Bupati Bandung Minta Guru Tegas Bawa Siswa ke Barak, Termasuk yang Suka Ikut Geng Motor

7 hours ago 2

Liputan6.com, Bandung - Bupati Bandung, Dadang Supriatna, meminta kepada guru-guru agar tidak ragu memasukan siswa nakal ke barak militer di bawah Kodim 0624 Kabupaten Bandung. 

Hal tersebut disampaikannya di hadapan ratusan anggota dan pengurus PGRI di Gedung Sekretariat PGRI Kabupaten Bandung di Katapang, Minggu (22/6/2025).

Siswa yang dinilai nakal berlebihan, katanya, harus cepat-cepat dibawa ke barak, antara lain siswa yang terlibat dalam geng motor, melawan kepada guru, atau melakukan pemalakan.

“Tentunya sekali lagi saya tekankan, bagi guru-guru atau kepala sekolah, kalau menemukan anak-anak yang nakal berlebihan, asup kana geng motor sagala rupa, atanapi punten terjadi pemalakan, ngalawan ka guru, buru-buru daftarkeun ka Pak Kadis buru-buru dibawa ka barak di Dandim 0624,” kata Dadang.

Dadang menyampaikan, Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung telah menandatangani MoU dengan Dandim 0624 Kabupaten Bandung terkait kerjasama pembinaan siswa di barak.

“Pak Kadis Pendidikan sudah MoU dengan Pak Dandim 0624 Kabuoaten Bandung,” katanya.

Bantah Tolak Barak

Sebelumnya, Dadang Supriatna diisukan menolak menolak program pendidikan karakter di barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Namun, ia menepis isu itu dan menegaskan bahwa dirinya sejak awal setuju dengan program tersebut. 

"Perlu saya tegaskan bahwa saya tidak menolak program pembinaan pelajar bermasalah di barak militer sebagaimana digagas oleh Gubernur Jawa Barat, KDM," kata Dadang dalam keterangan tertulis pada Kamis, 19 Juni 2025.

Dadang menegaskan Pemerintah Kabupaten Bandung justru mendukung pelaksanaan program tersebut.

"Bahkan, kami di Kabupaten Bandung telah menyiapkan Barak Militer di Yonif 330 Nagreg sebagai bentuk kesiapan jika langkah tersebut diperlukan," ucap Dadang.

Sebelumnya, Dadang sempat memberikan pernyataan terkait program Magrib Mengaji. Dadang mengeklaim, program tersebut merupakan alternatif dari pembinaan karakter bagi anak-anak yang berperilaku nakal.

"Yang saya sampaikan adalah bahwa program Magrib Mengaji dapat menjadi alternatif terlebih dahulu, sebagai bagian dari upaya pembinaan karakter anak-anak dan pelajar yang dinilai nakal atau bermasalah," pungkasnya.

Dadang mengaku, dirinya tidak menolak program pendidikan karakter di barak militer. Magrib Mengaji pun, klaim dia, adalah upaya yang dilakukan sebelum pembinaan di barak militer.

"Kita berharap, sebelum sampai pada tahap pengiriman ke barak, anak-anak ini dapat dibina melalui pendekatan nilai-nilai keagamaan dan kedekatan sosial," tutur Dadang.

Menurut Dadang, anak-anak perlu diberi pembinaan karakter dengan pendekatan agama. 

"Artinya pemda sebagai kepanjangan tangan dari provinsi siap berkolaborasi, karena mencerdaskan kehidupan bangsa baik itu spiritual, emosional, moral, kognisi, tidak bisa oleh perseorangan," ujarnya.

Di sisi lain, Dadang menegaskan bahwa program Magrib Mengaji sebenarnya sudah ada sejak dulu. Langkah yang dilakukan pihaknya saat ini, kata Dadang, merupakan upaya mendorong program tersebut secara regulasi.

"Seperti penilaian nonkognisi di lingkungan rumah atau keluarga. Jadi pemerintah daerah akan meminta bantuan orang tua untuk bersama mengontrol anak-anak," katanya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |