tidak ada apa-apa, jadi intinya kami hanya itu saja," jelas Habib Bahar.
Habib Bahar menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam apabila terdapat kelompok yang ingin memecah belah bangsa. Habib Bahar akan bertindak apabila terdapat kelompok yang ingin memprovokasi, menebar kebencian sehingga ummat dan bangsa terpecah belah.
"Siapapun ingin memprovokasi, menebar kebencian, sehingga bangsa terpecah belah, umat terpecah belah siapapun akan saya ratakan. Kami demi bangsa, demi rakyat Indonesia jangankan di penjara, kami berani mati, tapi cari mati untuk bangsa dan negara," tegas Habib Bahar.
Usai bercengkarama dengan jajaran Polres Metro Depok dan Kodim 0508 Depok, Habib Bahar keluar menemui sejumlah massa yang telah menunggu di halaman luar Polres Metro Depok. Tidak lama berselang, Habib Bahar pergi meninggalkan Polres Metro Depok bersama beberapa orang menggunakan mobil berkelir hitam.
Hingga berita ini diturunkan turunkan, pihak Polres Metro Depok maupun Kodim 0508 Depok belum mau memberikan keterangan terbaru usai pertemuan Habib Bahar bin Smith, menolak pelantikan PWI LS Jabodetabek di Kota Depok.
Ricuh PWI LS dan FPI di Pemalang
Sebelumnya, bentrokan dua organisasi masyarakat (Ormas) di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, saat pengajian yang dihadiri Muhammad Rizieq Shihab di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Pemalang, Rabu malam (23/07/2025) menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Bentrok Ormas Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) dan Front Persaudaraan Islam (FPI) sempat viral lantaran vidio aksi saling pukul yang membuat 11 orang mengalami luka-luka tersebar ke sejumlah sosial media.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jateng, Muslichah Setiasih menjelaskan, gesekan diduga dipicu adanya penolakan massa PWI-LS terhadap kedatangan Habib Rizieq di Pegundan, Petarukan, Pemalang.
Menurut dia, informasi mengenai penyelenggaraan pengajian dengan Habib Rizieq sudah tersiar sepekan sebelum kegiatan digelar. “Jadi memang (ada informasi) ingin mengadang (kedatangan Habib Rizieq). Tapi kami mediasi,” kata Muslichah kepada wartawan, Kamis (24/7/2025).
Mediasi membuahkan hasil pengajian di Pegundan, Petarukan, Pemalang, tetap digelar dengan sejumlah catatan. Yakni tidak provokatif, tidak membawa orang banyak dan tidak membawa senjata tajam.
“Kesepakatannya tetap ada pengajian, karena kan pengajian tujuannya memang baik,” jelasnya.
Kendati telah disepakati dengan berbagai catatan, bentrokan tetap tidak dapat dihindari antar PWI-LS dan FPI seusai acara dimulai pukul 23.00 WIB. Padahal, saat acara berlangsung, ada sekitar 500-an massa FPI yang menghadiri pengajian Habib Rizieq.
“Karena kedua kelompok ini ternyata masih susah untuk dibilangin. Makanya setelah pengajian selesai, ulamanya sudah mundur, kemudian ada yang merangsek masuk ke panggung. Kemudian dibalas oleh yang berjaga. Jadi saling lempar, saling pukul pakai tongkat kayu,” ungkapnya.