Judi Online dan Foto Bahagia Terduga Pelaku di Balik Kematian Pegawai BPS

2 months ago 39

Liputan6.com, Jakarta Sebuah video viral di media sosial yang menyebut seorang pria terlihat bahagia di hari pernikahannya, usai diduga membunuh teman dari istrinya yang merupakan pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) bernama Tiwi (30). Kejadian ini terjadi di Halmahera Timur, Maluku Utara.

"Aditya Hanafi setelah membunuh Tiwi dan meninggalkan jenazah Tiwi, lalu melangsungkan pernikahan dengan muka tak bersalah," tulis akun @hitamputihgp.01 seperti dikutip merdeka.com, Rabu (13/8).

Terkait kejadian itu, Kapolsek Maba Selatan Ipda Habiem Ramadya mengatakan, kejadian itu berawal saat polisi mendapatkan laporan dari teman korban berinisial A pada 31 Juli 2025.

"Jadi saudara A sekitar jam 4 sore datang ke kantor kami melaporkan. Pak sepertinya kami ada penemuan mayat nih pak di salah satu kamar di Rumah Dinas Statistik Haltim," ujar Habiem.

"Nah dia buat laporan, oke karena dapat laporan, jadi saya udah perintahkan piket pada saat itu bersama saya, bersama Kanit Reskrim dan unitnya, kita turun ke TKP," sambungnya.

Temuan Fakta

Selanjutnya, polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan menemukan sejumlah fakta beserta petunjuk yang didapat.

Dari petunjuk itu, kemudian pihaknya pun mulai beranggapan jika korban meninggal dunia bukan karena bunuh diri atau sakit. Sehingga, penyidik meyakini jika Tiwi tewas karena diduga dibunuh.

"Jadi di tanggal 31 malemnya, sekitar jam 9 malam kita langsung lakukan pemeriksaan. Kita langsung-langsung lakukan pemeriksaan khususnya ke seluruh pegawai statistik, dari kapan terakhir korban terlihat dan sebagainya, itu juga kita lakukan pemeriksaan," paparnya.

"Dari situ dapatlah fakta-fakta baru, petunjuk baru yang mengatakan bahwasanya korban ini terakhir terlihat tanggal 17 Juli 2025. Itu kondisi korban terakhir kali masuk kantor. Berarti kita udah beranggapan ini mungkin tanggal 18-19 ini kemungkinan korban sudah enggak bernyawa kalau dilihat dari kondisi korban yang sudah seperti itu," tambahnya.

Pelaku Cuti Kerja

Tidak berhenti sampai di situ, penyidik pun kembali mencari informasi dan ternyata terduga pelaku dan istrinya yaitu AFM itu tidak ada saat petugas meminta keterangan dari pihak BPS sebelumnya.

"Jadi mereka berdua ini kan pada saat itu belum menikah statusnya. Jadi kita tanya di bagian administrasi sama di bagian statistik khususnya kepala, kita tanya bahwa yang bersangkutan tersangka berserta istrinya ini udah mengajukan cuti semenjak tanggal 7 Juli,", ucapnya.

"Nah dari situ kita melakukan pemeriksaan dari beberapa saksi, ternyata ada salah satu saksi, inisialnya H, mengatakan kepada saya 'Pak, di tanggal 16-17-18-19 itu saudari A ini selaku istrinya pelaku itu menelepon ke saya minta tolong cariin suaminya'," sambungnya.

Ternyata calon suaminya itu pada 16-19 Juli sudah menghilang dari Ternate. Namun, berdasarkan keterangan AFM jika terduga pelaku berada di Halmahera Timur pada tanggal tersebut.

"Jadi kita makin kuat nih kecurigaan kita, ngapain dia ke Haltim, sedangkan dia udah mau nikah. Kemudian, di tanggal 21 Juli korban ini mengajukan cuti, dan ternyata yang mengajukan cuti itu benar itu bukan lagi korban, karena korban udah meninggal di tanggal 21," katanya.

"Nah, itu yang mengajukan cuti itu dari si pelaku karena pelaku bisa mengakses HP-nya korban karena udah memaksa meminta password dan sebagainya, dia mengakses mengakses HP-nya korban, kemudian dia yang ajukan cuti itu pelaku dari tanggal 21-25 untuk menghilangkan kecurigaan teman-temannya bahwa kalau dicariin mungkin dia ini lagi cuti kan," sambungnya.

Pelaku Pura-Pura Jadi Korban, Balas Pesan WA

Kemudian, pada 26 Juli 2025 salah satu karyawan mengirimkan pesan via WhatsApp untuk menanyakan kabarnya. Namun, hal itu tidak mendapatkan jawaban dari korban melainkan terduga pelaku yang membalas pesannya.

"Jadi dia nanya masalah pekerjaan dan si korban masih bisa jawab masalah pekerjaan, dan kita makin yakin. Karena kalau tanggal 26 dia meninggal, mayatnya masih belum kayak gini," ucapnya.

"Ah udah kita beranggapan, pasti tanggal 19 udah meninggal nih. Nah, dari situ dia nanya pekerjaan dan paham. Ah udah A1, kita yakin, pasti sesama pegawai sih," sambungnya.

Undangan Pelaku untuk Diperiksa

Lalu petugas masih dalam penyelidikan mengundang terduga pelaku untuk dimintai keterangannya atau klarifikasi. Namun ia tidak mau hadir.

Selanjutnya, pada 3 Agustus 2025 malam terduga pelaku perjalanan pulang ke Maba, Halmahera Timur. Akan tetapi, di tengah perjalanannya ia turun dari mobil yang ditumpanginya dan menuju ke Ternate.

"Dia turun, di sepertiga perjalanan, dia balik lagi ke Ternate. Dari situ kita yakin, udah. Saya siapkan tim saya, kita persiapan jemput dia di Ternate, karena yakin nih. Karena beberapa alat bukti dan petunjuk mengatakan dia calon tersangka," ujarnya.

Dalam perjalanannya, dia pun mengetahui tengah menjadi target polisi. Lalu, ia menyerahkan diri ke Dir Reskrimum Polda Maluku Utara dan mengatakan jika AH mengetahui pelaku pembunuhan Tiwi

"Pada saat itu dia belum jujur. Kemudian kita lakukan pemeriksaan singkat, interogasi singkat di sana. Akhirnya dia mengakui bahwa dia pelakunya. Jadi, dia mengakui bahwasanya dia melakukan aksinya itu, dalam hal ini pembunuhannya itu sekitar tanggal 19 Juli, sekitar jam 05.22 WIT," jelasnya.

"Kemudian setelah melakukan aksi pembunuhan dia pulang lagi ke Ternate. Dia pulang ke Ternate untuk melangsungkan pernikahan di tanggal 27. Jadi pada saat pembunuhan dia menggunakan bantal, keterangan dia menggunakan bantal. Jadi bantalnya dibekap ke mukanya korban, sampai korban tidak bisa bernafas," pungkasnya.

Motif Tersangka

Aksi sadis tersangka menghabisi nyawa korban diduga dipicu utang dan kecanduan judi online. Tersangka yang terlilit utang, berusaha meminjam uang ke korban namun ditolak.

Rekonstruksi pembunuhan telah digelar pada Jumat (8/8) di rumah dinas BPS Haltim, menampilkan 33 adegan sesuai hasil penyidikan.

Tersangka dijerat Pasal 340, 339, 338, subsider Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman mulai dari 20 tahun penjara hingga pidana mati.

Reporter: Nur Habibie

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |