Liputan6.com, Jakarta - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) menegaskan komitmennya dalam menjaga kesinambungan usaha sekaligus memperkuat peran dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Direktur VKTR, Achmad Amri Aswono Putro, menyampaikan bahwa perusahaan tidak hanya menyiapkan strategi untuk pembagian dividen, tetapi juga fokus pada peningkatan kandungan lokal produk dan perluasan pasar.
“Kami ingin untuk bisa membangun ekonomi negeri ini dengan meningkatkan kandungan lokal daripada produk-produk kendaraan listrik dari VKTR, yang kita mulai dengan bus 12 meter Vector yang sekarang ini sudah melantai di Jakarta untuk melayani transportasi Transjakarta. Dari 72 unit, 20 unit di antaranya merupakan bus listrik dengan TKDN di atas 40%,” jelas Achmad dalam Public Expose Insidentil, dikutip Sabtu (4/10/2025).
Bus listrik tersebut dirakit di fasilitas perakitan Magelang, Jawa Tengah, melalui skema Completely Knocked Down (CKD) dengan karoseri yang dikerjakan oleh produsen lokal.
VKTR mencatat, 52 unit awal masih diimpor secara utuh atau Completely Built Up (CBU), sementara 20 unit terakhir sudah dirakit secara lokal sehingga memenuhi sertifikasi TKDN di atas 40%. Menurut Achmad, langkah ini menjadi titik awal perusahaan dalam mendorong lokalisasi produksi kendaraan listrik di Tanah Air.
Kembangkan Truk Listrik
Tidak hanya fokus pada bus listrik 12 meter, VKTR juga mengembangkan produk lain seperti bus 8 meter serta truk listrik, baik jenis high duty maupun light duty. Seluruhnya telah diproduksi dengan format CKD dan dirakit di Magelang, meski sertifikasi TKDN baru diajukan pada bus listrik 12 meter Transjakarta.
Lebih lanjut, Achmad menekankan strategi ekspansi pasar perusahaan difokuskan pada segmen business to business (B2B) selain business to government (B2G).
“Kami akan melebarkan lagi terutama ke sektor-sektor perkebunan dan sektor pertambangan. Dengan perluasan ke B2B ini, kami sangat yakin karena secara nasional bus sekitar 300 ribu unit dan truk hampir 6 juta unit masih mayoritas menggunakan kendaraan combustion,” ungkapnya.
Beberapa penjualan ke sektor swasta sudah terealisasi, di antaranya 8 unit bus listrik ke perusahaan kertas di Riau, bus 12 meter ke salah satu pabrik rokok besar untuk kebutuhan transportasi karyawan, serta apron bus listrik ke pengelola bandara.
Selain itu, VKTR juga mencatat penjualan 24 unit truk listrik pengangkut sampah ke pemerintah daerah maupun Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sejalan Kebijakan Pemerintah
Achmad menuturkan, strategi ekspansi tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah, khususnya Perpres 55 Tahun 2019 dan Perpres 79 Tahun 2025 yang mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik, serta Perpres 49 Tahun 2025 yang memberikan insentif bagi produk dengan TKDN di atas 20% hingga 40%. Hal ini dinilai membuka peluang besar bagi VKTR untuk memperluas pasar kendaraan listrik di sektor-sektor strategis.
Untuk mendukung ambisi tersebut, VKTR mengandalkan fasilitas perakitan kendaraan listrik di bawah anak usahanya, PT VKTR Sakti Indonesia, yang berlokasi di Magelang di atas lahan seluas 4 hektare. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 3.000 unit per tahun khusus untuk bus dan truk listrik.
Desain dan pembangunan fasilitas ini menggunakan kontraktor serta standar teknologi yang sama dengan pabrikan kendaraan listrik global asal Tiongkok yang telah beroperasi di Indonesia.
Buka Lapangan Kerja
Keberadaan fasilitas tersebut menjadi salah satu pilar penting dalam strategi VKTR, tidak hanya dalam meningkatkan kandungan lokal, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Dengan ketiga langkah utama, yakni peningkatan TKDN, perluasan pasar B2B, dan pengembangan fasilitas perakitan, VKTR optimistis dapat memperkuat posisinya dalam industri kendaraan listrik nasional di masa mendatang.