Gunung Gamalama, Mahkota Alam Ternate nan Menjulang dalam Lintasan Sejarah

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Menjulang megah di tengah birunya lautan dan hijaunya daratan Maluku Utara. Gunung Gamalama berdiri sebagai penjaga agung yang membentuk keseluruhan Pulau Ternate.

Gunung berapi berbentuk kerucut ini bukan sekadar penanda geografis, melainkan jiwa dari pulau yang menyimpan sejarah panjang kejayaan, konflik, serta pesona alam yang memikat. Terletak di pesisir barat Pulau Halmahera, di bagian utara Kepulauan Maluku, Gunung Gamalama merupakan bagian integral dari identitas Ternate.

Sebuah pulau kecil yang dahulu menjadi pusat kekuasaan dan perdagangan rempah-rempah yang diperebutkan oleh bangsa-bangsa Eropa. Selama berabad-abad, keberadaan Gunung Gamalama telah dicatat dalam berbagai catatan kolonial, baik oleh Portugis maupun Belanda, bukan hanya karena keindahannya yang memukau, tetapi juga karena aktivitas vulkaniknya yang tak jarang menorehkan jejak dramatis dalam sejarah pulau ini.

Secara geologis, Gunung Gamalama merupakan gunung berapi aktif dengan ketinggian sekitar 1.715 meter di atas permukaan laut. Dengan puncaknya yang sering tertutup kabut dan lereng-lerengnya yang hijau oleh vegetasi tropis, gunung ini tampak seperti lukisan hidup yang memikat mata siapa saja yang memandangnya dari laut atau dari pesisir kota Ternate.

Keindahan alami Gamalama tidak hanya terletak pada bentuk kerucutnya yang nyaris sempurna, tetapi juga pada keragaman hayati yang tumbuh subur di sekitarnya. Hutan-hutan di lerengnya menjadi rumah bagi berbagai jenis flora endemik dan fauna eksotis, serta menjadi sumber air bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Tak hanya itu, jalur pendakian Gunung Gamalama juga menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi para pecinta alam, dengan pemandangan spektakuler ke arah lautan dan pulau-pulau sekitarnya yang seakan mengapung di cakrawala. Dari atas puncak, pengunjung dapat menyaksikan lanskap Maluku Utara yang luas dan memesona. sebuah pengalaman spiritual yang menyatukan manusia dengan alam semesta.

Namun, keindahan Gunung Gamalama juga dibarengi dengan karakter alaminya yang penuh potensi bahaya. Sepanjang sejarah, gunung ini telah beberapa kali meletus dengan intensitas yang bervariasi, meninggalkan jejak kehancuran sekaligus menyuburkan tanah di sekitarnya.

Aktivitas vulkanik Gamalama tercatat dalam berbagai dokumen kolonial sejak abad ke-16, ketika bangsa Portugis pertama kali membangun benteng di Ternate.

Simak Video Pilihan Ini:

Mobil Pengangsu Pertalite Terbakar di Tambak Banyumas

Kekayaan Alam

VOC Belanda yang kemudian menggantikan dominasi Portugis juga mencatat letusan-letusan Gamalama dalam arsip mereka, karena setiap letusan memiliki dampak langsung terhadap kehidupan penduduk, jalur perdagangan, dan kondisi sosial-politik di pulau tersebut.

Letusan terbesar tercatat terjadi pada tahun 1775 dan beberapa kali di abad ke-20 dan 21, menyebabkan kerusakan dan korban jiwa, namun juga membentuk hubungan unik antara manusia Ternate dengan gunung yang mereka anggap sebagai entitas hidup dan sakral.

Dalam budaya lokal, Gunung Gamalama dipandang sebagai makhluk agung yang harus dihormati, dijaga, dan dimintai izin dalam setiap aktivitas besar yang melibatkan alam. Lebih dari sekadar fenomena alam, Gunung Gamalama adalah simbol keagungan, daya cipta, dan sekaligus daya rusak yang ditakuti namun dicintai oleh masyarakat Ternate.

Gunung ini menjadi bagian dari narasi sejarah yang lebih besar: dari zaman kejayaan Kesultanan Ternate yang menguasai jalur perdagangan cengkeh di Asia Tenggara, hingga masa kolonial ketika Portugis dan Belanda membangun benteng-benteng di sekeliling kaki gunung untuk mengamankan kepentingan ekonomi dan militer mereka.

Letusan Gamalama yang tercatat secara rutin selama masa kolonial bahkan menjadi semacam penanda waktu dalam kronik sejarah Maluku. Hari ini, Gamalama masih tetap aktif, dan aktivitasnya dipantau ketat oleh Badan Vulkanologi Indonesia.

Namun bagi masyarakat setempat, gunung ini bukanlah ancaman semata, melainkan penjaga pulau dan lambang kekuatan leluhur. Upacara adat pun terkadang dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada roh Gamalama, untuk meminta perlindungan dan keberkahan dari alam yang mereka yakini sebagai bagian dari kehidupan spiritual sehari-hari.

Di tengah arus pariwisata yang mulai berkembang di Maluku Utara, Gunung Gamalama menjadi magnet utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman alam dan sejarah yang autentik.

Keindahan lerengnya yang hijau, kekayaan sejarah di sekitarnya, serta cerita-cerita mistis yang masih hidup dalam memori kolektif masyarakat Ternate menjadikan gunung ini sebagai destinasi yang tak hanya menawarkan panorama, tetapi juga pelajaran hidup.

Setiap langkah di kaki Gamalama adalah perjalanan menyusuri jejak masa lalu, dari benteng-benteng tua peninggalan kolonial, pemukiman adat, hingga kebun cengkeh yang mewangi sepanjang jalan. Gunung ini mengajarkan bahwa keindahan tidak selalu hadir dalam bentuk yang jinak, melainkan sering kali menyatu dengan kekuatan dahsyat yang justru membentuk kehidupan.

Maka dari itu, Gunung Gamalama bukan hanya puncak tertinggi di Ternate, tetapi juga puncak dari seluruh cerita tentang kekayaan alam, spiritualitas, dan sejarah panjang yang membentuk identitas Maluku hingga hari ini.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |