Konglomerat Keuangan Jepang SBI Holdings Genggam 5,63% Saham Bank Amar

5 days ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Konglomerat keuangan asal Jepang yakni SBI Holdings kini menjadi pemegang saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR).

PT Bank Amar Indonesia Tbk melaporkan keterbukaan informasi mengenai pemegang saham saham tertentu. SBI Holdings Inc membeli 1.035.714.286 saham AMAR dengan harga Rp 230 per saham pada 8 Oktober 2025. Jumlah saham yang dibeli itu setara 5,63%. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/10/2025).

Nilai pembelian saham bank Amar oleh SBI Holdings Inc itu mencapai Rp 238,21 miliar. “Tujuan dari transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Kamis, 9 Oktober 2025, harga saham AMAR melonjak 11,76% ke posisi Rp 266 per saham.

Harga saham AMAR dibuka naik 12 poin ke posisi Rp 250 per saham. Saham AMAR berada di level tertinggi Rp 270 dan terendah Rp 242 per saham. Total frekuensi perdagangan sekitar 1.177 kali dengan volume perdagangan 107.834 saham. Nilai transaksi Rp 2,8 miliar.

Bank Amar Incar Pertumbuhan Kredit Dua Digit pada 2025

Sebelumnya, PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) optimistis dapat membukukan pertumbuhan kredit dua digit pada 2025. Senior Vice President of Finance Amar Bank David Wirawan menekankan pentingnya peran lembaga keuangan dalam mendorong intermediasi, terutama saat kondisi ekonomi menantang.

Penyaluran kredit Bank amar difokuskan ke segmen mikro, yang selama ini belum terlayani atau underserved. Untuk menjaga kualitas aset, Bank Amar menerapkan manajemen risiko dan pricing yang sesuai dengan karakter segmen.

"Target pertumbuhan kredit Bank Amar di 2025 adalah double digit di belasan persen," kata David kepada wartawan usai paparan publik, Selasa (17/6/2025).

Perluas Penyaluran Kredit

Selain itu, strategi perseroan para tahun ini difokuskan pada inovasi teknologi untuk memberikan solusi keuangan yang cepat dan aman bagi nasabah. Serta, didukung oleh modal bank yang kuat yang ditunjukkan dari CAR yang tinggi untuk dapat terus melakukan ekspansi.

David menambahkan Amar Bank terus memperluas penyaluran kredit yang bertanggung jawab, khususnya bagi segmen UMKM dan ritel, guna meningkatkan akses keuangan yang lebih merata bagi masyarakat.

“Di sisi likuiditas, kami mengoptimalkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta terus mendorong peningkatan rasio CASA. Efisiensi operasional pun menjadi prioritas, yang kami wujudkan melalui pemanfaatan teknologi,” jelas David

Amar Bank juga akan tetap fokus dalam mendukung dan memberdayakan UMKM dengan menyasar sektor-sektor yang potensial, termasuk industri kreatif di Indonesia. Baru-baru ini, Amar Bank menjadi mitra utama untuk penyelenggaraan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Market 2025.

Potensi Penurunan Suku Bunga

Terkait suku bunga, manajemen menyebut belum ada keputusan internal yang pasti terkait arah penurunan. Bank Amar masih menunggu sinyal kuat dari kondisi eksternal, khususnya dari kebijakan bank sentral AS (The Fed) dan perkembangan ekonomi domestik.

"Kita masih tergantung, masih menunggu dulu, terutama dari The Fed dan juga ekonomi Indonesia," ujar David.

Meskipun belum ada proyeksi resmi mengenai penurunan suku bunga acuan, manajemen menyatakan telah menyusun skenario antisipatif. Baik skenario jika suku bunga tetap maupun jika turun, sudah disiapkan langkah-langkah respons strategis.

"Indikasi penurunan tetap ada, tapi kita lihat dulu entah dari faktor-faktor eksternal lainnya juga. Apabila tetap stay atau menurun. Kita sudah menyiapkan action plan-nya," imbuh David.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |