Liputan6.com, Jakarta Tak pernah terbayang di benak AKP Subroto menyaksikan putra keduanya menerima penghargaan tertinggi sebagai lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 2025.
Alim Bimo Prawoto, 22 tahun, kini resmi menyandang gelar Adhi Makayasa, gelar prestisius yang hanya dianugerahkan kepada taruna terbaik dari aspek akademik, jasmani, dan kepribadian.
Putra asli Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri itu, lahir pada 2 September 2002. Sejak kecil, Bimo memang menunjukkan kecintaan untuk belajar.
Ibunya, Erni Sulistyowati Sularso, yang seorang ibu rumah tangga, selalu mendampingi dan membacakan buku untuk Bimo, bahkan saat sang anak tengah belajar pelajaran sekolah.
“Doa orang tua itu tidak pernah lepas. Sebab rida Allah, ya, rida orang tua,” ungkap Subroto yang kini menjabat sebagai Kasatlantas Polres Wonogiri.
Prestasi di Sekolah
Bimo menapaki pendidikannya di SD Islam Terpadu As-Salamah Baturetno dan selalu masuk peringkat tiga besar. Prestasinya berlanjut di SMPN 1 Wonogiri. Namun titik balik penting datang ketika Bimo memutuskan mendaftar ke SMA Taruna Nusantara Magelang.
“Awalnya, ia hanya ikut-ikutan teman. Dari tujuh anak asal Wonogiri yang mendaftar, hanya Bimo yang diterima,” jelas Subroto.
Di SMA Taruna Nusantara, Bimo lagi-lagi tak pernah keluar dari lima besar nilai tertinggi. Pilihan untuk melanjutkan ke sekolah kedinasan pun tak lepas dari tekadnya. Ia mendaftar ke dua tempat sekaligus Akademi Militer dan Akademi Kepolisian.
Mimpi Bertemu SBY jadi Penguat Hati
Bimo berhasil mencapai tahap akhir seleksi di keduanya. Namun, sebuah mimpi kemudian menjadi penuntun langkah. Usai salat istikharah, Bimo bermimpi bertemu Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono yang tampil mengenakan seragam militer.
“katanya, mimpi itu menjadi pertanda yang menguatkan hati anak saya untuk memilih di Akmil,” kata dia.
Keputusan yang pada akhirnya membawanya menjadi Sersan Mayor Satu Taruna (Sermatutar) terbaik tahun ajaran 2024/2025, sekaligus lulusan cumlaude Sarjana Terapan Pertahanan pada program studi Teknik Elektronika Pertahanan, Corps Artileri Pertahanan Udara.
“Anak saya tidak pernah kami paksa untuk mengejar gelar atau prestasi. Semua karena kerja kerasnya sendiri, dan kami hanya bisa mendoakan dan mendukung,” pungkasnya.