BMKG: Waspada Potensi Banjir Rob 6 Wilayah Pesisir Lampung pada 23-26 Oktober 2025

13 hours ago 5

Liputan6.com, Lampung - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Panjang mengeluarkan peringatan dini potensi banjir pesisir atau rob yang diprediksi terjadi pada 23 hingga 26 Oktober 2025.

Fenomena tersebut dipicu oleh pasang air laut maksimum yang dapat berdampak pada enam wilayah pesisir di Provinsi Lampung.

"Benar, ada peringatan dini pasang maksimum yang berpotensi menimbulkan banjir rob di sejumlah wilayah pesisir Lampung hingga 26 Oktober 2025," ujar Forecaster On Duty BMKG Maritim Panjang, Meldisa Putri, Selasa (21/10/2025).

Dia menyebutkan, potensi banjir rob tersebut terjadi akibat pengaruh fase bulan baru pada 21 Oktober 2025 yang dapat meningkatkan ketinggian air laut.

Akibatnya, kata Meldisa, pasang maksimum diperkirakan terjadi pada 23-26 Oktober 2025 dan berpotensi menggenangi sejumlah kawasan pesisir Lampung.

Dia menyebut, ada enam wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob, antara lain: Pesisir Bandar Lampung, Pesisir Tanggamus, Pesisir Lampung Selatan, Pesisir Pesawaran, Pesisir Timur Lampung dan Pesisir Barat Lampung.

Meldisa menerangkan, kondisi tersebut dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan wilayah pesisir, seperti bongkar muat barang, kegiatan nelayan, hingga aktivitas di permukiman pesisir.

"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut. Perhatikan pula pembaruan informasi cuaca maritim dari Stasiun Meteorologi Maritim Panjang," jelas Meldisa.

BMKG juga mengingatkan agar masyarakat pesisir memperhatikan jadwal pasang surut dan segera mengamankan barang-barang penting apabila terjadi peningkatan tinggi muka air laut di wilayah masing-masing.

Simak informasi dalam Fokus Pagi edisi (03/9) dengan pilihan topik-topik sebagai berikut, Gudang dan Mes Karyawan Terbakar, Permukiman Terendam Banjir Rob, Penyelidikan Satu Keluarga Tewas Terkubur di Rumah, Aksi Damai , Ojek Daring Bagi Bunga.

Promosi 1

BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Paparan Sinar UV Tinggi di Sebagian Besar Wilayah Indonesia

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap paparan sinar ultraviolet (sinar UV) pada kategori tinggi hingga sangat tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di tengah kondisi cuaca panas musim pancaroba ini.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan indeks sinar ultraviolet di sejumlah wilayah Indonesia berada pada level yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan apabila masyarakat terpapar langsung dalam waktu lama.

"Paparan sinar matahari langsung pada indeks UV tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata dalam hitungan menit. Karena itu, masyarakat perlu melindungi diri saat beraktivitas di luar ruangan," ujar Andri melansir Antara, Jumat 17 Oktober 2025.

Ia menyarankan masyarakat untuk menghindari paparan langsung sinar matahari terutama pada pagi menjelang siang hari, serta menggunakan pelindung diri seperti topi, jaket, payung, kacamata hitam, dan tabir surya ketika harus beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, lanjut Andri, BMKG mengingatkan agar masyarakat memperbanyak konsumsi air putih guna mencegah dehidrasi, serta menghindari aktivitas fisik berat dibawah terik matahari yang dapat meningkatkan risiko heatstroke atau kelelahan akibat panas.

"Berdasarkan hasil pengamatan BMKG dalam beberapa hari terakhir, potensi cuaca cerah dan terik umumnya terjadi pada pagi siang hari, suhu maksimum udara tercatat mencapai hingga 38°C di beberapa lokasi," papar dia.

Panas Berbarengan Pancaroba

Antara lain, lanjut Andri, Karanganyar, Jawa Tengah (38.2°C), Majalengka, Jawa Barat (37.6°C), Boven Digoel, Papua (37.3°C), dan Surabaya, Jawa Timur (37.0°C).

"Sementara di wilaya Jabodetabek pada dua hari belakangan, suhu maksimum di wilayah Jabodetabek mencapai 35°C dengan rincian Banten: 35.2 °C, Kemayoran: 33.4 – 35.2 °C, Halim: 34.0 – 34.9 °C, Curug: 33.5 – 34.6 °C, Tanjung Priok: 32.8 – 34.4 °C dan Jawa Barat (sekitar Jabodetabek): 33.6 – 34.0 °C," terang dia.

Andri menambahkan, situasi panas ekstrem ini juga bertepatan dengan masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang ditandai oleh suhu udara tinggi pada siang hari dan potensi hujan disertai petir serta angin kencang pada sore hingga malam hari.

"Cuaca yang terjadi pada beberapa hari terakhir terasa panas dan terik, hal ini diakibatkan beberapa faktor diantaranya gerak semu matahari yang pada bulan Oktober sudah berada sedikit di selatan ekuator, sehingga wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima penyinaran matahari yang lebih intens," terang dia.

"Selain itu, penguatan angin timuran yang membawa massa udara kering dari Benua Australia atau Australian Monsoon turut berkontribusi terhadap meningkatnya suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia," jelas Andri.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |