Liputan6.com, Jakarta PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) melalui anak usahanya resmi menandatangani perjanjian perubahan fasilitas pinjaman bergulir dengan PT Bank Mizuho Indonesia (Mizuho) senilai maksimal Rp1,5 triliun.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (16/7/2025) perjanjian tersebut merupakan amandemen dari Perjanjian Perubahan dan Pernyataan Kembali Fasilitas Pinjaman Bergulir No. 1259/ARA/MZH/1222 yang sebelumnya ditandatangani pada 9 Desember 2022. Dalam kesepakatan terbaru, seluruh pihak sepakat untuk memperpanjang masa berlaku fasilitas pinjaman hingga 11 Juli 2026.
Fasilitas pinjaman ini melibatkan sejumlah entitas anak TOWR sebagai pihak peminjam, yaitu:
- PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo)
- PT Iforte Solusi Infotek (Iforte)
- PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR)
- PT Iforte Energi Nusantara (IEN)
- PT BIT Teknologi Nusantara (BIT)
- PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST)
Pihak kreditur dalam perjanjian ini adalah PT Bank Mizuho Indonesia.
Manajemen TOWR menyatakan bahwa transaksi ini tidak menimbulkan dampak negatif secara material terhadap operasional, aspek hukum, keuangan, maupun keberlanjutan usaha perseroan.
"Pelaksanaan atas Transaksi tersebut tidak memiliki dampak negatif yang material yang merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan," tulis TOWR dalam keterbukaan informasi.
Sebagai informasi tambahan, perjanjian ini dikategorikan sebagai transaksi afiliasi berdasarkan POJK 42 karena merupakan pinjaman yang diterima langsung dari bank. Namun, transaksi ini bukan termasuk dalam kategori transaksi benturan kepentingan maupun transaksi material sebagaimana diatur dalam peraturan OJK yang berlaku.
TOWR Bidik Dana Rp 5,49 Triliun dari Rights Issue
Sebelumnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) akan menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD I) atau rights issue. Dalam aksi korporasi itu, Perseroan mengincar dana Rp 5,49 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (4/7/2025), Perseroan akan menawarkan 8.083.478.731 saham atau setara 8,08 miliar saham dalam rangka rights issue. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 13,91% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue dengan nilai nominal Rp 10 per saham.
Setiap pemegang 619 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 10 Juli 2025 pukul 16.00 WIB berhak atas 100 HMETD. Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 680 per saham.
Adapun PT Sapta Adhikari Investama (SAI) selaku pemegang 52,46% saham Perseroan menyatakan tidak akan melaksanakan seluruh HMETD yang akan diperolehan dalam rights issue. Sehubungan hal itu, SAI tidak akan melakukan pengalihan atas sebagian atau seluruh HMETD yang tidak akan dilaksanakan dalam rights issue.
Tingkatkan Kepemilikan Saham
Sementara itu, PT Dwimuria Investama Andalan selaku pemegang 8,33% saham Perseroan akan melaksanakan seluruh HMETD yang akan diperolehnya dalam rights issue.
"Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam PMHMETD I akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi dalam jumlah maksimal 13,91%,” demikian seperti dikutip.
Perseroan akan memakai dana rights issue tersebut untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya di Protelindo,entitas anak yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh Perseroan.