Liputan6.com, Jakarta - UBS Group AG melalui beberapa entitas cabangnya melaporkan penjualan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (26/9/2025), berdasarkan laporan yang ditandatangani oleh Dominic Eichrodt dan Ruby Ko selaku perwakilan UBS Group AG, penjualan saham dilakukan pada 18 September 2025 dengan tujuan mendukung kegiatan lindung nilai (derivatif) klien.
Sebelum transaksi, UBS tercatat menggenggam 26.041.884.955 saham atau setara 7,01% kepemilikan di BUMI. Setelah penjualan 61.092.000 saham, kepemilikan UBS turun menjadi 25.980.792.955 saham atau 6,99%. Harga transaksi tercatat pada level Rp 112,72 per saham.
Adapun saham yang dilepas dikategorikan sebagai saham biasa. Kepemilikan saham UBS atas BUMI dilakukan melalui beberapa cabang, antara lain UBS AG London Branch, UBS AG Singapore Branch, UBS Switzerland AG, UBS AG Hong Kong Branch, UBS Fund Management (Switzerland) AG, serta MultiConcept Fund Management S.A.
Dalam laporan tersebut, UBS AG London Branch bertindak sebagai pemilik manfaat langsung, sementara cabang lain berperan sebagai pemilik saham terdaftar atas nama klien wealth management maupun pengelola dana.
Transaksi Saham BUMI oleh UBS Group
Dari pengumuman Perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pemegang saham Perseroan yakni UBS Group AG telah menjual 306.758.500 saham BUMI atau setara 0,09% pada 16 September 2025. Harga penjualan saham itu sebesar Rp 117,0585.
“UBS menjual saham untuk kegiatan lindung nilai derivatif klien,” tulis Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Irana Candra Mala dalam keterbukaan informasi BEI.
Setelah transaksi, UBS memiliki 25.971.918.055 saham BUMI atau setara 6,99% dengan status kepemilikan langsung.
Pencatatan Obligasi BUMI
PT Bumi Resources Tbk mencatatkan obligasi berkelanjutan I Tahap II Tahun 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 721,61 miliar.
Obligasi tersebut memiliki dua seri. Pertama, seri A dengan nilai Rp 149,33 miliar berjangka waktu tiga tahun. Tingkat bunga obligasi itu sebesar 8% per tahun. Kedua, seri B dengan nilai Rp 572,28 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun berjangka waktu lima tahun.
“Bunga Obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, dimana Bunga Obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 24 Desember 2025 sedangkan Bunga Obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi akan dibayarkan pada tanggal 24 September 2028 untuk Obligasi Seri A dan tanggal 24 September 2030 untuk Obligasi Seri B. Pelunasan Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo,” demikian mengutip dari prospektus yang disampaikan ke BEI.
Dana Hasil Penerbitan Obligasi
Dana hasil penerbitan obligasi itu untuk pengembangan binis sebesar Rp 344,11 miliar. Dana itu dipakai untuk memenuhi kewajiban pembayaran tahap dua dari total nilai rencana akuisisi Wolfram Limited (WFL). Perusahaan asal Australia itu memiliki kegiatan usaha sebagai perusahaan tambang tembaga dan emas.
Lalu sekitar Rp 98,74 miliar akan dipakai untuk memberikan pinjaman kepada WFL. Sedangkan sisanya akan dipakai untuk modal kerja Perseroan. Obligasi tersebut telah mendapatkan pemeringkatan idA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo.