Liputan6.com, Jakarta - Emiten farmasi PT Soho Global Health Tbk (SOHO) bersama anak perusahaan mendapatkan pinjaman maksimal Rp 350 miliar dari Bank HSBC Indonesia.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (11/10/2025), Perseroan mengumumkan transaksi penandatanganan perjanjian pemberian fasilitas perbankan korporasi PT Soho Global Health Tbk, PT Soho Industri Pharmasi dan PT Parit Padang Global dengan Bank HSBC Indonesia pada 10 Oktober 2025. Berdasarkan perjanjian fasilitas, HSBC memberikan fasilitas pinjaman kepada Perseroan dan anak perusahaan dengan nilai maksimal Rp 350 miliar.
Senior Executive Vice President PT Soho Global Health Tbk, Yuliana Tjhai menuturkan, transaksi ini akan memberikan tambahan fleksibilitas keuangan bagi Perseroan dan anak perusahaan untuk mendukung kebutuhan modal kerja dan kas operasional Perseroan maupun anak perusahaannya.
"Perseroan serta anak perusahaannya memiliki fleksibilitas untuk menarik sebagian atau seluruh fasilitas kredit sesuai dengan kebutuhan,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.
Adapun fasilitas itu terdiri dari kredit berdokumen (DC), kredit berdokumen dengan pembayaran tertunda/berjangka (DPC), pinjaman impor (pinjaman pembeli setelah pengapalan), pinjaman impor (pinjaman pembeli setelah pengapalan) I dan bank garansi atau surat kredit berdokumen siaga yang dapat digunakan oleh debitur sesuai kebutuhan dan berdasarkan ketentuan dalam perjanjian fasilitas.
Lepas Seluruh Kepemilikan di AstraZeneca Indonesia, Soho Global Health Raup Cuan Segini
Sebelumnya, PT Soho Global Health Tbk (SOHO) resmi melepas seluruh kepemilikan sahamnya di PT AstraZeneca Indonesia. Aksi korporasi ini juga mencakup pelepasan saham yang dimiliki oleh entitas anaknya, PT Soho Industri Pharmasi (PT SIP), sehingga menandai divestasi penuh dari kolaborasi strategis antara kedua perusahaan.
Dengan langkah ini, SOHO tidak lagi memiliki keterlibatan kepemilikan dalam AstraZeneca Indonesia. Divestasi saham SOHO terhadap AstraZeneca Indonesia dilakukan dengan total nilai transaksi sebesar USD 1,84 juta atau sekitar Rp 29,79 miliar (asumsi kurs Rp 16.191,25 per USD).
“Penjualan seluruh saham milik Perseroan dan PT SIP pada PT AstraZeneca Indonesia, dengan total nilai keseluruhan transaksi sebesar USD 1,84 juta,” ungkap Senior Executive Vice President PT Soho Global Health Tbk, Yuliana Tjhai dalam keterbukaan informasi Bursa, dikutip Senin (26/6/2025).
Meskipun nilainya tidak tergolong besar jika dibandingkan dengan keseluruhan nilai kapitalisasi perusahaan, transaksi ini tetap memiliki relevansi strategis, khususnya dalam konteks pengelolaan portofolio investasi SOHO di sektor farmasi.
Tidak Berdampak pada Operasional dan Keuangan Perusahaan
SOHO memastikan bahwa langkah divestasi ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap kelangsungan operasional, posisi hukum, maupun kesehatan keuangan perusahaan. Hasil penjualan saham akan dikategorikan sebagai pendapatan non-operasional.
"Transaksi ini tidak memberikan dampak material terhadap kegiatan operasional, posisi hukum, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha Perseroan maupun PT SIP,” tegas Yuliana.
Pendapatan Non-Operasional Akan Dicatat dari Transaksi Ini
Meskipun tidak berdampak pada lini bisnis inti, hasil penjualan saham AstraZeneca Indonesia akan dicatat sebagai pendapatan non-operasional bagi PT Soho Global Health Tbk. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat neraca keuangan jangka pendek perusahaan.
"Hasil transaksi ini akan dicatat sebagai pendapatan non-operasional Perseroan,” terang Yuliana. Sayangnya, perseroan tak merinci detail lebih lanjut mengenai bagaimana dana tersebut akan dialokasikan ke dalam laporan keuangan atau rencana bisnis mendatang.