Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota Bandung menargetkan 15.000 lapangan kerja baru hingga akhir tahun 2025. Pekerjaan bagi kelompok disabilitas juga diklaim akan terus ditingkatkan.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan, jumlah pengangguran terbuka di Kota Bandung saat ini mencapai 100.300 orang.
"Kami targetkan penurunan 15 persen per tahun. Harapannya, di akhir periode pertama saya menjabat, angka pengangguran tinggal 50 ribu," katanya di Bandung (17/6/2025).
Meski demikian, kata Farhan, pengangguran terbuka tak mungkin bisa ditekan hingga nol persen. Tahun depan, ia menargetkan angka pengangguran terbuka turun ke 6,4.
Menurutnya, salah satu tantangan utamanya adalah ketidaksesuaian antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri.
"Link and match masih jadi masalah. Makanya pelatihan dan UMKM Center di tiap kecamatan sedang kita bangun," ujar Farhan.
Pemkot Bandung juga akan memanfaatkan jaringan Koperasi Merah Putih di 151 kelurahan. "Ini akan kita resmikan bareng Presiden di Hari Koperasi Nasional," tambahnya.
Job Fair
Pemkot Bandung menggelar job fair untuk 2.600 lowongan pekerjaan dari 46 perusahaan di Graha Manggala Siliwangi, Selasa-Rabu, 17–18 Juni 2025, menyasar seluruh jenjang pendidikan, mulai dari lulusan SD hingga S2.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengatakan, penyelenggaraan ini merupakan langkah nyata Pemkot Bandung dalam membuka akses kerja seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya angkatan kerja muda.
Menurutnya, perlu adanya kerja kolektif dalam menurunkan angka pengangguran terbuka di Kota Bandung.
“Dari 2.600 lowongan ini, kami berharap setidaknya 1.300 bisa diserap oleh warga Bandung. Tapi ini baru awal. Target kita tahun ini adalah menyediakan 15.000 lapangan kerja baru,” kata Farhan saat membuka acara Job Fair, Selasa 17 Juni 2025.
Farhan menilai, bursa tenaga kerja merupakan salah satu bentuk konkrit pemerintah dalam menjembatani kesenjangan antara pencari kerja dan dunia usaha.
Ia pun mengapresiasi kolaborasi lintas sektor yang membuat kegiatan ini bisa terselenggara dengan baik.
“Job fair ini bukan sekadar seremoni. Ini bagian dari strategi besar untuk membangun ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan berkelanjutan. Semua pihak, dari dinas, RW, RT, sampai dunia usaha harus terlibat,” ujarnya.
Inklusif
Farhan mengungkapkan, kegiatan ketenagakerjaan di Bandung juga harus membuka ruang yang adil untuk semua kalangan, termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas.
“Kita ingin memastikan bahwa siapa pun, apapun latar belakangnya, punya akses terhadap pekerjaan yang layak,” tambahnya.
Ia berharap, dunia usaha semakin percaya dan aktif berinvestasi di Bandung.
“Kami siap memberi insentif dan menciptakan iklim investasi yang sehat. Masa depan ketenagakerjaan tak hanya soal kuantitas, tapi kualitas dan keberlanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman menjelaskan, Job Fair 2025 bertujuan menurunkan angka pengangguran terbuka di Kota Bandung.
“Kegiatan ini memfasilitasi pencari kerja agar dapat bekerja sesuai potensi, serta membantu perusahaan memperoleh tenaga kerja kompeten dan profesional,” ungkapnya.
Andri menyebutkan, dari total 2.600 lowongan, pihaknya menargetkan setidaknya 1.300 warga Kota Bandung bisa terserap.
“Itu target minimal, dan kita optimistis bisa tercapai. Tahun ini kami laksanakan secara hybrid, melalui aplikasi New Bimma dan tatap muka di lokasi,” katanya.
Ia menjelaskan, perusahaan yang terlibat berasal dari berbagai sektor, seperti perdagangan, industri pengolahan, perbankan, properti, dan jasa lainnya.
“Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh perusahaan dan mitra, termasuk Apindo dan BPJS, yang telah mendukung program ini,” ujarnya.