Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah melemah pada perdagangan saham Rabu (1/10/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah kenaikan sektor saham teknologi dan transaksi harian sentuh Rp 24 triliun.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup melemah 0,21% ke posisi 8.043,82. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,2% ke posisi 784,49. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.093,69 dan level terendah 8.034,25. Sebanyak 378 saham melemah sehingga bebani IHSG. 289 saham menguat dan 130 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 2.840.277 kali dengan volume perdagangan 59,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 24 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.615.
Sektor saham cenderung beragam. Sektor saham teknologi melambung 4,93%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham consumer siklikal naik 1,41%, sektor saham basic mendaki 1,37%, sektor saham energi menguat 0,66% dan sektor saham industri bertambah 0,13%.
Saham IPCC merosot 1,41% ke posisi Rp 1.050 per saham. Harga saham IPCC dibuka stagnan di posisi Rp 1.065 per saham. Saham IPCC berada di level tertinggi Rp 1.070 dan terendah Rp 1.050 per saham. Total frekuensi perdagangan 853 kali dengan volume perdagangan 19.207 saham. Nilai transaksi Rp 2 miliar.
Gerak Saham
Saham SMBR melompat 5,76% ke posisi Rp 294 per saham. Harga saham SMBR dibuka naik enam poin ke posisi Rp 284 per saham. Saham SMBR berada di level tertinggi Rp 304 dan terendah Rp 280 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.344 kali dengan volume perdagangan 1.131.102 saham. Nilai transaksi Rp 33,3 miliar.
Saham DKFT bertambah 0,69% ke posisi Rp 725 per saham. Harga saham DKFT dibuka stagnan di posisi Rp 720 per saham. Saham DKFT berada di level tertinggi Rp 740 dan terendah Rp 695 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.294 kali dengan volume perdagangan 291.711 saham. Nilai transaksi Rp 21 miliar.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham UFOE melonjak 34,72%
- Saham ASLI melonjak 34,33%
- Saham TFAS melonjak 34,13%
- Saham ESTA melonjak 34,04%
- Saham BAJA melonjak 27,03%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham PNSE merosot 14,81%
- Saham PGLI merosot 14,60%
- Saham GTRA merosot 10,37%
- Saham ARGO merosot 10,04%
- Saham TRUK merosot 10%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BRMS senilai Rp 1,6 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 1,5 triliun
- Saham BUMI senilai Rp 1,3 triliun
- Saham BBRI senilai Rp 858,1 miliar
- Saham TINS senilai Rp 837 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham ATLA tercatat 116.285 kali
- Saham BRMS tercatat 103.606 kali
- Saham BUMI tercatat 90.755 kali
- Saham BBCA tercatat 69.742 kali
- Saham TINS tercatat 6.4426 kali
Sentimen IHSG
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan, terjaganya laju inflasi, berpotensi memberikan ruang untuk Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunganya.
“Penurunan suku bunga dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pelaku usaha untuk berinvestasi lebih banyak, yang pada gilirannya dapat menopang pertumbuhan ekonomi,” “ kata dia seperti dikutip dari Antara.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi Indonesia sebesar 0,21 persen month to month (mtm) atau sebesar 2,65 persen year on year (yoy) pada September 2025, atau tetap berada dalam target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5 hingga 3,5 persen.
BPS juga melaporkan neraca perdagangan Indonesia periode Agustus 2025 tercatat surplus sebesar USD 5,49 miliar, yang mana ekspor tercatat sebesar USD 24,96 miliar dan impor sebesar USD 19,43 miliar.
Sentimen IHSG Lainnya
Selanjutnya, S&P Global melaporkan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia bulan September 2025 berada di level 50,4, atau masih di zona ekspansi namun melambat dari sebelumnya berada di level 51,5 pada Agustus 2025.
“Dari mancanegara, pelaku pasar terbebani kekhawatiran terkait kemungkinan shutdown (penutupan) pemerintah Amerika Serikat (AS) setelah Kongres AS gagal meloloskan RUU pendanaan,” kata dia.
Secara politik, Partai Republik dan Partai Demokrat di AS saling menyalahkan atas kebuntuan tersebut, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku pasar dan pasar global yang memantau ekonomi terbesar di dunia.
Sementara itu, indeks kepercayaan konsumen AS turun dari sebelumnya 97,8 menjadi 94,2, atau terendah sejak lima bulan terakhir tertekan ekspektasi kemudahan mendapat pekerjaan, sehingga memberikan spekulasi potensi The Fed akan melanjutkan memangkas suku bunga acuannya
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham regional Asia pada Rabu sore ini antara lain indeks Nikkei susut 376,63 poin atau 0,84 persen ke 44.556,00, indeks Hang Seng naik 232,68 poin atau 0,87 persen ke 26.855,56.
Kemudian indeks Shanghai bertambah 20,25 poin atau 0,52 persen ke 3.882,78, dan indeks Strait Times menguat 17,41 poin atau 0,40 persen ke 4.317,57.