Saham BBRI Stagnan Hari Ini 19 Desember 2025 pada Sesi Pertama

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI stagnan pada perdagangan saham Jumat, (19/12/2025). Pergerakan harga saham BBRI itu terjadi di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah pada sesi pertama.

Mengutip data RTI, harga saham BBRI ditutup stagnan di posisi Rp 3.780 per saham pada perdagangan sesi pertama. Pada sesi pertama, harga saham BBRI bergejolak sempat menghijau kemudian berbalik arah melemah, dan ditutup stagnan. Saham BBRI berada di level tertinggi Rp 3.810 dan level terendah Rp 3.760 per saham. Total frekuensi perdagangan 16.317 kali dengan volume perdagangan 874.577 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 330,6 miliar. Kapitalisasi pasar saham BBRI tercatat Rp 572,89 triliun.

Berdasarkan data Google Finance, selama lima hari terakhir, harga saham BBRI menguat 3,56%.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,57% ke posisi 8.568,66. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,07% ke posisi 851,15. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.

Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG berada di level tertinggi 8.671,76 dan level terendah 8.562,88. Sebanyak 470 saham melemah sehingga bebani IHSG. 194 saham menguat dan 136 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.493.955 kali dengan volume perdagangan saham 23,2 miliar saham. Nilai transaksi Rp 15,6 triliun.

Seluruh sektor saham memerah. Sektor saham consumer siklikal dan sektor saham transportasi masing-masing turun 2,69% dan 2,36%. Selain itu, sektor saham energi merosot 0,51%, sektor saham basic susut 0,63%, sektor saham industri tergelincir 0,73%. Kemudian sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,64%, sektor saham kesehatan terperosok 0,55%, sektor saham keuangan turun 0,07%. Lalu sektor saham properti tergelincir 0,68%, sektor saham teknologi terpangkas 0,61% dan sektor saham infrastruktur merosot 1,44%.

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI akan membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp 137 per saham. Pembagian dividen interim BRI itu berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2025.

Adapun total dividen interim yang dibagikan sebesar Rp 20,63 triliun. Pembagian dividen interim tersebut sesuai keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 15 Desember 2025. Laporan keuangan hingga 30 September 2025 menjadi pertimbangan untuk membagikan dividen interim antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 40,77 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 224,87 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 337,89 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen interim BRI untuk tahun buku 2025:

• Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 29 Desember 2025
• Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 30 Desember 2025
• Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 2 Januari 2026
• Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 5 Januari 2025
• Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 2 Januari 2026 waktu 16.00
• Tanggal pembayaran dividen pada 15 Januari 2026
•  

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melakukan rebranding dengan memperkenalkan logo baru perseroan. Salah satu tujuannya yakni untuk penyegaran kepada para generasi muda, sehingga BRI tidak identik sebagai perbankan dengan citra yang terkesan tua. 

Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan, mengacu pada studi Kantar, Kadence, Nielsen, emiten berkode saham BBRI ini perlu melakukan corporate rebranding yang tetap relevan dengan perkembangan zaman. 

"BRI itu dipercaya dan mudah diakses, tapi terlalu tergantung pada citra kerakyatan. Kemudian muncul persepsi tua di kalangan segmen urban dan anak muda," ujar dia dalam Launching BRI Corporate Rebranding di Menara BRILian, Jakarta, Selasa (16/12/2025). 

"Koneksi emosional publik dengan brand masih lemah, kemudian identitas brand belum selaras dengan ekspektasi gen Z," kata Hery. 

Dalam pembaharuan ini, BRI mengubah latar belakang warna biru tua di logonya menjadi biru muda. Kemudian logo dan tulisan BRI di sampingnya pun dipasang dengan ukuran font lebih kecil. 

Hery mengutarakan, pihaknya ingin menyegarkan brand tersebut untuk membantu mengubah cara pandang masyarakat terhadap BRI agar lebih positif dan tidak termakan zaman.

"Agar dari bank yang hanya untuk melayani masyarakat kecil dan kurang terlayani, mungkin kita ingin juga bisa membantu semua orang di manapun mereka berada," imbuh dia. 

COO Danantara Donny Oskaria pada kesempatan sama menambahkan, rebranding merupakan bentuk komitmen dari perusahaan pelat merah untuk terus bisa mengikuti perubahan yang ada. 

"Sebenernya rebranding itu bukan masalah apa menjadi apa, tetapi bagi saya yang paling penting adalah ada satu pemahaman yang baik dari manajemen, bahwa setiap saat itu kita harus berubah. Bahwa yang namanya perubahan itu adalah satu keharusan," tegasnya. 

Menurut dia, perubahan itu disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah untuk menjawab tuntutan daripada pelanggan alias customer. "Perubahan daripada tuntutan ini ada sebabnya juga yang pertama karena kompetitor menawarkan hal yang lebih baik," ungkapnya.