Boles Sukabumi Raih Rekor MURI, Angkat Budaya Lokal Mendunia

1 month ago 19

Liputan6.com, Sukabumi - Kesenian tradisional Bola Leungeun Seuneu (Boles) asal Kota Sukabumi kembali mengukir sejarah. Setelah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI), Boles kini berhasil memecahkan Rekor MURI Dunia dengan atraksi 1.000 pesilat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Jumat (25/7/2025). 

Pencapaian ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi Sukabumi, tetapi juga membuka lebar potensi Boles untuk dikenal lebih luas di kancah internasional. Atraksi spektakuler 1.000 pesilat yang lihai bermain bola api dengan tangan kosong menjadi puncak dari Festival Rekor MURI Boles. 

Ribuan penonton dibuat terpukau oleh ketangkasan dan kekompakan para pesilat yang berasal dari Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, dengan mayoritas adalah pesilat dari Sukabumi. 

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang turut menyaksikan langsung, menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif Kyai Fajar Laksana, guru besar Pondok Pesantren Dzikir Al Fath dan Paguron Sang Maung Bodas, serta Museum Prabu Siliwangi. Ia menegaskan kembali status Boles sebagai WBTbI. "Saya ucapkan selamat kepada Pak Kyai Fajar Laksana atas inisiatif untuk menyelenggarakan festival budaya Boles yang juga mencatatkan rekor MURI 1.000 orang permainan Boles oleh para pencak silat dari Sukabumi dan sekitarnya," ujar Fadli Zon.

Boles Sebagai Ikon Wisata dan Potensi UNESCO

Menteri Kebudayaan Fadli Zon sangat optimis bahwa Boles layak menjadi ikon wisata budaya Kota Sukabumi. Daya tarik unik dan nilai filosofis yang terkandung di dalamnya menjadikan Boles sebagai aset berharga bagi kemajuan kebudayaan Indonesia. 

Bahkan, Fadli Zon tak menutup kemungkinan Boles akan diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda tingkat dunia ke UNESCO di masa mendatang, mengingat keaslian dan keunikan yang dimilikinya. "Ini sesuatu yang unik yang asli Indonesia," tambahnya.

Menurutnya, dengan Boles yang kini telah dimainkan di beberapa negara, langkah menuju pengajuan ke UNESCO semakin terbuka lebar.

Filosofi Mendalam di Balik Atraksi Memukau

Lebih dari sekadar pertunjukan atraktif, Boles menyimpan makna filosofis yang dalam. KH Fajar Laksana, sang pencipta olahraga tradisional Boles, menjelaskan bahwa bola api yang membara melambangkan hawa nafsu yang harus dikendalikan. "Ketika bolanya itu dimasukkan ke dalam keranjang gawang bermakna ketika hawa nafsu berhasil dikendalikan maka manusia dapat mencapai tujuannya dalam hidup," tutur KH Fajar. 

Filosofi inilah yang menjadikan Boles tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi moral dan spiritual. Kesenian asal Sukabumi, Boles sendiri berakar kuat dari sejarah panjang, diadaptasi dari permainan serupa pada abad ke-13 hingga ke-14 Masehi di masa Kerajaan Pajajaran, yang tercatat dalam naskah Kitab Suwasit. 

Perjalanan Boles dari pengembangan awal di Perguruan Silat Sang Maung Bodas pada tahun 2010 hingga kini meraih Rekor MURI Dunia, membuktikan dedikasi dan konsistensi dalam melestarikan warisan budaya.

Kebanggaan Sukabumi dan Komitmen Melestarikan

Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian ini. "Alhamdulillah, saya bersama Menteri Kebudayaan menyaksikan langsung pemecahan rekor MURI Dunia, Boles dari Kota Sukabumi," ujarnya. 

Bobby juga menegaskan komitmen pemerintah Kota Sukabumi untuk bersinergi dengan Kementerian Kebudayaan dalam merawat dan melestarikan tradisi Boles. Pemecahan Rekor MURI Dunia ini menjadi semangat baru bagi para pecinta budaya untuk terus meningkatkan kemampuan dan melestarikan budaya asli Indonesia, khususnya dari Jawa Barat dan Sukabumi. 

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |