Aksi Jual Asing Sentuh Rp 980,92 Miliar, Ini 10 Saham yang Dilepas

12 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,05% ke posisi 6.904,93 pada perdagangan Selasa, 8 Juli 2025. IHSG masih bertahan di zona hijau di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, (9/7/2025), IHSG berada di level tertinggi 6.916,83 dan level terendah 6.885,28 pada penutupan perdagangan Selasa pekan ini.

Total volume perdagangan saham tercatat 15,96 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 11,14 triliun. Total frekuensi perdagangan 1,07 juta kali transaksi.

Seiring kenaikan IHSG mendorong kapitalisasi pasar BEI terctata Rp 12.169 triliun. Sementara itu, mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham infrastruktur melonjak 1,04 melonjak 1,04%, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi bertambah 0,99%, sektor saham basic mendaki 0,85%, sektor saham industri menguat 0,19%. Selain itu, sektor saham kesehatan naik tipis 0,01%, sektor saham properti bertambah 0,12%.

Sementara itu, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,26%, sektor saham consumer siklikal tergelincir 0,29%, sektor saham keuangan merosot 0,56%, sektor saham teknologi melemah 0,29%, dan sektor saham transportasi tergelincir 0,57%.

Di tengah penguatan IHSG, investor asing melepas saham Rp 980,92 miliar. Dengan demikian, investor asing melepas saham Rp 57,57 triliun sepanjang 2025.

Saat IHSG menghijau, asing melepas sejumlah saham. Salah satunya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Berikut 10 saham yang dilego investor asing ketika IHSG naik berdasarkan data stockbit:

10 Saham yang Dilepas Asing

1.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 906,90 miliar

2.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 152,23 miliar

3.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP): Rp 60,01 miliar

4.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): Rp 57,21 miliar

5.PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA): Rp 23,38 miliar

6.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF): Rp 18,55 miliar

7.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR): Rp 13,81 miliar

8.PT Darma Henwa Tbk (DEWA): Rp 13,41 miliar

9.PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG): Rp 13,30 miliar

10.PT Rukun Raharja Tbk (RAJA): Rp 11,95 miliar.

Aksi Beli

Sedangkan 10 saham yang dibeli investor asing antara lain:

1.PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN): Rp 74,87 miliar

2.PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI): Rp 42,74 miliar

3.PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA): Rp 42,10 milair

4.PT Chandra Asia Pacific Tbk (TPIA): Rp 38,93 miliar

5.PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Rp 28,72 miliar

6.PT United Tractors Tbk (UNTR): Rp 24,94 miliar

7.PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO): Rp 19,94 miliar

8.PT Astra International Tbk (ASII): Rp 17,13 miliar

9.PT Sinergi Inti Andalan Tbk (INET): Rp 17 miliar

10.PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN): Rp 13,52 miliar

Sentimen IHSG

Sebelumnya, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan hanya sedikit negara berhasil mencapai kesepakatan dagang dengan AS dalam waktu singkat yang diberikan.

Presiden AS Donald Trump telah menandatangani Keputusan Presiden (Kepres) yang secara resmi memundurkan batas waktu (deadline) pemberlakuan tarif timbal balik (reciprocal tariff) menjadi 1 Agustus 2025, dari sebelumnya 9 Juli 2025.

“Indonesia mendapatkan surat dari Trump yang menyatakan akan dikenakan tarif sebesar 32 persen. Apabila Indonesia memberlakukan tarif balasan kepada AS maka tarif akan dinaikkan, sebaliknya, apabila Indonesia atau perusahaan dari Indonesia memproduksi produk di AS tidak akan dikenakan tarif,” demikian seperti dikutip dari Antara.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan bertolak ke AS pada Selasa, 8 Juli 2025 ini, untuk melanjutkan proses negosiasi tarif resiprokal dengan AS.

Airlangga akan menghadiri pertemuan dengan perwakilan Pemerintah AS untuk mendiskusikan keputusan tarif 32 persen yang tetap diberlakukan per 1 Agustus 2025. Pemerintah masih mengupayakan untuk proses negosiasi dengan AS.

“Karena masih tersedia ruang untuk merespons sebagaimana yang disampaikan oleh Pemerintah AS, Pemerintah Indonesia akan mengoptimalkan kesempatan yang tersedia demi menjaga kepentingan nasional ke depan,” ujar Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto.

Di sisi lain, kebijakan tarif resiprokal Trump telah memicu kekhawatiran inflasi, sehingga semakin mempersulit jalan bagi bank sentral AS The Fed untuk menurunkan suku bunga acuannya.

Risalah rapat Federal Reserve (Fed Minutes) Juni 2025 dijadwalkan dirilis pada Rabu, 9 Juli 2025 seharusnya mampu memberikan lebih banyak petunjuk mengenai arah dan prospek kebijakan.

Para pelaku pasar melihat sekitar 95% probabilitas bahwa suku bunga tidak berubah pada Juli 2025, sementara peluang untuk penurunan suku bunga pada September mendekati 60%.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |