Liputan6.com, Jakarta DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 mengenai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dalam regulasi baru tersebut, Kementerian BUMN akan bertransformasi menjadi Badan Pengaturan Badan Usaha Milik (BP BUMN). Pengesahan dilakukan dalam rapat paripurna ke-6 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2025–2026 pada Kamis (2/10/2025).
Rapat dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Sebelumnya, Ketua Komisi VI DPR RI Anggia Ermarini membacakan laporan hasil rapat tingkat I, lalu Ketua DPR RI Puan Maharani meminta persetujuan seluruh anggota yang hadir.
Bagaimana gerak harga saham BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), usai pengesahan RUU BUMN?
Sektor Jasa Keuangan
Dari sektor jasa keuangan mencatat penguatan tipis di beberapa bank besar. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menguat 0,46 persen ke level Rp 4.400, sedangkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) naik 0,25 persen ke Rp 4.060.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) justru terkoreksi 1,31 persen ke Rp 3.750. Saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) kompak menguat masing-masing 0,40 persen ke Rp 1.270 dan 0,39 persen ke Rp 2.600.
Sektor Energi
Adapun untuk sektor energi, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) melemah 1,20 persen ke Rp 1.650, diikuti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang turun 0,43 persen ke Rp 2.320. Saham PT Elnusa Tbk (ELSA) juga terkoreksi 0,41 persen ke Rp 490.
Sektor Infrastruktur
Pada sektor infrastruktur, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) memimpin penguatan dengan naik 2,94 persen ke Rp 3.150. Saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) juga menguat tipis 0,29 persen ke Rp 3.470, sementara PT PP (Persero) Tbk (PTPP) naik 0,50 persen ke Rp 402.
Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) turut menguat 0,72 persen ke Rp 280. Di sisi lain, saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) terkoreksi 1,65 persen ke Rp 595. Perdagangan saham PT PP Properti Tbk (PPRO) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) masih disuspensi.
Sektor Basic Materials
Untuk sektor Basic Materials, mayoritas emiten terkoreksi. Saham PT Timah Tbk (TINS) melemah 1,58 persen ke Rp 1.870, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 2,49 persen ke Rp 3.130, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) terkoreksi 1,77 persen ke Rp 2.770, dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) turun 1,36 persen ke Rp 290.
Kemudian, saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mengalami pelemahan paling dalam, anjlok 5,59 persen ke Rp 338. Namun, saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) justru melonjak 8,33 persen ke Rp 26.
Sektor Kesehatan, Transportasi, dan Logistik
Dari sektor kesehatan, saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 1,85 persen ke Rp 550. Adapun perdagangan saham PT Indofarma Tbk (INAF) masih disuspensi.
Sementara itu, di sektor Transportasi & Logistik, saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menguat signifikan 3,75 persen ke Rp 83.
Transformasi Kementerian BUMN Jadi BP BUMN Perkuat Tata Kelola Emiten
Sebelumnya, pengamat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa menilai transformasi Kementerian BUMN menjadi Badan Pengelola (BP) BUMN sebagai langkah strategis untuk memperkuat tata kelola dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap emiten pelat merah.
Menurut Reydi, pemisahan peran antara regulator dan operator akan membawa dampak positif bagi pasar modal. Menurutnya, transformasi kementerian BUMN menjadi BP BUMN adalah langkah yang konkrit dalam memisahkan fungsi regulator dan operator.
“Disini Danantara akan berperan sebagai operator bisnis dan BP BUMN akan fokus sebagai regulator dan melarang adanya rangkap jabatan diantara keduanya, hal ini akan memperkuat tata kelola dan mengurangi konflik kepentingan di emiten BUMN," ujar Reydi kepada Liputan6.com, Senin (29/9/2025).
Ia menambahkan, kebijakan ini akan memberikan efek jangka menengah hingga panjang terhadap efisiensi anggaran dan mendorong aksi korporasi besar yang dinantikan investor.
"Dampaknya akan bagus untuk jangka menengah dan panjang, karena beberapa BUMN diprogramkan akan merger atau diakuisisi sehingga bisa mengurangi inefisiensi anggaran serta menjadi katalis aksi korporasi yang besar dan ditunggu investor," pungkas Reydi.