Liputan6.com, Jakarta PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) merilis laporan keuangan konsolidasian yang telah diaudit untuk paruh pertama 2025. Setelah kuartal pertama terdampak gangguan operasional besar serta cuaca ekstrem, perusahaan berhasil membukukan pemulihan pada kuartal kedua, didorong peningkatan produksi, efisiensi, dan arus kas bebas yang kembali positif, meski curah hujan masih menjadi tantangan.
Secara year-on-year (YoY), kinerja Semester I 2025, mencerminkan dampak gangguan pada kuartal I 2025.
Melansir data laporan keuangan Perseroan pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/10/2025), Overburden removal mencapai 209 juta bcm, turun 23% YoY, dan produksi batu bara 38 juta ton, turun 10% YoY. Penurunan ini dipicu cuaca ekstrem serta penghentian operasional akibat insiden keselamatan oleh pihak lain di kuartal pertama.
Pendapatan tercatat USD 730 juta, turun 15% YoY karena volume lebih rendah, meski sebagian ditopang kenaikan harga jual rata-rata 3% YoY dan kontribusi bisnis kepemilikan tambang. EBITDA Semester I 2025 sebesar USD 64 juta dengan margin 11%, dibanding 22% pada Semester I 2024.
Grup mencatat rugi bersih USD 74,21 juta juta akibat EBITDA lebih rendah dan pencadangan piutang di Australia, meski dampaknya sebagian tertutupi oleh pergerakan nilai tukar, keuntungan investasi di 29Metals, beban bunga lebih rendah, manfaat pajak lebih besar, serta depresiasi yang menurun.
Belanja Modal
Belanja modal naik 40% YoY menjadi USD 111 juta, dengan alokasi USD 53 juta untuk pengembangan dan USD 58 juta untuk pemeliharaan. Arus kas bebas berbalik positif USD 5 juta, dari sebelumnya negatif USD 47 juta pada Semester I 2024.
Iwan Fuad Salim, Direktur BUMA International Group, mengatakan, kinerja kuartal kedua 2025 menunjukkan rencana pemulihan telah menghasilkan progress nyata.
“Dengan memperkuat fundamental operasional dan meminimalkan dampak akibat curah hujan, kami berhasil meningkatkan reliabilitas serta memulihkan profitabilitas bulanan menjelang akhir kuartal. Disiplin operasional ini memberikan landasan yang lebih kuat untuk menjaga momentum secara berkelanjutan di bulan-bulan berikutnya,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Grup menekankan bahwa gangguan besar pada kuartal pertama memperkuat fokus pada penguatan fundamental. Pada kuartal kedua, langkah-langkah perbaikan di operasional Indonesia mendorong peningkatan kinerja serta perbaikan arus kas, meskipun tantangan curah hujan masih ada.
Jam kerja efektif meningkat 31% pada Januari–Juli berkat ketersediaan dan utilisasi peralatan yang lebih baik. Total jam siaga turun 43% seiring penyelesaian hambatan disposal, jalan, dan geologi. Waktu siklus berkurang 12%, mencerminkan kondisi jalan angkut yang lebih lancar.
Volume Produksi
Volume produksi meningkat pada kuartal 2 2025, dengan overburden removal naik dari 33 mbcm di April menjadi 44 mbcm di Juli serta 43 mbcm di Agustus, lebih dari 25% di atas rata-rata kuartal 1 2025. Produksi batu bara rata-rata mencapai 6,4–7,5 juta ton per bulan sejak Mei, didukung pemulihan operasi di Indonesia.
Efisiensi biaya juga membaik. Biaya tunai per unit menurun di kuartal 2 2025, dengan penurunan hingga 28% sejak Januari. Biaya tenaga kerja per bcm turun 42% karena pengaturan shift yang lebih disiplin, sementara biaya bahan bakar per bcm berkurang 17% dari penurunan konsumsi 9% dan harga bahan bakar 8%. Biaya perawatan turun 13% berkat penggunaan pemantauan kondisi peralatan, serta perpanjangan umur komponen utama sebesar 17%.
Pendapatan dari batubara non-termal menyumbang 30% total pendapatan Semester I 2025, naik lima poin persentase secara YoY, menegaskan upaya diversifikasi.
Selain itu, Grup memperluas komitmen sosial melalui PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) dan PT BISA Ruang Vokasi (BIRU), yang telah memberi manfaat kepada lebih dari 5.400 penerima manfaat hingga Juni 2025. Program berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.