Liputan6.com, Pekanbaru - Hidup di daerah kepulauan dan sering melintasi laut di Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, membuat Menenda Putra Duta memantapkan cita-cita menjadi pelaut. Sebuah azam besar yang mengantarkannya bersalaman langsung dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada Rabu, 23 Juli 2025.
Sang Presiden juga langsung menyematkan tanda pangkat Letnan Dua Pelaut di pundaknya. Berikutnya diiringi dengan pemberian Bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik dari Akademi Angkatan Laut (AAL).
Perwira remaja kelahiran 18 Mei 2002 itu tentu saja membuat Suhardi, ayahnya bangga. Apalagi tak pernah terpikir oleh pedagang sembako di daerah terpencil Riau tersebut menjadi keluarga besar tentara nasional Indonesia.
"Selama ini tidak ada keluarga berlatar belakang tentara," kata Suhardi dihubungi dari Pekanbaru, Jum'at pagi, 25 Juli 2025.
Suhardi sudah 31 tahun berjualan sembako di Pulau Burung. Suhardi bercerita bahwa Duta, panggilan akrab anaknya, pernah gagal sewaktu pertama kali mendaftar taruna AAL.
"Percobaan pertama gagal karena ada masalah dengan kesehatan, tes lagi dan lulus, Duta tes di Lantamal IV Kepulauan Riau mendapatkan rangking satu," kata pria berdarah Tionghoa ini.
Tertarik Dengan Laut
Pilihan Lantamal IV Kepulauan Riau tempat mendaftar karena lebih dekat dengan Pulau Burung, Indragiri Hilir. Di Provinsi Riau sendiri memang ada Lanal Dumai tapi jaraknya terbilang jauh dari Pulau Burung.
Duta menghabiskan masa kecil dan pendidikan usia dininya di Pulau Burung. Naik kelas 5 sekolah dasar, Duta pindah sekolah ke Batam, Kepulauan Riau.
Dari Batam, Duta melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Nusantara di Magelang. Langkah ini diambilnya sebagai pintu awal mewujudkan cita-cita menjadi tentara angkatan laut.
"Cita-cita ini sudah sejak kecil karena kami sering naik speedboat dari Pulau Burung ke Batam atau sebaliknya, dari situ Duta senang dengan laut," kata Suhardi.
Sejak TK hingga SMK Taruna Nusantara, prestasi Duta biasa-biasa saja. Menurut Suhardi, nilai anaknya itu tidak pernah rendah tapi juga tidak pernah lebih tinggi dari orang lain.
"Makanya saya heran juga, nilainya tertinggi di AAL, peraih Adhi Makayasa, saya dan istri tentu sangat bangga," kata Suhardi.
Tak Banyak Bicara
Prestasi Duta juga mengantarkan Suhardi dan istrinya Maily bertemu dan bersalaman dengan Presiden Prabowo. Warga Jalan Parisatu, Pulau Burung itu, diundang masuk ke Istana Negara.
"Saya juga bisa foto dengan Presiden dan Wakil Presiden," ujarnya.
Sewaktu bertemu Presiden, Duta tidak banyak bicara meskipun kebahagiaan terlihat jelas di wajahnya karena sudah memberikan hal berharga kepada kedua orang tuanya.
"Enggak banyak cerita Duta ini, dari dulu seperti itu," kata Suhardi.
Prestasi putra daerah Riau ini sudah sampai ke Bupati Kabupaten Indragiri Hilir. Bupati mengirimkan papan bunga serta video call dengan Duta dan menyatakan kebanggaannya.
Suhardi berharap prestasi anaknya ini menjadi pemantik bagi putra-putri dari Riau meraih cita-cita, khususnya yang ingin masuk tentara. Dia berharap Duta membawa nama Riau tempat tinggalnya semakin harum di nasional.
"Semoga anak-anak Riau bisa mengikuti jejak Duta," harapnya.
Usai pelantikan, Duta langsung ditempatkan di Kota Surabaya, persisnya di Armada II Angkatan Laut.
Suport Kakak Beradik
Suhardi dan istri pada tahun ini menjadi orang tua paling bahagia dan bangga. Duta bukan satu-satunya anak mereka yang dilantik menjadi perwira remaja TNI.
Masih ada Medi Anata Pratama yang juga dilantik sebagai perwira remaja dari Akademi Angkatan Darat. Medi masih melanjutkan pendidikan di Cipatat, Jawa Barat.
Medi pernah dua kali gagal tes masuk Akademi Angkatan Darat. Tak ayal sebelum dilantik, adiknya Duta berada satu tingkat lebih tinggi dari kakaknya.
"Abangnya kalah (gagal tes masuk) dua kali, jadi kakak beradik ini saling memberikan semangat," ujar Suhardi.
Suhardi berharap kedua anaknya menjadi perwira muda yang tulus mengabdi untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keduanya diharap menjadi pemimpin tertinggi di matranya masing-masing.