Kapitalisasi Pasar Nvidia Cetak Rekor, Sentuh Level Segini

1 week ago 20

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham Nvidia mencapai rekor baru pada Selasa, 30 September 2025 seiring kenaikan hampir 3%. Hal itu mengangkat kapitalisasi pasar produsen chip melampaui USD 4,5 triliun atau Rp 74.908 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.646).

Berdasarkan data Google Finance, harga saham Nvidia Corp naik 2,6% menjadi USD 186,58 pada perdagangan Selasa, waktu setempat.

Saham Nvidia kini telah naik sekitar 39% sepanjang tahun ini. Kinerja saham Nvidia itu menarik investor seiring Nvidia meningkatkan laju transaksinya, memperkuat posisinya di pusat ledakan kecerdasan buatan.

OpenAI mengatakan pekan lalu Nvidia akan mengambil saham ekuitas senilai hingga USD 100 miliar atau Rp 1.662 triliun di startup AI tersebut, dan akan membangun pusat data senilai ratusan miliar dolar AS yang diisi dengan unit pemrosesan grafis Nvidia. OpenAI kemudian mengumumkan lima pusat data besar baru dengan Oracle yang diperkirakan diisi dengan ratusan ribu GPU.

Nvidia menyebutkan, seluruh proyek "Stargate" akan menelan biaya USD 500 miliar atau Rp 8.310 triliun.CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan produk Nvidia mencakup sekitar 70% dari pengeluaran untuk pusat data AI baru.

Analis Citi Dongkrak Harga Saham Nvidia

Analis di Citi pada Selasa menaikkan target harga mereka untuk Nvidia dari USD 200 menjadi USD 210, dengan alasan peningkatan proyeksi belanja infrastruktur AI setelah pengumuman OpenAI.

“Kami yakin OpenAI datang ke Nvidia untuk meminta bantuan karena Nvidia memiliki produk yang sangat menarik, dan jumlah pengguna serta konsumsi komputasi per pengguna terus meningkat,” tulis analis Citi, Atif Malik, dalam catatan tersebut.

OpenAI tidak sendirian, karena Meta, Google, dan perusahaan lain juga secara drastis meningkatkan belanja infrastruktur mereka.

CoreWeave, penyedia cloud yang menjadikan Nvidia sebagai pemegang saham utama, mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk memasok Meta dengan layanan infrastruktur AI senilai USD 14,2 miliar atau Rp 236,05 triliun.

Saham Nvidia mengungguli semua pesaingnya yang berkapitalisasi besar sepanjang tahun ini, kecuali produsen chip Broadcom , yang naik sekitar 40%, yang juga didorong oleh OpenAI.

Nvidia Beli Saham Intel, Segini Nilainya

Sebelumnya, Nvdia menyebutkan akan membeli saham biasa Intel senilai USD 5 miliar atau Rp 82,69 triliun (asumsi dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.539).

Dengan demikian, hal itu akan mendorong Nvidia menjadi pemegang saham utama lainnya di Intel. Hal tersebut terjadi beberapa minggu setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mengambil sekitar 10% saham Intel.

Mengutip CNN, Minggu (21/9/2025), raksasa teknologi yang memproduksi cip kecerdasan buatan ini akan membayar USD 23,28 per saham. Pembelian ini akan membei Nvidia sekitar 4% atau lebih saham Intel setelah saham baru diterbitkan untuk menyelesaikan transaksi, demikian laporan Reuters.

Saham Intel naik 22,77% pada perdagangan Kamis pekan ini dan mencatat kenaikan harian terbesar sejak 1987. Selain itu, saham Nvidia melompat 3,49%.

Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump dan Intel mengumumkan pemerintah melakukan investasi sebesar USD 8,9 miliar atau Rp 147,20 triliun pada saham biasa Intel, dengan Trump menyebutnya sebagai "Perusahaan Amerika Hebat yang memiliki masa depan yang lebih luar biasa." "Ini adalah Kesepakatan yang hebat untuk Amerika dan, juga, Kesepakatan yang hebat untuk INTEL," tulis Trump di Truth Social saat itu.

Upaya Trump Dongkrak Industri AS

Investasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintahan Trump untuk meningkatkan manufaktur semikonduktor di Amerika Serikat dan memperkuat posisi Amerika sebagai pemimpin dalam industri pembuatan cip global.

Trump telah menyatakan, ia berencana untuk mengenakan tarif 100% pada semikonduktor impor, kecuali pemasok yang telah berkomitmen untuk memproduksi produk di Amerika Serikat.

Meskipun Intel pernah menjadi salah satu perusahaan teknologi terpenting di Amerika Serikat, perusahaan ini tertinggal dari para pesaingnya setelah gagal mengantisipasi gelombang teknologi yang beruntun. Lip-Bu Tan, yang mengambil alih posisi CEO pada Maret, telah berupaya untuk membalikkan keadaan perusahaan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |