Liputan6.com, Jakarta Keberadaan wisatawan asal Jakarta Timur, Azka Nurfadillah masih menjadi misteri. Memasuki hari keenam pencarian, pengunjung Pantai Siung, Gunungkidul tersebut belum ditemukan.
Sebelum dinyatakan hilang, anggota Tim SAR Satlinmas DIY Korwil 1 Sadeng, Catur Rahmanto mengaku sempat berinteraksi langsung dengan Azka di area tebing Watu Togok, yang sebenarnya termasuk zona terlarang untuk wisatawan karena medan curam dan membahayakan.
"Saya waktu itu habis salat Jumat dan ngopi, lalu dapat laporan dari warga kalau ada pengunjung perempuan sendirian di sekitar Watu Togok. Saya langsung menuju lokasi bersama dua warga, dan benar saya temukan saudari Azka duduk menghadap laut," ujar Catur, Jumat (1/8).
Saat ditemukan, Azka duduk membawa kantong kresek besar, namun menolak ketika diminta untuk membuka isinya. Saat diajak bicara, ia tampak tidak fokus dan menghindari komunikasi. Ia mengaku datang sendiri dan menyatakan sudah 'izin', meski tak menyebut pihak mana yang diberi tahu.
Setelah proses bujuk membujuk yang cukup lama, Azka akhirnya bersedia ikut turun menuju Pantai Siung, meski dengan langkah lambat dan sering berhenti bermain air.
Sesampainya di pantai, ia tetap enggan diajak bicara. KTP tidak dibawa, dan saat diminta nomor keluarga, ia menolak. Karena ada keperluan pribadi, Catur menitipkan Azka kepada personel SAR lain. Namun sejak malam harinya, Azka tidak lagi terlihat hingga akhirnya dilaporkan hilang.
Kesaksian juga datang dari Saido, warga sekitar Pantai Siung yang akrab disapa Ido, pemilik warung dekat lokasi tenda Azka. Menurut Ido, sejak Kamis (24/7), Azka terlihat beberapa kali mondar-mandir di jalan setapak dan bahkan sempat berbicara sendiri. Saat disapa, Azka tidak menjawab.
"Pas saya sapa dia cuma jalan saja. Saya sempat heran juga, tapi saya pikir mungkin sedang ingin menyendiri," kata Ido.
Pada Jumat pagi, Ido melihat Azka salat subuh di depan tenda, tepat di depan pos SAR. Setelah itu, ia sibuk beraktivitas di warung. Menjelang siang sekitar pukul 08.00 WIB, ia mendapati tenda Azka sudah tampak sepi, seperti tidak berpenghuni.
Belakangan, penjaga parkir mencurigai sebuah sepeda motor yang terparkir sejak Kamis hingga Sabtu di lokasi yang sama. Setelah diperiksa polisi dari Polsek Tepus, ditemukan SIM C atas nama Azka di tas yang tergantung di motor. Sejak itu, status Azka resmi dinyatakan hilang.
Upaya Pencarian Terus Dilakukan Tim SAR Gabungan
Tim SAR gabungan telah mengerahkan tiga tim operasi (SRU) untuk menyisir laut, darat, dan udara. SRU Laut menggunakan perahu yang berangkat dari Pantai Siung melakukan penyisiran ke arah timur hingga perairan depan tebing Dengkeng, sejauh ±3 mil laut.
Sementar itu, Jetski yang dikerahkan dari Pantai Wediombo menyisir arah barat menuju Pantai Siung, menempuh jarak ±1,5 mil laut dan SRU Darat menyusuri area bawah dan atas tebing, semak belukar, serta berinteraksi dengan petani di area persawahan. Penyisiran darat menjangkau Pantai Jogan (±3 km) dan sisi timur hingga Bukit Pengilon dan Gunung Batur (±4 km).
Sementara itu, SRU Drone menerbangkan dua unit drone yang memantau area laut dan celah celah tebing dari sisi timur dan barat. Hingga berita ini diturunkan, belum ditemukan tanda-tanda atau barang yang mengarah pada keberadaan Azka.
Bahkan tim laut sempat diperintahkan menepi karena kondisi angin yang mulai menjadi kendala di perairan selatan. Hingga kini, korban masih dalam status orang hilang dan pencarian terus dilanjutkan.