Liputan6.com, Jakarta Morgan Stanley Capital International (MSCI) secara resmi menghapus status exceptional treatment atau perlakuan khusus terhadap tiga saham milik konglomerat nasional, Prajogo Pangestu.
Melansir pengumuman resmi MSCI, Senin (14/7/2025), ketiga saham tersebut adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), yang sebelumnya masuk dalam pengawasan karena pergerakan harga yang dianggap tidak wajar.
Keputusan ini diumumkan dalam pembaruan MSCI terkait indeks global mereka, di mana MSCI menyatakan bahwa peninjauan terhadap ketiga saham tersebut untuk periode Agustus 2025 akan mengikuti metode penilaian standar yang berlaku, yaitu Global Investable Market Indexes (GIMI) Methodology.
Dengan berakhirnya perlakuan khusus ini, BREN, PTRO, dan CUAN akan kembali dievaluasi berdasarkan parameter reguler seperti kapitalisasi pasar, likuiditas, dan kepemilikan saham publik.
Langkah ini menandai berakhirnya masa observasi luar biasa yang sebelumnya diberikan MSCI kepada saham-saham tersebut, menyusul tingginya aktivitas dan volatilitas perdagangan yang sempat mencuat di pasar modal domestik.
Dalam dokumen pengumuman resmi MSCI yang dirilis pada 11 Juli 2025, disebutkan bahwa pencabutan status pengecualian ini merupakan bagian dari penyesuaian metodologi dan evaluasi menyeluruh terhadap dinamika pasar terkini.
Selain itu, pencabutan perlakuan khusus ini juga membuka ruang bagi pergerakan pasar yang lebih terbuka dan transparan terhadap ketiga saham tersebut, mengingat MSCI menjadi acuan penting bagi investor institusional dan dana indeks global dalam menyusun portofolionya.
Harga Saham BREN
Melansir data dari Stockbit, Senin, 14 Juli 2025, harga Saham BREN berada di harga Rp 7.175 menguat 17,62 persen. BREN dibuka pada harga Rp 7.300 dengan harga terendah Rp 6.725 dan harga tertinggi Rp 7.300. Adapun pada penutupan sebelumnya, harga BREN sebesar Rp 6.100.
Harga Saham PTRO
Harga Saham PTRO berada di harga Rp 3.660 menguat 14,42 persen. PTRO dibuka pada harga Rp 3.600 dengan harga terendah Rp 3.450 dan harga tertinggi Rp 3.700. Adapun pada penutupan sebelumnya, harga PTRO sebesar Rp 3.190.
Harga Saham CUAN
Harga Saham CUAN berada di harga Rp 16.975 menguat 17,88 persen. CUAN dibuka pada harga Rp 16.400 dengan harga terendah Rp 15.600 dan harga tertinggi Rp 17.175. Adapun pada penutupan sebelumnya, harga CUAN sebesar Rp 14.400.
Intip Gerak Harga Saham Prajogo Pangestu di Tengah Rencana IPO CDIA
Sebelumnya, saham-saham taipan Prajogo Pangestu mengalami pergerakan yang beragam pada perdagangan hari ini, Jumat, (20/6/2025). Beberapa saham yang dimiliki Prajogo antara lain, Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
Menyusul rencana IPO anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), saham TPIA justru bergerak di zona merah. Saham TPIA turun 0,51 persen ke posisi 9.725 pada penutupan sesi I. Dengan harga tersebut, saham TPIA susut 2,75 persen dalam sepekan, namun masih naik 29,67 persen YTD.
Saham BREN dan dan PTRO juga terpantau berada di zona merah. BREN turun 122 persen ke posisi 6.050. Dalam sepekan, BREN turun 5,47 persen dan turun 36,15 persen YTD. Sementara PTRO turun 0,72 persen ke posisi 2.770. Dalam sepekan, PTRO turun 10,93 persen dan naik tipis 0,91 persen YTD.
Beda nasib, harga saham BRPT dan CUAN terpantau melaju di zona hijau. BRPT naik 3,37 persen ke posisi 1.535. Dalam sepekan, BRPT baik 0,33 persen dan naik 63,30 persen YTD. Sedangkan CUAN naik 0,64 persen ke posisi 11.725. Dalam sepekan, CUAN naik 0,43 persen dan turun tipis 0,64 persen YTD.
IPO CDIA
Anak usaha Chandra Asri Pacific (TPIA), Chandra Daya Investasi (CDIA), mengumumkan akan melaksanakan IPO dengan menawarkan hingga 12,5 miliar (10%) saham baru di kisaran harga 170–190 per saham. Hal ini mengimplikasikan target perolehan dana sekitar 2,1–2,4 triliun rupiah, dengan market cap sekitar Rp 21–24 triliun rupiah.
Setelah IPO, pemegang saham CDIA terdiri atas TPIA (60%), Phoenix Power/EGCO Group Thailand (30%), dan masyarakat (10%). Setelah IPO, CDIA akan memiliki valuasi sekitar 42,5–47,5x P/E 2024 dan PBV 1,7–1,8x, berdasarkan laporan keuangan per 2024.
Selama 2024, CDIA mencatatkan pendapatan sebesar USD 102,3 juta, dengan laba bersih sebesar USD 30,6 juta. Kinerja selama 2024 meningkat dibandingkan pendapatan dan laba bersih selama periode 8 Februari–31 Desember 2023, yang masing–masing sebesar USD 75,8 juta dan USD 0,18 juta.
"Jika dibandingkan dengan valuasi CUAN dan BREN pada saat IPO, valuasi IPO CDIA secara P/E lebih rendah dibandingkan BREN, meski tidak serendah CUAN," ulas tim riset Stockbit Sekuritas.
Sementara itu, secara P/BV, valuasi IPO CDIA merupakan yang terendah di antara ketiganya. Dari aspek balance sheet, CDIA memiliki gearing (net debt/equity) yang relatif rendah pada saat IPO.
"Kami menilai balance sheet yang ample ini berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan CDIA ke depan, melalui ekspansi secara organik maupun anorganik (akuisisi)," lanjut riset tersebut.