Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Hal itu disampaikan manajemen PT Garuda Indonesia Tbk dalam keterbukaan informasi BEI, ditulis Kamis (2/10/2025).
RUPSLB Garuda Indonesia itu memiliki satu agenda mata acara yakni perubahan pengurus Perseroan. Dalam keterbukaan informasi itu disebutkan RUPS Luar Biasa dengan mata acara ini diselenggarakan berdasarkan usulan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia selaku pemegang saham seri A Dwiwarna melalui Surat Nomor:SR-500/MBU/09/2025 pada 22 September 2025.
Selain itu, sesuai ketentuan Pasal 11 ayat 10 dan Pasal 14 ayat 12 Anggaran Dasar Perseroan sertal Pasal 94 dan Pasal 111 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas, mata acara ini wajib diputuskan dalam RUPS.
Pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS merupakan pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan pada 30 September 2025.
Pada perdagangan saham Kamis, (2/10/2025) pukul 13.57 WIB, harga saham GIAA naik 3,75% ke posisi Rp 83 per saham. Harga saham GIAA berada kisaran tertinggi dan terendah Rp 83 per saham. Total frekuensi perdagangan 902 kali dengan volume perdagangan 344.001 saham. Nilai transaksi Rp 2,9 miliar.
Garuda Indonesia Mau Tambah 7 Pesawat Tahun Ini, 5 Armada Sudah Jalan
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menambah 7 armada pesawat sepanjang 2025 ini. Adapun, 5 armada sudah lebih dulu datang dan digunakan maskapai.
Direktir Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim menyampaikan penambahan 7 unit pesawat itu jadi yang terbanyak sejak pandemi Covid-19 lalu.
"Sepanjang tahun 2025 ini kami menargetkan total akan terdapat 7 armada baru, dan ini merupakan penambahan pesawat terbanyak Garuda Indonesia pascapandemi," kata Reza dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Senin (22/9/2025).
Ada 5 Armada Tambahan
Dia menjelaskan, sejak jajaran manajemen baru dipilih, sudah ada 5 armada tambahan yang didatangkan perusahaan. Sehingga, hingga Agustus 2025 ini ada total 78 armada pesawat yang digunakan.
Rinciannya, 32 pesawat berbadan lebar (wide body) dan 46 pesawat berbadan ramping (narrow body). Dengan jumlah pesawat ini, Garuda Indonesia memproyeksikan bisa mengangkut 12,2 juta penumpang pada 2025 ini.
"Pasar penumpang transportasi udara proyeksinya akan terus meningkat mencapai sekitar 105 juta penumpang tahun ini, Garuda Indonesia menargetkan akan melayani 12,2 juta penumpang tahun ini atau setara dengan market share 11,6 persen," jelas Reza.
Jumlah Pesawat Naik
Dalam paparan Reza, jumlah armada Garuda Indonesia sempat berkurang hampir 50 persen karena terdampak pandemi. Namun, bisa kembali bertambah secara berkala.
Pada 2019-2020, jumlah armada Garuda Indonesia mencapai 142 unit, namun turun jadi 68 unit di 2022. Angka tersebut terus bertambah menjadi 71 armada di 2023 dan 73 di 2024. Serta, hingga Agustus 2025, GIAA sudah mengoperasikan 78 armada.
Penambahan armada ini sejalan dengan proyeksi pelayanan penumpang. Dalam kurun waktu 2022 hingga 2024, jumlah penumpang maskapai pelat merah ini naik dari 5,6 juta menjadi 11,4 juta orang.