Liputan6.com, Jakarta - LG Electronics India akhirnya menetapkan harga penawaran umum perdana (IPO) yang menandai salah satu penawaran terbesar di India pada 2025.
Perusahaan alat elektronik ini membidik valuasi hingga 774 miliar rupee atau sekitar USD 8,71 miliar atau Rp 145,14 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.664). Sebelumnya aksi korporasi ini sempat tertunda sejak Desember lalu karena volatilitas pasar.
Dalam dokumen publik yang dirilis Rabu (1/10/2025), LG Electronics India menetapkan rentang harga saham di level 1.080 hingga 1.140 rupee per saham. Penjualan saham akan dibuka selama tiga hari mulai 7 Oktober, dengan penempatan untuk investor anchor dapat mengajukan penawaran sehari sebelumnya pada 6 Oktober.
Dilansir dari CNBC pada Rabu, (1/10/2025), IPO ini merupakan penjualan saham existing (OFS) di mana LG Electronics Inc. (induk di Korea) akan melepas 15% kepemilikan saham.
Langkah ini berpotensi meraup dana segar hingga 116 miliar rupee atau sekitar USD 1,3 miliar (setara Rp 21,65 triliun) bagi induk perusahaan.
Penawaran jumbo LG ini terjadi di tengah bulan yang sibuk bagi pasar IPO India, bersaing langsung dengan isu besar lainnya seperti penawaran senilai USD 1,75 miliar atau Rp 29,14 triliun milik Tata Capital dan IPO penyedia ruang kantor bersama WeWork.
Pasar Terbesar Kedua di India
Sentimen pasar domestik juga diperkuat oleh keputusan badan pajak India yang memangkas Pajak Barang dan Jasa (GST) pada berbagai produk elektronik dari 28% menjadi 18%.
Langkah ini diharapkan memicu permintaan konsumen menjelang musim perayaan besar di India, yang tentu menguntungkan produsen seperti LG.
LG Electronics India, yang merupakan pemain terbesar kedua di pasar elektronik rumah tangga, memasarkan produk utama seperti kulkas, mesin cuci, dan televisi.
Perusahaan ini bersaing ketat dengan Whirlpool dan Samsung di pasar domestik yang diproyeksikan tumbuh pesat 12% per tahun hingga 2029 (menurut RedSeer).
Aksi korporasi ini menambah panjang daftar perusahaan yang memanfaatkan reli pasar modal India. Hingga 30 September, perusahaan-perusahaan di India telah berhasil mengumpulkan dana sekitar 909,8 miliar rupee melalui IPO, melonjak dari 770,6 miliar rupee pada periode yang sama tahun lalu.
Tata Capital Bakal Jadi IPO Terbesar di India
Sebelumnya, Tata Capital, unit jasa keuangan Tata Group, salah satu konglomerat terbesar di India sedang bersiap untuk initial public offering (IPO) atau penawaran umum saham perdana terbesar di negara ini tahun ini.
Diperkirakan penjualan saham perdana atau IPO menghasilkan dana hingga 155 miliar rupee (USD 1,7 miliar). Jumlah itu setara Rp 28,36 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.684).
Tata Capital bersama dengan para pemegang saham yang ada termasuk Tata Sons dan International Finance Corp., menjual hingga 475,8 juta lembar saham lama dan baru dengan harga antara 310 hingga 326 rupee per lembar, menurut iklan surat kabar yang dirilis pada Senin.
Hasil dari IPO akan memperkuat basis permodalan Tata Capital dan mendukung kegiatan penyaluran kredit di masa mendatang. Demikian mengutip dari Forbes, Rabu (1/10/2025).
Penawaran saham (book building) untuk IPO akan dibuka bagi investor jangkar pada 3 Oktober, sementara saham akan tersedia bagi investor ritel mulai 6 hingga 8 Oktober. Saham Tata Capital akan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Nasional India pada 13 Oktober.
Jumlah Nasabah
Tata Capital menyediakan pinjaman kepada konsumen dan bisnis melalui hampir 1.500 cabang di seluruh India. Melayani 7 juta nasabah di seluruh negeri, perusahaan ini menawarkan pinjaman rumah, pembiayaan bisnis, keuangan mikro, pendanaan ekuitas swasta, dan kartu kredit. Laba bersih perusahaan naik 16% menjadi 36,6 miliar rupee pada tahun buku yang berakhir Maret.
Perusahaan ini memasuki pasar seiring meningkatnya aktivitas IPO di India. Awal bulan ini, Urban Co., yang menyediakan berbagai layanan mulai dari kebersihan hingga perpipaan, melonjak 62% pada hari pertama perdagangannya, debut pasar terbaik untuk IPO India di atas USD 100 juta.
Beberapa IPO sedang dalam proses, termasuk dompet digital milik Walmart, PhonePe, dan Reliance Jio milik miliarder Mukesh Ambani, operator nirkabel terbesar di India.