Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) akan membagikan dividen interim untuk tahu buku 2025 sebesar Rp 98 per saham.Jumlah dividen interim yang dibagikan itu sebesar Rp 3,96 triliun.
Pembagian dividen interim itu telah diputuskan dalam rapat direksi Perseroan pada 11 September 2025, dan telah mendapatkan persetujuan dewan komisaris pada 1 Oktober 2025.
“Pelaksanaan pembayaran dividen interim akan dilakukan oleh Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tulis Corporate Secretaris PT Astra International Tbk, Gita Tiffani Boer dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (3/10/2025).
Jadwal Pembayaran Dividen Interim
Berikut jadwal pembagian dividen interim Astra International:
- Cum dividen interim di pasar regular dan negosiasi pada 13 Oktober 2025
- Ex dividen interim di pasar regular dan negosiasi pada 14 Oktober 2025
- Cum dividen interim di pasar tunai pada 15 Oktober 2025
- Ex dividen interim di pasar tunai pada 16 Oktober 2025
- Recording date yang berhak atas dividen interim pada 15 Oktober 2025
- Pelaksanaan pembayaran dividen interim pada 31 Oktober 2025
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 3 Oktober 2025, harga saham ASII naik 2,19% ke posisi Rp 5.825 per saham. Harga saham ASII dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 5.750 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 5.850 dan terendah Rp 5.750 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.098 kali dengan volume perdagangan 281.511 saham. Nilai transaksi Rp 163,8 miliar.
Kinerja Semester I 2025
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan beragam sepanjang semester I 2025. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba bersih turun tipis.
PT Astra International Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 162,85 triliun hingga semester I 2025. Pendapatan itu naik dua persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 159,96 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 2,15% menjadi Rp 15,51 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,85 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/7/2025).
“Kinerja grup pada semester pertama 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode sama tahun lalu, seiring dengan kondisi bisnis yang menantang,” ujar Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, dikutip dari keterangan resmi.
Perseroan memperkirakan dampak dari kondisi harga batu bara yang lebih rendah dan lemahnya pasar mobil nasional dapat menyebabkan kinerja grup relatif sama untuk sisa tahun ini.
Aset Perseroan
"Namun demikian, kami tetap optimistis terhadap ketahanan portofolio kami yang terdiversifikasi, dan berkomitmen untuk menjaga kedisiplinan keuangan serta keunggulan operasional sambil terus seksama mencari peluang pertumbuhan jangka panjang,” kata dia.
Sementara itu, kinerja lebih baik dari bisnis lain portofolio grup yang terdiversifikasi menunjukkan kinerja yang tetap resilient secara keseluruhan, dengan kontribusi yang lebih tinggi, khususnya dari segmen jasa keuangan, infrastruktur, dan agribisnis.
Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2025 naik sebesar 2% menjadi Rp5.385. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan Jasa Keuangan Grup, mencapai Rp12,7 triliun pada 30 Juni 2025, dibandingkan Rp8,0 triliun pada 31 Desember 2024. Utang bersih anak perusahaan Jasa Keuangan Grup mencapai Rp64,0 triliun pada 30 Juni 2025, meningkat dibandingkan Rp60,2 triliun pada 31 Desember 2024.
Divisi Usaha
Berikut laba bersih grup berdasarkan divisi bisnis pada semester I 2025 dibandingkan periode sama tahun lalu:
1.Otomotif dan mobilitas
Laba bersih dari divisi otomotif dan mobilitas turun 8 persen menjadi Rp 5,25 triliun dari periode sama tahun lalu Rp 5,69 triliun.
2.Jasa Keuangan
Laba bersih dari divisi jasa keuangan naik 6 persen menjadi Rp 4,37 triliun dari periode sama tahun lalu Rp 4,11 triliun
3.Alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi
Laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi susut 15 persen menjadi Rp 4,98 triliun hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,84 triliun
Divisi Agribisnis
4.Agribisnis
Laba bersih dari divisi agribisnis tumbuh 40 persen menjadi Rp 559 miliar hingga semester I 2025 dari semester I 2024 sebesar Rp 399 miliar
5.Infrastruktur
Laba bersih dari infrastruktur bertambah 38 persen menjadi Rp 636 miliar hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 461 miliar
6.Teknologi Informasi
Laba bersih dari teknologi informasi tumbuh 30 persen menjadi Rp 82 miliar hingga semester I 2025 dari periode semester I 2024 sebesar Rp 636 miliar
7.Properti
Laba bersih dari sektor properti bertambah 17 persen menjadi Rp 110 miliar hingga semester I 2025 dari periode semester I 2024 sebesar Rp 94 miliar.