Kapitalisasi Pasar Saham AS Anjlok Rp 33.117 Triliun dalam Satu Hari

2 days ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025 sehingga berdampak terhadap kapitalisasi pasar saham AS. Hal itu didorong langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengenakan tarif baru ke China.

Mengutip CNBC, Minggu (12/10/2025), indeks Dow Jones anjlok 878,82 poin atau 1,9% menjadi 45.479,60. Indeks S&P 500 merosot 2,7% ke posisi 6.552,51. Indeks Nasdaq susut 3,56% ke posisi 22.204,43.

Seiring koreksi indeks saham acuan di wall street, kapitalisasi pasar merosot USD 2 triliun atau Rp 33.117 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.558), demikian berdasarkan Bespoke Investment Group.

Koreksi kapitalisasi pasar saham itu terjadi lantarna unggahan Presiden AS Donald Trump. Di platform Truth Social, Donald Trump menulis kalau China “menjadi sangat bermusuhan” dengan seluruh dunia, terutama dalam hal kendalinya atas logam tanah jarang.

Ia menuding China menawan dunia karena “monopoli” nya atas sumber daya penting ini.

"Salah satu kebijakan yang sedang kami perhitungkan saat ini adalah kenaikan tarif besar-besaran terhadap produk Tiongkok yang masuk ke Amerika Serikat."

Alasan Wall Street Turun Tajam

Lalu mengapa penurunan wall street begitu tajam?

Mengutip CNBC, meskipun perundingan dagang pemerintahan Trump dengan China berjalan jauh lebih lambat dibandingkan dengan negara lain, konsensus pasar saham adalah akhirnya akan ada kesepakatan antara kedua negara dan hubungan secara keseluruhan membaik.

Trump dan pemimpin China Xi Jinping dijadwalkan bertemu di KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) akhir bulan ini.

Pasar juga merasa nyaman dengan tarif sekitar 40% yang telah diterapkan terhadap China. Hal ini dengan alasan ekonomi AS lebih kuat daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk menahannya dan pengecualiaan untuk produk buatan China. Ini cukup mengurangi dampak ekonomi apapun.

Jika Trump menindaklanjuti ancaman terbarunya, para investor khawatir beban yang ditanggungnya mungkin terlalu berat bagi perekonomian AS, yang masih bergantung pada suku cadang impor untuk memproduksi mobil, panel surya, dan sejenisnya.

Mungkin risiko yang lebih besar yang membebani pasar adalah pembalasan dari China atas barang-barang AS yang dapat memicu perang dagang besar-besaran.

Pemicu Ancaman Trump

Apa yang memicu ancaman Trump?

China, hingga Kamis malam, semakin memperketat cengkeramannya di pasar logam tanah jarang, yang menguasai sekitar 70% pasokan global.

Beijing menyatakan entitas luar harus mendapatkan lisensi untuk mengekspor hampir semua hal yang menggunakan logam tanah jarangnya dan bahwa perusahaan yang menggunakan logam tersebut untuk aplikasi militer akan ditolak. Penggunaan perusahaan-perusahaan tersebut akan ditinjau kasus per kasus oleh China.

Saham yang Alami Aksi Jual

Apa saja saham yang alami aksi jual?

Produsen chip seperti Nvidia dan AMD memimpin penurunan pasar saham pada Jumat. Nvidia, yang masih berusaha mendapatkan dukungan dari kedua negara untuk menjual chip AI yang kurang canggih ke Tiongkok, turun 5%. AMD, yang memimpin reli terakhir, merosot hampir 8%. Apple turun 3%, sementara Tesla merosot 5%.

Namun, bukan hanya saham perusahaan yang terkait langsung dengan perdagangan Tiongkok yang menurun. Aksi jual pasar yang luas terjadi, dengan 424 anggota S&P 500 ditutup di zona merah.

Investor profesional terpaksa mengurangi risiko dalam segala hal karena penurunan mendadak sebesar ini. Karena posisi teknologi mereka terpukul, kepemilikan lain perlu dijual untuk mengumpulkan dana. Selain itu, ada ancaman potensi tarif baru terhadap ekonomi AS. Perusahaan keuangan domestik, Bank of America dan Wells Fargo masing-masing turun lebih dari 2%.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |