Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan kalender libur bursa 2025 termasuk Juni 2025. Pada Juni 2025, ada 18 hari bursa.
Mengutip laman idx.co.id, ditulis Jumat (30/5/2025), libur bursa pada Juni 2025 jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 untuk memperingati Idul Adha 1446 Hijriah, Senin, 9 Juni 2025 dalam rangka cuti bersama Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, dan Jumat, 27 Juni 2025 ada libur 1 Muharam Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Berikut libur nasional dan cuti bersama pada Juni 2025:
- Jumat, 6 Juni 2025: Idul Adha 1446 Hijriah
- Senin, 9 Juni 2025: Cuti Bersama Idul Adha 1446 Hijriah
- Jumat, 27 Juni 2025: Tahun Baru Islam 1447 Hijriah
Selain jadwal tersebut juga ada libur akhir pekan pada Sabtu dan Minggu.
Libur Akhir Pekan:
- Minggu, 1 Juni 2025
- Sabtu, 7 Juni 2025
- Minggu, 8 Juni 2025
- Sabtu, 14 Juni 2025
- Minggu, 15 Juni 2025
- Sabtu, 21 Juni 2025
- Minggu, 22 Juni 2025
- Sabtu, 28 Juni 2025
- Minggu, 29 Juni 2025
Prediksi IHSG Juni 2025
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat secara moderat pada Juni 2025. Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menyatakan tren historis penguatan IHSG di bulan Juni masih berpotensi terulang tahun ini, didukung sejumlah katalis positif baik dari dalam maupun luar negeri.
“Hal tersebut masih bisa terwujud, dengan prediksi IHSG akan bergerak sideways cenderung menguat pada Juni 2025, dalam rentang 7.000–7.300, dengan kecenderungan menembus resistance 7.300 apabila terus ditopang oleh net buy asing, stimulus domestik, dan stabilitas nilai tukar,” ujar Liza, ditulis Jumat (30/5/2025).
Sentimen IHSG
Ia juga menambahkan kombinasi dari window dressing akhir semester serta aksi investor yang mulai memposisikan portofolionya menjelang laporan keuangan kuartal II bisa menjadi katalis tambahan yang signifikan.
“Window dressing akhir semester dan positioning menuju laporan keuangan kuartal II bisa menjadi katalis tambahan,” katanya.
Sentimen Penggerak IHSG
Secara umum, sentimen penggerak IHSG pada Juni 2025 mencakup stimulus pemerintah, penurunan bunga penjaminan LPS, pemangkasan BI Rate, serta ekspektasi dovish dari The Fed.
Di sisi lain, risiko global tetap perlu dicermati, terutama dari dinamika tarif dagang AS dan ketegangan geopolitik.
Dengan Rupiah yang berpotensi menguat ke level Rp16.000/USD dan aliran dana asing yang mulai kembali, pelaku pasar diimbau untuk mencermati rotasi sektor dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap potensi gejolak eksternal.
Sektor Pilihan
Kiwoom Sekuritas juga menyoroti sektor-sektor yang berpeluang mendapat angin segar, antara lain konsumsi, transportasi, perbankan, properti, teknologi, serta energi.
Dari sisi sektor, Kiwoom Sekuritas menyoroti beberapa sektor yang berpotensi menjadi favorit investor pada Juni ini. Sektor konsumsi dan ritel (ICBP, MYOR, AMRT, UNVR) diperkirakan mendapat dukungan dari stimulus dan peningkatan belanja selama libur sekolah.
Sektor transportasi dan pariwisata (GIAA, BIRD, JSMR) juga berpeluang terdongkrak oleh lonjakan mobilitas masyarakat.
Sektor Perbankan dan Teknologi
Selain itu, sektor perbankan dan multifinance (BBRI, BMRI, ARTO, BFIN) diuntungkan oleh pelonggaran suku bunga dan potensi peningkatan permintaan kredit.
Sektor properti dan semen (CTRA, SMRA, PWON, SMGR, PTPP) juga mendapat sentimen positif dari turunnya cost of fund.
Di sisi teknologi dan data center (TLKM, WIFI, DCII), permintaan yang stabil dan transformasi digital menjadi penopang utama. Adapun sektor energi (ITMG, ADRO, AADI, PGEO) tetap relevan di tengah prospek jangka menengah dari RUPTL PLN 2025–2034.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.