Trimegah Sumber Mas Jual 37,5 Juta Lembar Saham UVCR 

1 week ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham pengendali PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR), Trimegah Sumber Mas, melaporkan perubahan kepemilikan saham setelah melakukan transaksi penjualan tidak langsung sebanyak 37,5 juta lembar saham.

Laporan tersebut disampaikan melalui keterbukaan informasi bernomor LK/10122025/0005/1 tertanggal 10 Desember 2025.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (14/12/2025) jumlah saham Trimegah Sumber Mas sebelum transaksi tercatat sebanyak 862.057.467 saham, atau setara dengan 43,10% hak suara. 

Setelah transaksi dilakukan pada 2 Desember 2025 dengan harga Rp 113 per saham, kepemilikan berkurang menjadi 824.557.467 saham, sehingga hak suara turun menjadi 41,22%.

Transaksi diklasifikasikan sebagai penjualan tidak langsung dan dilakukan untuk keperluan investasi serta kebutuhan internal perusahaan.

Meski terjadi pengurangan kepemilikan, Trimegah Sumber Mas tetap berstatus sebagai pemegang saham pengendali dan menyatakan akan mempertahankan pengendalian di perseroan.

Meneropong Prospek Saham pada Akhir 2025

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) diprediksi memangkas suku bunga acuan lebih konservatif ke depan. Langkah the Fed itu karena lebih hati-hati terhadap kebijakan moneter dengan mempertimbangkan inflasi yang masih tinggi dan risiko lapangan pekerjaan yang telah meningkat. Lalu bagaimana prospek saham pada akhir 2025 di tengah sentimen the Fed?

Mengutip riset Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (14/12/2025), keputusan the Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi fokus pasar pekan ini. Namun, nada yang ditetapkan oleh the Fed lebih hati-hati dari pada yang diantisipasi pasar. The Fed menyebutkan inflasi masih tinggi dan risiko terkait lapangan kerja telah meningkat.

Terlepas dari nada yang agak lebih hati-hati, masih ada konsistensi dalam fakta the Fed tetap bergantung pada data dan akan menyeimbangkan berbagai risiko dan mandat.

Meskipun keputusan terbaru sesuai dengan harapan, terdapat perbedaan pandangan di antara pejabat the Fed di mana 9 orang memilih mendukung penurunan 25 bps, dua orang memilih menunda, dan satu orang memilih penurunan agresif sebesar 50 bps.

Namun, nada keseluruhan yang ditetapkan oleh the Fed kalau suku bunga mendekati tingkat netral yang mungkin menunjukkan lebih sedikit penurunan ke depan, di mana penurunan yang lebih besar akan diperlukan jika kondisi pasar tenaga kerja telah memburuk secara signifikan.

Arah kebijakan ke depan tampak konservatif dengan proyeksi median memperkirakan pemangkasan suku bunga 25 bps pada 2026, dan pemangkasan lainnya pada 2027.

“Reaksi pasar terbagi antara obligasi treasury jangka pendek dan jangka panjang, dengan bagian depan kurva bergerak turun,”

The Fed Bakal Lebih Hati-Hati

Selain itu, dolar AS juga melemah. Indeks dolar AS turun menjadi 98,45. Prediksi untuk tahun depan mengalami beberapa revisi, yang paling signifikan terkait dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil yang direvisi lebih tinggi sebesar 0,5% menjadi 2,3%. Sementara itu, inflasi inti personal consumption expenditure (PCE) diperkirakan sedikit moderat menjadi 2,5%.

“Dalam jangka pendek, nada yang lebih hati-hati dari the Fed pada gilirannya telah membawa pandangan yang lebih hati-hati dari sentimen risiko global di mana reaksi dapat lebih dipengaruhi oleh data pasar tenaga kerja dan inflasi AS,”

Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) akan mengadakan pertemuan terakhir tahun ini pada pekan depan. Diprediksi masih ada kemungkinan bagi bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan atau melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |