Liputan6.com, Jakarta - PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham Rp 927 miliar. Buyback saham itu tidak akan melebihi 10% dari modal disetor Perseroan dan saham yang beredar atau free float.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (13/6/2025), buyback saham dilakukan perseroan seiring telah ditetapkannya kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Hal ini seperti tertuang dalam POJK Nomor 13/2013 melalui surat OJK S-17/D-04/2025, Perseroan melakukan buyback saham untuk mendukung upaya regulator menjaga kestabilan pasar modal di tengah kondisi perdagangan saham dengan volatilitas tinggi dan meningkatkan kepercayaan investor.
Perseroan melakukan buyback saham maksimal tiga bulan mulai 11 Juni 2025 hingga 9 September 2025.
"Sumber dana yang akan digunakan untuk pelaksanaan pembelian kembali saham sepenuhnya berasal dari kas internal Perseroan,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.
Adapun penggunaan dana untuk pembelian kembali saham tersebut tidak akan mempengaruhi kemampuan keuangan Perseroan secara signifikan.
“Perseroan meyakini pelaksanaan pembelian kembali saham tidak memberikan dampak negatif terhadap pendapatan Perseroan mengingat Perseroan memiliki saldo laba ditahan serta arus kas yang mencukupi untuk membiayai pelaksanaan pembelian kembali saham bersamaan dengan kegiatan usaha Perseroan,” demikian seperti dikutip.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Juni 2025, harga saham BTPS ditutup stagnan di posisi Rp 1.315 per saham. Harga saham BTPS dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 1.305 per saham. Saham BTPS berada di level tertinggi Rp 1.325 dan terendah Rp 1.265 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.509 kali dengan volume perdagangan 112.235 saham. Nilai transaksi Rp 14,6 miliar.
BTPN Syariah Kantongi Laba Bersih Rp 311 Miliar
Sebelumnya, PT Bank BTPN Syariah Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp311 miliar, atau tumbuh 18% (YoY) dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp10,3 triliun.
Sementara, rasio keuangan tercatat tetap kuat dengan Return on Asset (RoA) 7,4% dan rasio kecukupan modal (CAR) 53,5% atau jauh di atas rata-rata industri. pada kuartal I 2025.
Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad, mengungkapkan jika dalam dua tahun terakhir sejak 2023 merupakan periode yang menantang bagi perseroan, imbas pandemi. Kondisi ini membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menjalankan model bisnis terutama dalam pembiayaan.
"Bank terus berupaya menjaga kualitas pembiayaan dengan mendorong kedisiplinan dan kekompakan nasabah, serta diikuti dengan program pendampingan, mampu membuat kinerja tumbuh pada awal tahun ini. Semoga ikhtiar ini dapat terus berjalan dan semakin berdampak bagi masyarakat inklusi, sehingga mereka dapat memiliki kehidupan yang lebih baik," ujar Fachmy Achmad di Jakarta, Jumat (25/4/2025).
Mendorong Masyarakat Inklusi
Dia mengatakan jika perusahaan senantiasa mendorong masyarakat inklusi untuk menerapkan empat perilaku unggul yakni, Berani Berusaha, Dispilin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS) yang menjadi kunci bagi masyarakat inklusi untuk bertahan dalam berbagai situasi.
Kedisiplinan dan kekompakan nasabah menjadi poin penting bagi Bank dalam menjaga kualitas pembiayaan. Dengan memberikan berbagai program insentif bagi sentra yang disiplin dan kompak diharapkan mampu memotivasi nasabah.
Pendampingan yang terarah dan terukur juga diberikan, yang menjadi nilai lebih Bank selama ini. Bank membuat program pendampingan yang semakin inovatif, menyesuaikan kebutuhan dengan karakter masyarakat inklusi sehingga usaha mereka dapat tumbuh terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih menantang.