IHSG Menguat ke Posisi 6.900, Asing Lepas 10 Saham Ini

12 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali sentuh posisi 6.900 pada perdagangan Senin, 8 Juli 2025. Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/7/2025), IHSG ditutup menguat 0,52% ke posisi 6.900,93. IHSG berada di level tertinggi 6.900,93 dan level terendah 6.844,86.

Total volume perdagangan saham mencapai 14,33 miliar saham dengan nilai transaksi harian Rp 7,48 triliun. Total frekuensi perdagangan 876.000 kali. Seiring kenaikan IHSG, kapitalisasi pasar bursa mencapai Rp 12.106 triliun.

Pada awal pekan ini, mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham consumer siklikal dan energi masing-masing catat penguatan terbesar yakni 0,93% dan 0,67%. Sektor saham industri bertambah 0,45%, sektor saham consumer nonsiklikal mendaki 0,25%, sektor saham keuangan menguat 0,44%, sektor saham properti menanjak 0,26%. Lalu sektor saham teknologi mendaki 0,48% dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,27%.

Sementara itu, sektor saham basic turun 0,21%, sektor saham kesehatan tergelincir 0,66%, dan sektor saham transportasi merosot 0,33%

Pada awal pekan ini, investor asing masih melanjutkan aksi jual saham. Tercatat aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 593,26 miliar. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing lepas saham sebesar Rp 56,58 triliun.

Investor Asing Lepas 10 Saham Ini

Berikut 10 saham yang dilepas investor asing pada Senin, 7 Juli 2025 berdasarkan data stockbit:

1.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 170,22 miliar

2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 105,91 miliar

3.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP): Rp 39,04 miliar

4.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS): Rp 33,11 miliar

5.PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): Rp 32,37 miliar

6.PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA): Rp 23,52 miliar

7.PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN): Rp 23,40 miliar

8.PT Vale Indonesia Tbk (INCO): Rp 20,38 miliar

9.PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO): Rp 12,19 miliar

10.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR): Rp 10,89 miliar

Selain itu, berikut 10 saham yang dibeli investor asing berdasarkan data Stockbit:

1.PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Rp 52,21 miliar

2.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): Rp 27,56 miliar

3.PT Astra International Tbk (ASII): Rp 19,59 miliar

4.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Rp 19,57 miliar

5.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Rp 17,07 miliar

6.PT Rukun Raharja Tbk (RAJA): Rp 15,57 miliar

7.PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU): Rp 15,38 miliar

8.PT Bumi Resources Tbk (BUMI): Rp 14,95 miliar

9.PT  Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO): Rp 13,14 miliar

10.PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI): Rp 12,53 miliar

Sentimen IHSG

Dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan indeks saham di Asia pada Senin sore ini ditutup beragam dengan kecenderungan melemah. Hal ini terjadi di tengah kebingungan karena pejabat Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan penundaan tarif namun tidak memberikan rincian dari perubahan tersebut.

"Dari mancanegara, Presiden AS Donald Trump mengkonfirmasi bahwa tarif timbal balik (reciprocal tariff) yang pertama kali diumumkan pada April 2025 lalu, akan berlaku pada 1 Agustus 2025 bagi negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan AS, bukan tanggal 9 Juli 2025,” demikian seperti dikutip dari Antara.

Pada Minggu, 6 Juli 2025, Trump menuturkan, Amerika Serikat hampir menyelesaikan beberapa perjanjian dagang dalam beberapa hari mendatang dan akan memberitahukan negara-negara lain tentang tingkat tarif yang lebih tinggi paling lambat pada 9 Juli 2025, dengan tingkat tarif yang lebih tinggi akan berlaku pada 1 Agustus 2025.

Secara terpisah, Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 10 persen akan dikenakan kepada negara-negara yang berpihak pada kebijakan anti Amerika yaitu BRICS tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Pengumuman disampaikan pada saat negara-negara berkembang yang tergabung dalam BRICS berkumpul di Rio de Janeiro, Brasil, untuk menghadiri pertemuan puncak selama dua hari.

Di sisi lain, para pemimpin negara-negara anggota BRICS menyoroti kebijakan tarif perdagangan Trump dalam pernyataan bersama (joint statement) pada Minggu, 7 Juli 2025 dengan memberikan peringatan terhadap “tindakan proteksionis sepihak yang tidak dapat dibenarkan, termasuk peningkatan tarif timbal balik yang tidak pandang bulu,”.

Tanpa menyebut AS, para pemimpin BRICS menyuarakan kekhawatiran serius mengenai munculnya tarif sepihak (unilateral) dan tindakan non-tarif yang mendistorsi perdagangan dan tidak konsisten dengan peraturan Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |