Badan Geologi: Gempa Nabire Magnitudo 6,6 Berpotensi Bawa Bahaya Ikutan

3 weeks ago 31

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, pemicu gempa Nabire Magnitudo 6,6 pada kedalaman 24 km, Jumat (19/9/2025) pukul 01.19 WIB, diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas Pensesaran Naik Weyland (Weyland Overthrust) di wilayah Nabire Papua Tengah.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, gempa bumi ini memiliki mekanisme gempa sesar naik berarah barat daya - timur laut, dengan kemiringan 36 derajat ke arah tenggara.

"Berdasarkan laporan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas V MMI di wilayah Nabire, IV-V MMI di Wasior, III-IV MMI di Enarotali, III MMI di Timika, II - III MMI di Biak dan Supiori. Daerah ini terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi," ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/9/2025).

Kejadian gempa bumi berpotensi menimbulkan kerusakan di wilayah Nabire, namun tidak memicu tsunami karena pusat gempa bumi berada di darat.

Informasi yang dikumpulkan otoritasnya dari media massa menyatakan bahwa gempa bumi ini telah menimbulkan kerusakan pada bangunan di wilayah Nabire.

"Gempa bumi ini berpotensi menimbulkan kerusakan pada bangunan dan bahaya ikutan lainnya seperti retakan pada permukaan tanah, likuefaksi dan longsor. Masyarakat diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi," katanya. 

Kondisi Geologi Pusat Gempa

Wafid menyebutkan lokasi pusat gempa bumi terletak di darat di wilayah Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.

Kondisi (morfologi) wilayah di sekitar lokasi pusat gempa bumi bervariasi, yaitu dataran, bergelombang, hingga perbukitan.

"Masyarakat diimbau mengamati dan mematuhi rambu evakuasi serta diimbau menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan. Bangunan di daerah rawan gempa bumi diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi," tutur Wafid.

Wafid menjelaskan kondisi geologi di area sekitar pusat gempa bumi tersusun oleh batuan sedimen, batuan sedimen karbonat, batuan malihan, dan batuan terobosan berumur Paleogen, batuan sedimen berumur Neogen dan batuan sedimen Kuarter, serta endapan aluvium berumur Holosen.

Batuan yang telah mengalami pelapukan dan sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi. Kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.

"Wilayah terdekat dengan pusat gempa bumi diklasifikasikan ke dalam kelas tanah keras (C), tanah sedang(D), hingga lunak (E)," ungkap Wafid.

Berdasarkan data dari BMKG, lokasi pusat gempa bumi terletak di darat, pada koordinat 3,47 derajat LS dan 135,49 derajat BT, berjarak sekitar 12 km Baratdaya Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah dengan magnitudo M 6,6 pada kedalaman 24 km.

Sedangkan lembaga geologi The United States of Geological Survey (USGS) Amerika Serikat mencatat, pusat gempa bumi berada pada koordinat 3,61 derajat LS - 235,53 derajat BT, magnitudo M 6,1 dengan kedalaman 10 km.

Sementara catatan geologi dari Geoforzung Potsdam (GFZ) Jerman, mencatat pusat gempa bumi pada koordinat 3,51 derajat LS - 135,52 derajat BT, magnitudo M 6,1 dengan kedalaman 30 km.

Gempa Dangkal

Sebelumnya gempa magnitudo (M) 6,6 mengguncang Nabire Papua Tengah, Jumat (19/9/2025), pukul 01.19.50 WIB. Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar anjak Weyland.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," katanya.

Daryono juga mengatakan, gempa Nabire berdampak dan dirasakan di daerah Nabire dengan skala intensitas V MMI, daerah Wasior dengan skala intensitas IV-V MMI, daerah Enarotali dengan skala intensitas III-IV, daerah Timika dengan skala intensitas III MMI, daerah Biak dan Supiori dengan skala intensitas II-III.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami," katanya.

Hingga pukul 01.47 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 4 aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,2.

Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," imbau Daryono.

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum Gempa:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |