Bursa Asia Dibuka Melemah, Sentimen Trump Masih Menghantui

3 months ago 51

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan memulai perdagangan dengan melemah pada hari Senin ini.  Investor Bursa Asia tengah menilai tarif 30% yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap Uni Eropa dan Meksiko.

Trump mengungkapkan di situs media sosialnya, Truth Social, pada hari Sabtu bahwa tarif untuk kedua negara akan dimulai pada 1 Agustus. Para pemimpin Uni Eropa dan Meksiko mengindikasikan bahwa mereka berniat untuk terus bernegosiasi untuk tarif yang lebih rendah.

Mengutip CNBC, Senin (14/7/2025), pada pukul 08.10 waktu Singapura, indeks saham acuan Nikkei 225 Jepang terkoreksi 0,33% sementara indeks Topix yang lebih luas turun 0,21%.

Sebelumnya, analis memperkirakan indeks acuan Nikkei 225 Jepang memang melemah, dengan kontrak berjangka di Chicago berada di level 39.345, sementara di Osaka terakhir diperdagangkan di level 39.500, dibandingkan penutupan indeks hari Jumat di level 39.569,68.

Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,22% sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 0,19%.

Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 turun 0,1%. Hal ini juga seirama dengan prediksi analis. Sebelumnya sejumlah analis memperkirakan indeks acuan Ausrtalia ini melemah dengan kontrak berjangka yang terkait dengan indeks acuan di level 8.548, dibandingkan penutupan terakhirnya di level 8.580,10.

Ekonomi Singapura Tumbuh 4,3%

Ekonomi Singapura tumbuh 4,3% year-on-year (yoy) pada kuartal II 2025, meningkat dari 4,1% pada tiga bulan pertama dan melampaui ekspektasi. Sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Singapura hanya di kisaran 3,5%.

Per kuartal ke kuartal, PDB Singapura tumbuh sebesar 1,4%, berbalik arah dari kontraksi 0,5% pada kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan PDB dipimpin oleh sektor manufaktur, yang tumbuh 5,5% year-on-year (yoy), naik dari 4,4% pada kuartal I 2025. Sektor ini menyumbang sekitar 17% dari perekonomian Singapura.

Meskipun PDB melampaui ekspektasi, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura menyatakan dalam rilisnya bahwa masih terdapat ketidakpastian dan risiko penurunan yang signifikan dalam ekonomi global pada paruh kedua 2025 mengingat kurangnya kejelasan mengenai kebijakan tarif AS.

Tarif Trump

Tidak seperti negara-negara lain di Asia Tenggara yang telah terkena tarif dari Trump, Singapura belum menerima surat semacam itu dari Presiden AS Donald Trump.

Namun, Singapura masih menghadapi tarif dasar 10% dari AS, meskipun mengalami defisit perdagangan dengan AS dan telah memiliki perjanjian perdagangan bebas sejak tahun 2004.

Satuan Tugas Ketahanan Ekonomi Singapura, yang dibentuk pada bulan April sebagai tanggapan atas tarif AS, mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan memberikan hibah untuk membantu bisnis mengatasi dampak ketegangan perdagangan global.

Rilis PDB ini juga dirilis menjelang keputusan kebijakan moneter oleh bank sentral negara tersebut pada akhir bulan Juli.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |