Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi menegaskan, pasar modal Indonesia terus menunjukkan kinerja positif dengan kapitalisasi pasar yang kini menembus sekitar Rp 15.000 triliun.
Peningkatan ini disebut sebagai bukti nyata meningkatnya partisipasi dan kepercayaan publik terhadap industri pasar modal nasional.
"Pasar modal memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hingga 3 Oktober kemarin, kapitalisasi pasar sudah mencapai sekitar Rp15.000 triliun, dengan lebih dari 18,7 juta SID atau investor,” ujar Inarno dalam sambutannya pada kegiatan Investor Protection Month 2025 di Jakarta, Selasa (8/10/2025).
Menurut dia, capaian tersebut tidak hanya menunjukkan pertumbuhan nilai aset, tetapi juga menggambarkan keyakinan masyarakat terhadap pasar modal sebagai instrumen investasi yang kredibel dan transparan.
Peningkatan jumlah investor individu, terutama generasi muda, menjadi pendorong penting bagi perkembangan ekosistem pasar modal yang inklusif dan berdaya saing.
“Pertumbuhan ini menunjukkan meningkatnya partisipasi publik sekaligus indikator kepercayaan terhadap industri pasar modal. Namun demikian, kepercayaan tentunya tidak hadir begitu saja. Kepercayaan itu adalah fondasi utama pasar modal,” tegasnya.
Memperkuat Perlindungan Investor
Inarno menambahkan, tanpa kepercayaan, pasar modal tidak dapat berfungsi efektif sebagai sarana intermediasi antara pemilik modal dan pihak yang membutuhkan pendanaan.
Oleh karena itu, OJK berkomitmen untuk terus memperkuat perlindungan investor melalui kebijakan yang adaptif, tata kelola yang baik, serta peningkatan keamanan dan integritas sistem keuangan.
Ia juga menyoroti pentingnya edukasi keuangan dan literasi digital dalam menjaga keberlanjutan pertumbuhan pasar modal di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
Penutupan IHSG pada 7 Oktober 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sehingga mendorong ke posisi tertinggi pada perdagangan Selasa (7/10/2025). Kenaikan IHSG itu terjadi di tengah transaksi harian Rp 28,8 triliun.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,36% ke posisi 8.169,28. Indeks LQ45 bertambah 0,38% ke posisi 785,36. Sebagian besar indeks saham acuan menguat pada awal pekan ini.
IHSG menyentuh posisi tertinggi 8.217,04 dan level terendah 8.153,71. Sebanyak 280 saham menguat sehingga angkat IHSG. Namun, 401 saham melemah sehingga bebani IHSG. 119 saham diam di tempat.
Sektor Saham
Total frekuensi perdagangan 3.175.508 kali dengan volume perdagangan 44,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 28,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.557.
Pada Selasa pekan ini, sebagian besar sektor saham melemah. Sektor saham transportasi basic turun 0,63%, dan catat koreksi terbesar. Kemudian sektor saham consumer siklikal susut 0,44%, sektor saham industri melemah 0,37%. Lalu sektor saham consumer nonsiklikal merosot 0,13%, sektor saham kesehatan terpangkas 0,08%, dan sektor saham properti terperosok 0,28%.
Sementara itu, sektor saham transportasi bertambah 3%, dan catat kenaikan terbesar. Diikuti sektor saham energi melesat 2,62%, sektor saham infrastruktur menguat 2,33% dan sektor saham teknologi menanjak 0,35%, serta sektor saham keuangan naik 0,01%.